˚✩彡ginting
pagi kykaa
nanti dateng lagi ya, biar gue semangat <3Gue berusaha untuk tidak tersenyum saat melihat pesan dari dia. Mungkin maksud dia adalah untuk menggoda gue yang keciduk nonton kemarin. Ih— padahalkan harusnya gue masih marah. Gimana sih.
Hari ini gue akan pergi ke kampus untuk piano class, tapi masih jam tiga sore.
Gue mungkin akan nonton pertandingan Ginting hari ini lewat livestream, karena sudah ngga mau ngumpet-ngumpet nonton di venue lagi.
Gue rencana nya akan menetap di hotel sampe jam dua. Pengen males-malesan di kamar aja.
Jam menunjukkan pukul delapan, perut gue terasa lapar dan seperti biasa, gue akan pergi ke Family Mart.
And of course, the universe is being against me again. Di lobby gue bertemu dengan Ginting, Varo, Kevin, dan Marcus.
Dengan canggung, gue keluar dari lift dengan mata mereka yang mengekori pergerakan gue.
Gue bisa mendengar varo menghembuskan nafas dengan kencang, mungkin dia lelah.
Gue berusaha mengabaikan mereka yang masih ngeliatin gue, dan tetep keluar lobby.
"Kyka! Tunggu!" ucap seseorang dibelakang gue. Iya, Ginting.
Gue berhenti, tapi belum membalik badan. Biar dramatis, hehe.
"Gue janji dapetin gold buat lo, oke?" katanya.
Gue berbalik badan, menatap matanya sebentar, lalu tersenyum.
"Ngga usah buat janji kalo gabisa ditepatin" ucap gue.
ginting terdiam. "Good luck" lanjut gue, yang membuat dia tersenyum dan balik masuk ke dalam lobby.
˚✩彡
Setelah beberapa jam dengan kegabutan gue, akhirnya pertandingan akan dimulai. Ginting akan melawan pemain Men's singles nomor 1 di dunia. Dan gue berharap yang terbaik untuk dia.
Ginting memenangkan set pertama. Dia bermain dengan super semangat, dari tadi selalu memukulkan smash yang dapat mencetak poin. ya, bagus sih.
Interval kedua di set kedua pun mulai. Skor mereka hanya berbeda satu, dengan lawan yang memimpin angka.
Gue ngga tau apa yang sedang dipikiran oleh Ginting, tapi kelihatan nya dia sedang melawan letih agar menjadi semangat lagi.
Ginting memimpin permainan dengan skor 20-18. Gue ngga tanggung tanggungnya teriak di dalam kamar.
Tiba-tiba, lawan melakukan smash dengan kencang, dan mencetak angka.
Ginting memfokuskan pandangan nya, dan dalam hitungan detik ia memukulkan smash mematikan yang mampu membuat ia memenangkan pertandingan, memenangkan gold medal, memenangkan hat— ga deng. hehehe.
Gue senang, karena Ginting beneran mampu mengalahkan lawan yang duduk di ranking nomor satu dunia, hanya dengan dua set.
Lupa waktu, sekarang sudah pukul setengah dua, gue harus buru-buru untuk pergi ke kampus.
Gue memutuskan untuk naik taksi karna gue tau kereta akan ramai di jam-jam saat ini.
Sampai di kampus, gue bertemu dengan temen gue, Nathania. Nathania juga orang Indonesia yang kebetulan menjadi teman sekelas gue semenjak pertama kali masuk kuliah.
"Kyk, ayo! lo nomer lima!" ujarnya, menarik tangan gue ke ruang piano.
Sampai di ruang piano, gue dan nathania masih berlatih. Karena memang belum dimulai, dan kita diberi waktu untuk melakukan warm ups terlebih dahulu.
"Nat, ada yang nonton gak sih?" tanya gue ke Nathania, karena kita akan tampil di hall yang cukup luas.
"Ada kayaknya, paling orang lokal sekitaran sini" jawabnya, yang membuat gue makin nervous.
Nama mahasiswa satu-satu dipanggil. Setelah empat nama mahasiswa dipanggil, gue bisa mendengar nama gue.
" karyka riharudy! " panggil salah satu dosen gue. Emang deh, nama gue di mulut orang jepang itu jadi aneh banget.
Gue tiba-tiba mendengar suara tepukan, tapi terdengarnya hanya dari satu orang saja. Siapa coba yang mau nonton gue tes piano?
Saat masuk panggung, gue melihat muka familiar di kursi penonton paling depan.
Anjir, itu Ginting. dia ngapain disini?
Mata gue terbelakak, masih mencoba untuk senyum. Kan kalau kayak gini gue jadi ngga bisa fokus!
Saat diberi aba-aba untuk mulai, akhirnya gue mulai membaca note didepan gue dan mulai menggerakan jari-jari gue di atas piano. Trying my best to not have a breakdown because... What the hell is he doing here?!
Selesai memainkan satu halaman full dengan note, gue mendengar tepuk tangan itu lagi. Dia mengundang banyak tatapan dari orang lokal dan dosen-dosen gue.
Gue membungkuk mengucapkan terima kasih, dan langsung balik ke backstage.
Baru menghembuskan nafas lega, tiba-tiba Nathania muncul didepan gue dengan mukanya panik. "Kyk! itu ada cowo mau ketemu lu!" katanya. Gue tau jelas cowo yang dimaksud siapa.
Gue berusaha menghindar dengan langsung mengambil barang dan bal— ah telat. Tangan gue ditahan.
"Perasaan waktu itu ada yang janji bawa gold medalist ke tokyo skytree"
˚✩彡
![](https://img.wattpad.com/cover/160252541-288-k149998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
volunteer
FanfictionJapan Open 2018, and everything in between started : aug 2018 , completed : feb 2019 [under maintenance + 2021 after story in progress] cover illustrated by Masashi Shimakawa