Meski kini Yuna sudah menjadi tanggung jawab Dika tapi Ayah Yuna tetap merasa bertanggung jawab penuh atas keduanya.
Ayah Yuna memfasilitasi mereka berdua sebuah rumah yang tidak terlalu mewah namun cukup untuk mereka berdua.
Meskipun sudah menikah kamar mereka pun berbeda. Kesepakatan dua keluarga bahwa Yuna dan Dika tetap harus berada di kamar yang berbeda sampai mereka lulus kuliah.
Segala kemewahan yang Yuna rasakan harus berganti dengan segala kesederhanaan. Dika dan Yuna harus berbagi tugas rumah karena mereka sama-sama kuliah.
Untuk pembagian tugas biasanya Dika yang bertugas memasak sedangkan Yuna bagian mencuci piring. Karena jika dibandingkan, Dika lebih pandai memasak dibanding Yuna.
Setiap hari minggu, Yuna mencuci pakaian sedangkan Dika bagian menjemur. Walau awalnya Yuna ngomel-ngomel, "Kenapa nggak di laundry aja sih? atau pake mesin cuci gitu?" tanpa banyak bicara Dika ikut duduk disamping Yuna membantunya mencuci pakaian.
Saat malam biasanya Yuna dan Dika sama-sama duduk di ruang tengah mengerjakan tugas kuliah masing-masing, dan tidak jarang malam hari Dika belum pulang karena ada rapat.
"Hoam," Yuna kembali mengucek matanya yang terasa berat.
Sudah dua jam Yuna berkutat dengan laptopnya begitupun dengan Dika.
Bunyi tuts keyboard sedari tadi memenuhi ruangan, tidak ada percakapan diantara mereka. Dua-duanya sama-sama sibuk dengan tugasnya.
'klek' Dika menutup laptopnya dan membereskan buku-bukunya.
Setelah selesai ia beralih pada Yuna yang tengah serius mentap layar laptop lalu membolak-balikan halaman buku.
"Masih banyak tugasnya?" tanya Dika memecah keheningan.
"Masih, ada yang gue nggak paham," Jawab Yuna tanpa menoleh ke arah Dika
Dika mengambil laptop dan buku-bukunya lalu bangkit dan pergi dari sana.
"Cih kirain mau bantuin," ucap Yuna melirik punggung Dika.
"Aduh ini kenapa masih banyak banget sih tugasnya, dosen kalo ngasih tugas ngga kira-kira. Mana harus dikumpul besok," keluh Yuna dan lagi-lagi wanita itu menguap.
"mana ngantuk banget lagi huffft."
Beberapa menit kemudian
sebuah gelas berisi kopi sudah ada disamping Yuna. Yuna mengalihkan pandanganya pada gelas tersebut dan mendapati Dika yang sudah duduk disampingnya."Aku buatin kamu kopi biar nggak ngantuk," kata Dika
"mana yang ngga paham?" lanjutnya.
Yuna sempat terdiam sejenak menatap Dika, namun tak lama ia langsung mengalihkan pandangannya pada kopi disampingnya.
"Ya ampun dari tadi kek," kata Yuna heboh langsung saja ia menyesap kopinya tanpa memperhatikan bahwa kopinya masih panas.
"A-aduh panasss."
"Pelan-pelan Sekar."
"lu sengaja ya mau ngerjain gue?"
"loh ngga Kar, kopinya emang masih panas harusnya kamu minumnya pelan-pelan tadi."
"Ya kenapa ga bilang???"
"Yaudah bentar ya aku ambilin air putih dulu."
Segelas air putih Dika berikan pada Yuna yang masih mengipasi bibirnya dengan telapak tangannya.
"ini minum."
Selesai, Yuna kembali membuka suara.
"Udah ah gue mau lanjut di kamar aja," kata Yuna sambil membereskan barang-barangnya.
"nggak mau dibantuin?"
"GAUSAH!" bentak Yuna lalu berjalan menuju kamarnya.
Dika menghela napasnya panjang lalu berucap, "Sabar Dik."
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kuliah tapi Menikah
Fanfiction"Hadeuh. Nikah tapi masih kuliah bikin tambah pusing aja." "Ada istilah bosen kuliah, tapi ngga ada istilah bosen nikah." Jadi, lebih milih Kuliah apa Nikah aja??? [Warning] Lokal-AU; Semi-Baku; Chessy abis; Little harsh-word; Romance. PG: 16 a...