14

2.6K 296 4
                                    

Beberapa hari setelah kepindahan Morgen. Beberapa foto dua orang laki-laki yang terlihat seperti sepasang kekasih tersebar di sosial media.
Hal itu membuat mahasiswa mahasiswi universitas nusantara geger, pasalnya laki-laki yang ada dalam foto tersebut adalah orang yang baru saja membuat kehebohan karena kepindahannya secara tiba-tiba.

Banyak yang tidak menyangka, menyesal dan kecewa. Bagaimana tidak? penampilannya yang terlihat manly membuat mereka menyangka bahwa ia lelaki normal.

"Yah ganteng-ganteng sukanya sama cowok. Pupus deh harapan gue."

"Ngga nyangka ya?"

"Yaiyalah, eh tapi bukannya dia udah punya pacar ya?"

"iya bener"

"Siapa nama pacarnya?"

"Ayu siapa gitu."

"Ayuna bukan?"

"Nah iya bener tuh si ayuna."

"Terus gimana ya si ayuna. Kecewa banget pasti tuh dia."

Topik yang sedang hangat beberapa hari ini membuat Yuna benar-benar muak, sedari kemarin ia sudah mulai menghadiri kelasnya namun tak seperti biasanya yang banyak bicara Yuna memilih diam, hanya berbicara ketika dirasa perlu, merasa ada yang aneh dengan temannya Caca dan Dami akhirnya mengerti setelah berita ini benar-benar tersebar.

Berita ini pun menjawab pertanyaan Dika, jadi karena ini Yuna sampai sesedih itu? karena ini Yuna semalaman mengurung diri di dalam kamar?

Dika buru-buru mencari Yuna setelah jam kelasnya selesai, ia ingin tau bagaimana keadaan Yuna sekarang juga.

Mereka tidak tau kalau topik yang mereka bahas menyakiti hati Yuna, secara tidak langsung wanita itu mengingat lagi saat-saat Morgen mengakui kenyataan pahit di depan muka Yuna.

Yuna menggengam erat buku-buku ditangannya tak peduli akan hirauan orang lain ia ingin pergi sejauh mungkin.

Sebuah suara sedari tadi memanggil namanya, Yuna tau itu pasti suara Dika. Yuna mempercepat langkahnya untuk saat ini Yuna tidak mau bertemu siapapun, termasuk Dika.

Bukan Dika namanya jika lantas menyerah ia mengejar Yuna yang sudah sampai ke gedung fmipa, langkahnya yang besar mampu mensejajarkan posisinya dengan Yuna. Ia pun kemudian menarik tangan wanita itu untuk berhenti.

"sekar tunggu!"

Yuna terpaksa berhenti, dihadapannya sudah ada Dika yang kini masih menahan pergelangan tangannya. Dika dapat melihat jelas mata Yuna sudah berkaca-kaca sekarang.

"apasih Dik??!"

"kamu mau kemana sih?"

"gue mau pulang."

"kalo kamu mau pulang, ayo sama aku."

"ngga mau, gue mau pulang sendiri."

"Sekar, aku udah tau semuanya sekarang"

"ㅡaku udah tau soal Morgen dan aku tau ini pasti menyakitkan buat kamu, tapi kamu ngga bisa pendam ini sendiri kamu harus cerita sama aku, aku minta tolong sama kamu, kamu jangan kaya gini ya?" ucap Dika pelan.

"sekar, kamu percaya kan sama aku?"

Yuna menatap mata Dika, sorot matanya tidak pernah berbohong.

Intuisinya juga menolak
pikiran buruk tentang lelaki ini.

--------------------------------
Dika mengajak Yuna ke atap perpustakaan pusat universitas nusantara yang letaknya lumayan jauh dari gedung FEB, tempat yang tidak banyak dikunjungi orang karena bagi mereka tidak ada yang menarik diatas sana, tidak seperti di taman lingkar atau di tanah berumput depan gedung rektorat yang selalu ramai lagipula untuk sampai kesana harus menaiki lift sampai lantai lima.

[✔] Kuliah tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang