28

2.6K 278 58
                                    

Perkuliahan sangat padat hari ini tapi Dika tidak bisa fokus sama sekali. ia terus saja memikirkan Yuna, memikirkan kenapa hubungannya bisa jadi seperti ini.

Bangun tidur ia sudah melihat Yuna tidak ada di rumah, ditambah hari ini Yuna juga tidak masuk kuliah. Dika berulang kali menghubunginya tapi tak kunjung dijawab. Dika tahu bahwa Yuna tidak akan pergi jauh selain ke rumah Bundanya.

Ia membuka aplikasi pesan di ponselnya lalu mencoba mengirim pesan pada Yuna. Kemudian menemukan pesan yang pernah ia kirim ke Caca. Iya pesan balasan waktu itu, Dika yang mengetik bukan orang lain. Ia meremas rambutnya merasa bodoh karena telah berlaku jahat seperti itu pada istrinya sendiri.

Sungguh Dika sudah tidak bisa melanjutkan tugas yang ada dihadapannya saat ini karena percuma saja ia tetap tidak akan bisa fokus. Ia menutup laptopnya melirik jam digital ditangannya pukul delapan malam. Ia harus menemui Yuna malam ini meminta maaf padanya atas semua kesalahannya.

Kakinya berjalan melewati lorong kampus yang terbilang cukup ramai memang malam begini mahasiswa-mahasiswi pun masih berkeliaran di area kampus. Di depan gedung ia melihat Marvin yang sedang duduk di motornya sambil berbicara dengan salah satu mahasiswa yang kelihatannya adalah temannya.

"woii Dik, lu belom balik?"

"ini baru mau balik Vin.. lu abis ngapain?"

"biasaa kerkom, terus ketemu temen ukm gua tuh tadi."

"ohh gitu.. "

"oh iya Dik, itu masalah konsum buat event minggu depan kata si--"

"Vin, bentar ya ada telepon," kata Dika lalu menempatkan ponselnya pada telinganya.

"Halo? Kenapa Jih?"

Tak ada jawaban.

"Halo?"

Masih belum ada jawaban juga. Dika mengeryit heran,

"Halo, Jihan?"

"kok gaada suaranya sih?" Dika menjauhkan teleponnya memastikan bahwa panggilannya masih tersambung.

"kenapa Dik?"

"Ngga tau ini si Jihan telepon gue tapi gak ada suaranya."

Marvin bingung, "sinyalnya jelek kali."

Dika kembali mendekatkan ponselnya, "Halo Jih? Jihan?"

"HALO DIK! DIKAA! TOLONGIN GUE DIKK! TOLONG!" teriaknya dari seberang sana.

"Eh Jih, lo kenapa?"

"Buruan tolongin gue dik!! a-ada yang mau perkosa gue dik gue mohon banget tolongin gue sekarang dik" ucap Jihan lagi kini sambil menangis.

Dika membelalakan matanya kaget,
"Iya gue tolongin.  Lo dimana sekarang?"

"gu gue di di jalan belakang kampus B. tolongin gue dik gue takut banget huhuhu--AAAAAA!"

Tut-tut-tut-tut

"Jihan? halo? Jih?"

"Vin gawat, ini kita harus tolongin Jihan dia lagi dalam keadaan bahaya."

"yaudah ayo tolongin Dik."

Mereka berdua langsung bergegas pada motornya masing-masing.































Brakkk!

Bugh!

Suara dobrakan pintu terdengar beriringan dengan suara pukulan keras. Membuat si pelaku tersungkur ke lantai.

[✔] Kuliah tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang