"Astagfirullah"
"Kenapa Dik?"
Dika mengecek ponselnya yang ada di saku jacketnya, sudah ada 18 panggilan tak terjawab, 4 pesan belum terbaca dan itu semua dari Yuna. Dika lupa menonaktifkan mode silent pada ponselnya, alhasil ia tidak tau kalau Yuna sudah menelfonnya sebanyak itu.
"Aduh gue lupa lagi."
"Lupa apa sih Dik?"
Lupa menjemput Yuna.
Sekali lagi Dika tidak mungkin mengatakan soal Yuna kepada Jihan.
"emm gue lupa ada janji sama Marvin."
"Marvin yang anak ilkom itu?"
"Iyaa, aduh gue nggak bisa lama-lama nih.. Emm
Jih gue duluan ya sorry," ucap Dika sambil membereskan barang-barangnya."Iya Dik ngga papa, hati-hati ya Dik."
----------------------------------
"Lo kemana aja selama dua minggu ini hah?"
"aku belum nanya kabar kamu, kamu gimana kabarnya Yuna?"
"Ish ditanya malah balik nanya, jawab aja pertanyaan gue kenapa sih!"
"iya aku jawab tapi kamu tenang dulu dong, tenang yah." ucap Morgen sambil mengusap rambut Yuna pelan membuat wanita itu sedikit meredam emosinya.
"hm jadi sebenarnya akuㅡ"
------------------------------------
Sebelum Yuna benar-benar pulang naik taksi, Dika sudah berada disana. Dika pasrah kalau Yuna akan memarahinya, toh memang dia yang salah. Tapi saat menemui wanita itu, Yuna hanya memasang wajah datar dan berkata, "Dik, ayo pulang!"tanpa kata umpatan atau makian pada Dika wanita itu berjalan mendahuluinya.
Dari pulang mall tadi sampai sekarang, Yuna hanya diam saja, menonton televisi pun dengan tatapan kosong membuat Dika semakin khawatir, semarah itukah ia sampai-sampai tidak mau bicara dengan Dika?
Dika mencoba memberanikan diri untuk berbicara dengan Yuna.
"Sekar, kamu kenapa?" tanyanya hati-hati
"Nggak apa-apa."
Dika duduk disamping Yuna, memandang wanita itu dari samping.
"Kamu belum makan dari tadi siang, makan dulu yuk."
"Gue ngga laper.."
"Tapi kalo ngga makan nanti kamu sakit."
"Lo kenapa perhatian banget sih sama gue?"
"aku kan suami kamu, udah seharusnya aku perhatian dan sayang sama kamu." jawab Dika pelan.
"sayang? tapi gue nggak!"
Setelah mengatakan kalimat itu Yuna berjalan ke kamarnya.
--------------------------------
"Sebenarnya aku.... maaf Yuna aku ngga bisa lanjutin hubungan kita."
"maksudnya?"
Sungguh Yuna tidak benar-benar bodoh dia mengerti apa yang dimaksud Morgen. Ia hanya ingin benar-benar memastikan perkataan lelaki ini.
"Aku mau jujur, tapi cuma sama kamu. Plis kamu jangan kasih tau siapa-siapa ya."
Dahi Yuna mengkerut matanya mulai memanas.
"Aku bingung harus bilang darimana, yang jelas kalo aku disuruh milih aku bakal milih Chandra daripada kamu." aku Morgen.
"Chandra???"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kuliah tapi Menikah
Fanfic"Hadeuh. Nikah tapi masih kuliah bikin tambah pusing aja." "Ada istilah bosen kuliah, tapi ngga ada istilah bosen nikah." Jadi, lebih milih Kuliah apa Nikah aja??? [Warning] Lokal-AU; Semi-Baku; Chessy abis; Little harsh-word; Romance. PG: 16 a...