017 : Different Path

101 14 1
                                    

Saat itu juga Sungwoon datang. Ia melihatmu sedang beradu dengan penjahat itu.

Ia mencoba membuka pintu namun terkunci. Ia mencoba mendobraknya dan braaaak pintu itu terbuka.

Ketika hampir dua 3 langkah Sungwoon mendekat, pembunuh itu membalikkan badanmu dan menodong pisau itu di lehermu dan menghadapkanmu ke Sungwoon.

"Jangan mendekat!!" pembunuh itu panik.

"Ya, kau siapa? Apa maumu dari Ara? Mengapa kau lakukan ini?" Sungwoon mencoba mendekat lagi

"Aku bilang tetaplah disana!" Penjahat itu menekan lehermu dengan pisaunya. Darah segar mengucur lagi dari lehermu.

"Op..paaaa...to..looong.."
Kamu mulai sesak.

"Apa yang kau inginkan? Uang? Kau butuh berapa? Aku akan memberikan semuanya untukmu! Lepaskan Ara!!!" Sungwoon berteriak.

"Selesaikanlah hubungan kalian. Jika hal itu terjadi, tugasku selesai. Tidak perlu untuk membunuh perempuan ini"

"Apa? Siapa yang menugaskanmu??" Sungwoon melangkah maju.

"Ap..pa..yoo...ap..paaa.." pisau itu mengiris lehermu sedikit demi sedikit.

"Aku tidak Bercanda!!!! Jika aku bilang berhenti disana, berhenti!!!!!" penjahat ini mengiris pelan lehermu dan mundur beberapa langkah.

"Baiklah!! Baiklah!! Apa maumu sekarang?" Sungwoon melihat kamu sangat kesakitan.

"Aku..."

Daaaaaar!!!
(suara tembakan).

Pria itu ditembak oleh polisi yang sedari tadi memperhatikan perseteruan kalian.

Penjahat itu ambruk dan pisaunya jatuh. Begitu pula kamu yang limbung dan pingsan.

"Ara!!! Bagunlah..Ara!!" Kemudian Sungwoon mengangkatmu ke tempat tidur. Dokter datang dan polisi membersihkan mayat pelaku.

Manager Sungwoon tersenyum sebelum meninggalkan ruangan rawatmu.

Malam itu Sungwoon tidak bisa tidur. Ia menjagamu sepanjang malam. Ia memikirkan perkataan penjahat tadi berkali-kali.
"Jika pria itu mengaku bahwa ia ditugaskan oleh seseorang, artinya, bosnya masih berkeliaran? Hidup Ara tidak akan tenang. Begitupula denganku."

"Siapa dia? Siapa bosnya?"

Sungwoon melihatmu dalam. Perasaan bersalahnya sangat mendalam.

"Benar kata Mi Na. Ini semua salahku. Mencintaimu, berhubungan denganmu, keterlambatanku.. Jika sedari awal aku tak memaksa untuk menyukaimu, kamu pasti akan baik-baik saja.. Haruskah?" terbesit dalam pikiran Sungwoon untuk menyerah tentang hubungan kalian berdua. Selama pelaku utama pembunuhan belum ditemukan, jika kalian masih mempunyai hubungan, maka nyawamu dalam bahaya. Sungwoon dalam dilema besar.

Sepanjang malam ia hanya memikirkan hal itu. Tak mungkin menemukan pelaku utama jika pria pembunuh itu sudah mati dan tidak mungkin bertanya pada orang yg sudah mati.

"Ara...apa yang harus kulakukan untukmu?" Sungwoon menangis diatas tanganmu.

Selama 4 jam Sungwoon menunduk menangis memikirkan jalan keluar. Kemudian ia mengirimkan sms pada Daniel agar pagi itu Daniel dapat ke RS menggantikannya menjagamu.

-----------

Dipagi harinya, luka dilehermu sudah mulai membaik. Luka baru yang digoreskan penjahat itu tidak terlalu dalam. Suaramu mulai kembali walau masih serak dan sudah boleh makan melalui mulut (selama ini makananmu hanya lewat alat medis dan tidak melalui mulut). Kepalamupun sudah mulai membaik, walau belum sepenuhnya. Hanya 1, tangan kananmu yang patah yang belum ada perkembangan.

Forever And A Day (Ha Sungwoon FanFic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang