31

2.7K 276 24
                                    

Liburan semester telah tiba, PR Dika kini adalah menyiapkan keperluan pesta pernikahan. Dan menyiapkan keperluan pesta pernikahan tidaklah semudah yang Dika kira.

Gara-gara ini sekarang Yuna jadi ngambek, ia sudah malas memilih gaun pengantin karena menurut Dika beberapa pilihan gaun pengantinnya kurang cocok. 

"udahlah lo aja sana yang pilihin bajunya, gue udah males!"

"tadi kan kamu yang minta pendapat aku soal bajunya..menurut aku ya itu kurang cocok. Mending kita cari lagi ya?" 

"Gamau capek!"

Dika menghela napasnya pelan, memutar otak memikirkan cara agar Yuna mau kembali memilih gaun pengantinnya.

Setelah dibujuk membeli es krim sepulangnya nanti, akhirnya Yuna kembali memilih gaunnya. Kini Dika tidak terlalu mau ikut campur dalam memilih daripada nanti ujungnya ngambek lagi.

Setelah selesai memilih gaun pengantin, mereka pergi menuju kedai es krim. Tidak tanggung-tanggung Yuna memesan lima cup es krim berukuran sedang. Dika membulatkan matanya saat mendengar pesanan Yuna,

"Apa? Gaboleh lagi? Yaudahlah kalo gaboleh gue mau langsung pulang aja!"

"Bukannya gaboleh, kamu pesen segitu emangnya abis?"

"abis kok."

Tak butuh waktu lama, pesanan mereka tersaji di meja. Dan benar saja Yuna berhasil menghabiskan lima cup es krim itu sendiri.

"semuanya jadi berapa mba?" tanya Dika pada penjaga kasir setelah mereka selesai memakan es krimnya.

"120 ribu ya kak."

"eh? 120?"

"iya satu cupnya 20 ribu kak. kalo 6 jadi 120 ribu."

120 ribu untuk es krim??

"Dik tambah satu lagi boleh gak? buat di rumah. Boleh ya? Plissss," kata Yuna sambil memohon dan menampilkan puppy eyesnya.

Kalau sudah begini Dika menyerah ia lemah sekali melihat Yuna seperti itu.

"yaudah, satu lagi ya mba."

"totalnya jadi 140 ribu ya kak. mohon ditunggu."

"yeayy, makasih yaa dikuuu," kata Yuna girang.

Dika tersenyum tipis, tidak apalah kantongnya harus terkuras yang penting kini mood Yuna sudah membaik.  Buktinya sekarang ia sudah dapat tertawa dan menampilkan senyum cerahnya.

bucin detected.

***

Waktu terasa begitu cepat, setelah berbulan-bulan mereka mempersiapkan segala keperluan untuk pesta pernikahannya kini saatnya tiba. Pesta pernikahan yang digelar di salah satu gedung itu sudah nampak ramai.

Disisi lain, Jihan yang hadir dengan gaun hitamnya belum juga memasuki gedung acara tersebut ia masih saja memandangi dari luar keramaian yang terjadi di dalam. Hingga seseorang menepuk bahunya ia tersadar,

"ngapain diem disini? Ayo masuk," ucap pria yang datang bersamanya.

Jihan nampak ragu, namun akhirnya masuk juga setelah pria itu menarik pelan tangannya.

Dari kejauhan mereka dapat melihat jelas, senyum cerah yang terpatri pada kedua mempelai. Jihan menunduk, mengepalkan tangannya.

"lo kenapa? sakit?" tanya Marvin pria yang kini berdiri disampingnya, pria yang mengantarnya sampai sini.
Setelah kejadian waktu itu, Marvin jadi sering berada dalam kehidupan Jihan entah atas dasar apa, pria itu merasa ingin melindungi Jihan setelah tau apa yang pernah dialami wanita itu.

"ngga, ngga sakit."

"yaudah kalo gitu yuk kita temuin mempelainya." 

"tapi Vin... "

"lo pasti bisa, ayo.. " sambil menarik tangan Jihan untuk menghampiri keberadaan Yuna dan Dika.

Kecanggungan terjadi saat Jihan berada diantara mereka.

"selamat untuk yang kedua kalinya bro, semoga cepet dapet baby hahaha.. " ucap Marvin.

"Aamiin Vin.. "

"Selamat ya Dika dan Yuna," kata Jihan yang berdiri di belakang Marvin.

Yuna melirik Dika sebentar sebelum menjawab, "iya makasih." 

Tanpa disadari Jihan langsung memeluk Yuna membuat Yuna terkejut,

"Lo menang, maaf untuk semua kekacauan yang pernah gue buat," bisik Jihan pada Yuna. 

Setelah mengucapkan itu Jihan melepaskan pelukannya melihat Yuna yang masih terdiam.

Melihat situasi yang masih terlihat canggung antara Yuna dan Jihan. Marvin berinisiatif menghapus kecanggungan tersebut,

"Ah iya gue juga mau foto ni sama mempelainya. Jih ikut foto juga ya??"

"Gue? ikut foto?"

"iyalah, mas tolong fotoin ya," ujar Marvin pada sang photographer.

Jihan berdiri tepat disamping Yuna, dan Marvin yang berdiri disamping Dika. Walau awalnya terlihat sulit melihat Dika,  orang yang ia cintai begitu bahagia bersama Yuna tapi mau tidak mau Jihan harus terima. Toh dari awal semuanya memang sudah salah.

Sudah jelas, kalau Dika memang bukanlah jodohnya. Sekilas ia melirik ke arah Marvin yang sedang tersenyum ke arahnya entah kenapa senyum Marvin itu sukses membuat Jihan jadi salah tingkah.

"Kak Marvin gantian dong, kita kan juga mau foto," seru Soni dari bawah.

"tau lama amat lo Vin gue juga belom foto nih," tambah Caca

"Yaelah gue baru bentar fotonya kaliiii."

"Yaudah sih mending rame-rame aja fotonya... " sahut Jovan

"nah iya tu bener.. ehh ayoo pada foto barengan yok," seru Soni memanggil yang lain.  Mereka langsung buru-buru naik ke atas pelaminan mencari posisi yang pas untuk berfoto. 

"mas fotoinnya yang cakep ya.. "

"mas sayanya udah bagus belom?"

"mas saya udah ganteng kan?"

"mas saya jangan sampe keliatan gendut ya!"

Begitulah celotehan teman-temanya sebelum berfoto. Yuna melirik ke arah Jihan dan pandangan mereka bertemu membalas senyuman Jihan yang terlihat tulus membuat hati Yuna merasa lega sepertinya dia memang benar ingin berubah. Tatapannya beralih saat Dika  menggandeng tangannya.
Ketika semua sudah bersiap pada posisinya masing-masing sang photografer memberi aba-aba,

"siap semua yaa.. satu..  dua..  tiga.. "

"CHEESE!"

Senyum dan tawa bahagia sedetikpun tak lepas dari bibir Yuna. Hari ini, disini, ia bahagia sekali. Di pesta pernikahannya bersama orang-orang terkasihnya. Sesaat memorinya kembali terputar pada prosesi akad yang sudah terlewat hampir satu tahun lalu.

Bersama Dika orang yang dulu dengan lantangnya berikrar pada Tuhannya untuk menjaga dan mencintai Yuna sampai kapanpun. Dihadapan orangtuanya, disaksikan orang banyak. Suasana penuh haru yang tak pernah Yuna lupakan apalagi ketika itu Dika  berusaha keras terlihat tenang padahal Yuna yakin kalau ia sangat gugup.

Namun hari ini Dika nampak sangat bahagia, begitupun dengan Yuna.
Ia juga bersyukur karena masih dibersamakan dengan orang yang sama tetapi dengan perasaan yang berbeda.

::tbc::

akutu pengen banget up cepet, tapi sulit.
btw, jangan lupa vote y biar aku semangat.  thankcu ♡

[✔] Kuliah tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang