p. s = Diandra is Alyssa's roomate
˚✩彡
Kecewa, marah, sedih— dan berbagai perasaan lain nya menyatu. Pikiran gue rasanya ga jalan, hati rasanya udah ngga bisa dikontrol.
Semenjak Alyssa bilang kalau dia ngga tidur gara-gara Diandra pulang malem, gue mengambil kesimpulan bahwa Ginting beneran pergi malam itu.
Jujur, gue bisa saja membolehkan dia untuk pergi, jika dia izin ke gue dan engga berbohong. Alyssa juga bilang, Diandra pulang membawa bunga, yang membuat gue makin hancur.
Perasaan gue ke Ginting bukan main. Emang awalnya gaada niatan buat jadi sesayang ini, tapi Tuhan berkata lain kan?
Gue berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan perasaan ini. Gue gamau dikasihanin, gue gamau jadi bahan perhatian temen-temen gue, dan gue masih punya rasa malu. Malu, kenapa? ya diselingkuhin malu lah.
Gue bisa saja langsung menghentikan hubungan gue dengan Ginting, tapi gue enggak mau. Pasti pada mau bilang kalau gue masih menunggu waktu yang tepat untuk bilang karena gue mau dia fokus buat korea open. Tapi engga. Gue yang belum siap ditinggalkan. Dan ngga tau apakah gue akan pernah siap ditinggalkan.
Cemen? iya.
Selali lagi, from all the pain he caused inside, why cant i tell him goodbye?
Dinding pertahanan yang gue bangun semenjak gue kenal ginting perlahan hancur. Dinding pertahanan yang gue bangun semenjak gue kenal yang namanya cinta, sekarang sudah roboh.
Lebay? iya.
Imi ngga jadi hal yang berat—sangat berat buat gue kalo perlakuan dia ke gue engga segitunya. Tau sendiri kan, dia gimana? iya, embel-embel gue satu-satunya mungkin emang gabener.
Apa ini gue yang bego? mau aja sama orang yang bahkan baru gue kenal belum genap sebulan. Katanya itu sih cinta.
Tapi sekarang gue engga percaya. kayaknya emang gue yang bego?
all the lies i heard him say, are in my head and just wont fade.
˚✩彡
Gue terbagun dengan kepala penat. Sekarang sudah jam sembilan malam. Gue tadi tidur jam empat— dan gue tau gue bakal bangun jam segini.
Gue berusaha untuk menyudahi kesedihan. How? ya nyemil sambil netflix lah. But first, harus ke family mart.
Gue berpakaian seadanya, hanya memakai cardigan tipis.
Di family mart, gue mengambil beberapa makanan ringan favorit gue.
"Log, Kyka?"
Gue langsung menengok kebelakang. Ngga seperti yang gue harapkan, seorang Varo muncul dibelakang gue sambil memegang satu bungkus lays.
Aduh jadi inget pas dia makan lays pagi-pagi sebelum japan open.
Eh, ngga deng. Lupakan.
"Halo, earth to Kyka" kata Varo dengan bahasa inggris yang celemotan.
"Ah elu lagi" sebagian bercanda sebagian engga. Tapi beneran ngga mood ketemu dia.
"Ngapain kyk?" tanya dia, sambil menyantap laysnya.
Aduh, beneran keinget dia.
"Nyari pacar" ucap gue asal. Lalu berjalan ke arah kasir.
"Mana Ginting?" tanya dia sebelum angkat bicara lagi. "Buset, itu makanan segentong buat siapa"
"Ginting? udah ditelen bumi" ucap gue lagi, kali ini diikuti tawaan.
Udah gila, fix.
"Lo ngapa kyk?" katanya.
"Gapapa"
"Gapapa ndasmu. Itu mata kenapa bengkak banget sih" ucapnya lagi yang membuat gue makin sedih.
Agak miris ya, Kyka.
Selesai membayar, gue berjalan ke arah dorm. Masih diikuti parasit yang daritadi nanyain gue kenapa.
"Ginting ya, Kyk?"
"Kyk, gara gara Ginting?"
"Ginting ngapain?"
Gue menarik nafas panjang, siap untuk mengomeli Varo. "Ginting genteng aja sih! berisik bego udah ah leave me aloneeee"
Varo yang tadinya mengunyah lays pun berhenti berjalan. "Dih, yaudah. Gatau aja lo, pundak gue paling enak untuk bersandar"
Gue ikut berhenti berjalan. Kalau gue curhat sama Varo, salah gak ya?
Ya udah sih, Ginting juga udah ditelen bumi.
˚✩彡
![](https://img.wattpad.com/cover/160252541-288-k149998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
volunteer
FanfictionJapan Open 2018, and everything in between started : aug 2018 , completed : feb 2019 [under maintenance + 2021 after story in progress] cover illustrated by Masashi Shimakawa