Lagi-lagi Dika harus turun tangan, melihat kondisi Yuna yang kini terbaring di rumah sakit dan menolak untuk makan makanan yang berasal dari rumah sakit.
"Kenapa gak dimakan?"
"Ngga enak."
"Yuna.. "
"Ngga enak Dik, ngga ada rasanya," ucap Yuna lagi.
"Ya namanya juga makanan rumah sakit, udah pokoknya kamu harus makan dulu abis itu minum obat," ujar Dika lalu mengambil nampan makanan Yuna diatas meja.
"Tapi Dik.."
"Kali ini aja Na kamu nurut sama aku."
"Bun.." ucap Yuna lirih melirik pada Ibunya yang sedari tadi berdiri di samping Dika.
"Nurut aja apa kata Dika Na.. "
Yuna menyerah, dia sudah malas berdebat lagi dengan Dika hanya karena makanan. Tapi jujur sebenarnya Yuna tidak mau makan makanan rumah sakit yang tidak ada rasanya sama sekali itu bahkan ia juga tidak mau bermalam di rumah sakit ini.
"Bunda istirahat aja dulu ya, biar Dika yang suapin Yuna."
"Yaudah kalau gitu Bunda istirahat bentar ya," ucapnya lalu berjalan ke arah sofa bed.
Dika menarik kursi kecil yang ada dibelakangnya lalu mendaratkan tulang duduknya disana,
"Kalau mau cepet pulang harus makan yang teratur terus minum obat, memangnya kamu gak sayang sama anak kamu? sama Bunda juga? liat tuh Bunda semaleman ikut jagain kamu disini.. kasian mukanya keliatan capek banget Na."Yuna melirik ke arah Bundanya yang perlahan mulai memejamkan mata,
"sayanglah Dik.""Ya kalo gitu ikutin aja apa kata dokter, jangan ngebantah," ucap Dika sambil mulai menyuapi Yuna.
Dengan terpaksa Yuna mulai mengunyah makanan yang sudah masuk ke mulutnya, benar-benar tidak ada rasa. Dari dulu Yuna paling benci rumah sakit dari baunya, makanannya.
Dia sempat menolak untuk dirawat tapi Yuna bisa apa? karena sekarang kondisinya ia benar-benar harus mendapat perawatan yang intensif setelah terjadi perdarahan.Ya, kejadian siang itu yang entah kenapa tiba-tiba perutnya terasa sakit dan mengalami perdarahan membuatnya kini berakhir dirawat di rumah sakit.
Akibat perdarahan itu Yuna hampir saja akan melahirkan sebelum waktunya, maka dari itu untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur yang akan beresiko bagi sang bayi Yuna memilih mengikuti saran dokter untuk dirawat di rumah sakit ini.
"Nah gitu dong makanannya diabisin pinternya istriku," ucap Dika sambil mengacak pelan rambut Yuna."Bodoamat Dik," jawab Yuna masih kesal.
"Sebentar lagi suster kesini bawain obat buat kamu, abis ini aku mau pergi dulu ya ada urusan."
"Kemana?"
"Ke kampus bentar, nanti kalo udah selesai aku balik lagi kesini."
"hmm yaudah deh."
"jangan lupa minum obat terus istirahat ya," ujar Dika lalu mengecup singkat kening Yuna.
"hati-hati yaa," ujar Yuna pelan matanya mengekori Dika sampai ia benar-benar keluar dari ruangannya.
Tak lama seorang suster datang membawa beberapa obat untuk Yuna, juga membereskan peralatan bekas makannya.
"Suster?"
"Ya?"
"Saya kapan pulangnya ya?" tanya Yuna.
Suster itu tersenyum ramah, "Ibu Yuna yang sabar dulu ya, kalau kondisi Ibu dan janin yang ada di dalam kandungan Ibu sudah stabil kami pastikan Ibu boleh pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kuliah tapi Menikah
Fiksi Penggemar"Hadeuh. Nikah tapi masih kuliah bikin tambah pusing aja." "Ada istilah bosen kuliah, tapi ngga ada istilah bosen nikah." Jadi, lebih milih Kuliah apa Nikah aja??? [Warning] Lokal-AU; Semi-Baku; Chessy abis; Little harsh-word; Romance. PG: 16 a...