23

1.5K 252 45
                                    


˚✩彡

"Eh Kyk!" panggilnya. "Udah kenal Diandra belum? temen sma aku. Baru pindah kesini terus ternyata satu kampus sama kamu"

Gue pura-pura tersenyum, berusaha sekali untuk menahan semua emosi. "Udah kenal kok" ucap gue. "Hai, di"

Diandra melambaikan tangan nya sambil tersenyum.

"Udah selesai urusannya?" tanya Ginting.

Gue hanya menjawab dengan anggukan, still trying my best to act normal.

"Ya udah deh, gue balik ya ndra!" katanya kepada perempuan didepan gue.

"Tunggu ting, bagi nomer dong! Siapa tau ada reuni nanti di bandung? " jawab Diandra.

Diandra mengeluarkan handphone nya dan memberikannya kepada Ginting. Menginstruksikan pacar gue untuk mengetik nomornya di bagian kontak.

Wah, disini yang orang ketiga, gue atau Diandra ya?

"Asik oke deh, bye Onik!" katanya lagi.

Gue tersenyum ke arah Diandra, lalu membalik badan. "Udah beneran? cepet juga" katanya.

Rasanya gue ingin teriak di mukanya, "MAU LAMA-LAMA, HAH?!!!"

"Iya tadi naro doang" jawab gue.

"Nostalgia banget deh ketemu Diandra" katanya sambil merangkul gue.

Tolong ini maksudnya apa ya, ngerangkul nya gue tapi mikirin nya Diandra? Batin gue.

Gue tidak menanggapi perkataannya, langsung masuk ke taksi untuk balik ke dorm.

"Asik banget ya, sama Diandra " ucap gue pelan.

"Iya nih, udah lama ga ketem—" belum selesai bicara, Ginting melirik ke arah gue. "Aku ngga ada apa-apa loh sama dia..." nadanya terdengar defensif.

Gue hanya ber-hmm-ria, sambil menatap jendela taksi.

"Cemburu?" tanya dia memecah keheningan.

Gue menggelengkan kepala lalu tertawa.
"Ngapain cemburu? Kan dia temen SMA lo doang" ucap gue, seolah-olah gue tidak tau kalau diandra merupakan mantannya.

"Lagian diem doang" katanya lagi. Perasaan gue baru diem lima menit.

"Iya, jalanan nya bagus" ucap gue asal. Malas berargumen dan malas memikirkan yang barusan terjadi di kampus.

Ngga terasa, kita udah sampai di depan dorm gie. Setelah gue membayar, Ginting langsung menarik tangan gue.

Di depan kamar, Ginting mengambil tas gue dan mencari kunci— lalu ia membuka pintu.

Dia menarik tangan gue lagi, menyentuh kedua pundak gue dengan kedua tangan nya, dan menekan pundak gue untuk duduk di pinggir kasur.

"Aku sama Diandra beneran ngga ada apa-apa" ucap dia.

"Iya tau— udah ah" kata gue, mencoba untuk berdiri.

"Jangan ngambek, Kyka" ucapnya sambil menekan pundak gue lagi, agar gue tidak beranjak dari kasur.

"Ngga ngambek! apasih"

"Iya ngga ngambek tapi cembur—"

"Ya gimana ga cemburu, abis situ seneng banget ketemu mantan" gue masih melihat ke arah lantai. Enggan untuk menatap matanya.

Ginting menghembuskan nafas, lalu duduk disebelah gue. "Kykaaaa" bisiknya, yang tentu mengundang tatapan geli dari gue. "Jangan cemburu" katanya sambil mendekat ke gue.

"Iya iya ih— ga cemburu, udah sana hush hush" ucap gue, bercanda.

"Ih serius" katanya lagi. "Gue mau romatis sekali boleh ngga"

Gue memutar mata, tentu. Bukan Kyka namanya kalo ngga muter mata.

Dia merangkul gue, lalu berkata, "Aku sama Diandra udah bener-bener masa lalu. You don't need to worry about anything" dan diikuti dengan bibirnya yang menyentuh puncak kepala gue.

Tentu, kelakuannya membuat muka gue menjadi merah. "YEEEEE BERHASIL"

Iya, setelah nyium puncak kepala gue, dia teriak disebelah kuping gue. Wow, so romantic.

Gue tertawa, diikuti dengan tawa dia. "Fail banget, masa langsung teriak" ucap gue. "Udah ah mau tidur, capek"

Ginting lagi-lagi menahan gue— lalu mengangkat suara. "Jangan cemburu, ya?"

"Iya ah, lepaas"

Akhirnya ia membiarkan gue berdiri kali ini. Gue beranjak ke toilet untuk bersih-bersih.

Keluar dari toilet, gue melihat Ginting yang sedang nemperhatikan handphone nya sambil tersenyum. Lalu ia menaruh handphonenya di meja sebelah kasur setelah melihat gue keluar dari toilet.

Ia beranjak dari sofa, dan menuju ke toilet.

Saat dia sudah menutup pintu, gue langsung menghamburkan badan ke kasur, alias surga.

Baru ingin menutup mata, gue mendengar suara handphone, yang gue yakin bukan berasal dari milik gue, karena barusan saja gue mematikannya.

Spontan gue melihat ke meja nakas di sebelah kasur, disana ada handphone Ginting.

Gue mengernyitkan dahi saat melihat notifikasi dari handphone nya.

diandra
yahhh besok balik? padahal masih mau ngobrol2 ting
nanti malem aja gimana?

˚✩彡

volunteer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang