˚✩彡Gue melalui hari dengan mood yang benar-benar hancur. Pertama, bulan tiba-tiba datang dan membuat gue makin emosi kepada semua orang. Kedua, kelas japanese music theory— kelas yang gue salah pilih waktu itu, tiba-tiba diadakan lagi. Dan terakhir, si mahasiswa baru yang katanya adalah mantan dari pacar gue sekarang, annoying parah.
Gue izin kepada Alyssa dan Lana untuk balik pulang duluan. Memang masih ada satu kelas lagi, tapi gue lebih memilih untuk netflixan di dorm.
Gue berjalan dari kampus ke stasiun, sendirian.
Sampai di stasiun, gue melongo saat melihat lautan manusia. Gue menggeram kesal, rasanya ingin terbang ke kasur aja.
"Kyka!"
Gue mendengar suara familiar dari belakang gue, yang spontan membuat gue berbalik badan.
Terlihat seorang Varo yang bediri di tengah kumpulan orang ramai seperti orang bego. Emang bego sih. hehe.
"Eh Var" ucap gue dengan nada sumbang, menandakan bahwa gue engga semangat ketemu dia.
"Ngapain lu?" tanya dia.
"Balik" jawab gue singkat.
"Bareng yok" katanya lagi, gue hanya membalas dengan anggukan. Malas berargumen.
Setelah masuk ke kereta yang ternyata lumayan sepi, gue duduk. "Gimana ginting?" tanya Varo, mengawali pembicaraan.
"B aja" males. Pertanyaan lo jelek banget, Var.
"Lu pacaran sama dia ga si?" tanya dia lagi.
Gue memasang muka sebal. "Bacot dah lu var"
Jarak stasiun kampus ke stasiun sebelah dorm gue hanya satu pemberhentian, jadi gue thankfully engga harus menghabiskan banyak waktu dengan Varo yang super annoying ini.
"Denger-denger ginting baru pernah pacaran sekali loh" kata Varo memecah keheningan lagi.
Rasanya gue ingin menumpahkan air panas ke wajahnya. Sopan ngga ngomong gitu????? batin gue.
Tapi di satu sisi, gue jadi berfikir tentang Diandra. Ah— sudahlah, gue terlalu malas untuk mikirin dia.
"Duluan, var" ucap gue beberapa saat setelah dia berbicara.
Gue mendengus kesal saat keluar dari kereta. Hari ini nyebelin parah.
Setelah berjalan kurang lebih tiga menit, akhirnya gue sampai di dorm.
Gue langsung loncat ke kasur, lalu mengecek handphone. Gue melihat banyak sekali notif di lockscreen gue, ya dari siapa lagi selain si pacar yang daritadi jadi bahan pembicaraan di kampus?
ginting
menang kykkkkk
yeayyyy
kamu dimanaginting
jawab dong euy
kykoooooo
haloooo??
ada kyka???
jahat
IHH JAWABGue tertawa kecil melihat kelakuan ginting yang mirip sama anak smp. Mungkin dia emang lagi seneng banget.
kyka
yaaaa
selamat pak👍
bawel bgt lo btwginting
wes dateng2 galak
makasiih 😘
mau vidcalllll kangenkyka
sabar gue br sampe dorm
bersih2 dlll yaginting
okaaay aku tungguin ya
langsung telfon aku kalo udahGue mengganti baju, ke toilet, lalu balik lagi ke kasur dan memencet tombol call yang ada di atas kontak Ginting.
"Haiiiii" ucapnya sambil memperlihatkan muka bahagianya.
Damn, that smile is so contagious. "Hai" balas gue sambil tersenyum juga.
"Kamu ngapain aja hari inii" tanya nya dari seberang layar.
"Ke kampus doang" jawab gue singkat. "Lo?"
"Tanding doang sih" balasnya. "kamu kenapa?" sepertinya dia bisa melihat gerak-gerik gue yang sedang badmood ini.
Gue menggelengkan kepala, enggan untuk membuat dia khawatir. Yah, geer.
"Kenapa? bete yaa?" tanya dia lagi.
Gue menarik nafas panjang, menghembuskan, lalu mengangguk malas. "Orang-orang lagi nyebelin aja"
"Cerita ajaa sama aku"
"Ngga ah, lo lanjut lat—"
"Mmm, ngga boleh dipendem sendiri. Cerita, kyka" ucapnya memotong ucapan gue.
"Tadi ada mahasiswa baru, orang indo juga, terus dia nyebelin" kata gue, berhenti sebentar. "Banget" Ginting masih mendengarkan.
"Siapa?" tanya dia.
"Ada lah— terus kelas yang gue salah pilih masa diadain lagi, ngga jelas" ucap gue.
"Jangan bete dong kyk" katanya.
"Terus tadi Varo nyebelin banget" lanjut gue.
"Varo?" baru mau menjawab iya, ginting udah mengangkat suara lagi. "Kamu ngapain sama Varo? berduaan doang?"
"Pulang, naik kereta" jawab gue dengan santai, masih belum peka sama maksud pertanyaan ginting.
"Ngapain pulang sama Varo?" tanya dia lagi.
"Kok sama Varo sih? temen-temen kamu yang lain mana?"Gue akhirnya mengerti, Ginting cemburu— ngga mau gue berduaan doang sama varo. "Ih— nggak gitu"
Baru mau menjelaskan, Ginting memutar mata yang membuat gue tersenyum. "Jangan ngambek ih, aku aja belum bilang apa-apa" ucap gue.
"Tuhkan giliran aku ngambek, kamu langsung pake aku-kamu" katanya, masih pura-pura ngambek.
"Kamu kayak bocil" kata gue sambil tertawa. "Tadi di stasiun ketemu varo, terus dia nyamperin jadi di kereta nya barengan, tapi dia nya nyebelin, terus aku tinggal deh" jelas gue.
"Hmm" katanya. "Bilang dulu sama aku, kalo jalan sama cowo lain"
gue mengangguk. "Iyaaaa maaf" balas gue, dan direspon dengan jempolnya. Gue terdiam sebentar, should i ask this question, or not?
Ah, bodo amat. Im doing this for my own sake.
"kamu tau Diandra?"
"Diandra siapa?" tanya dia, raut mukanya berubah seketika.
"Diandra dari bandung, katanya dia satu sma sama kamu" kata gue— sedikit deg-degan. I'm scared to screw things up.
"Hah? oh it— eh— aku dipanggil sama coach— nanti aku telfon balik, bentar yaa" Gue sedikit panik mendengar suaranya dari seberang sana.
"Oh oke—" call ended.
Spoiler, dia ngga menelfon gue balik sampai malam hari. I screwed, didn't i?
˚✩彡
KAMU SEDANG MEMBACA
volunteer
ФанфикJapan Open 2018, and everything in between started : aug 2018 , completed : feb 2019 [under maintenance + 2021 after story in progress] cover illustrated by Masashi Shimakawa