Sinta dan Soni terus saja melirik satu sama lain, kala Dika kembali mencoret lembar demi lembar proposal sponsornya. Sinta bersusah payah menelan salivanya, ia sangat yakin pasti banyak sekali kesalahan disana.
"Ck, Sinta sebelum kamu bikin ini dicek dulu ngga sih?"
"Hm, dicek kok kak."
"Tapi banyak salah. Di tulisan waktu pelaksanaan aja kamu salah tanggal. Terus di bagian pembukaan, terus di bagian rancangan keuangan juga salah. Emangnya Jihan ngga kasih rancangan keuangannya?"
"Kasih kak."
Dika menutup proposalnya, lalu mengembalikannya pada Sinta.
"Coba kamu liat aja sendiri, banyak kesalahan disitu. Pantes aja kalo proposal kita ditolak kemarin."
Sinta mengambil proposal itu dengan takut-takut. Lalu merutuki dirinya sendiri yang tidak terlalu teliti sampai membuat Dika terlihat marah seperti sekarang ini. Kejadian langka bagi Sinta melihat seorang Dika marah.
"Maaf kak, nanti saya benerin lagi," ucap Sinta.
Setelah keluar dari ruangan yang terasa mencekam, Sinta menghela napas lega.
"Fyuhhh."
"Gila, Kak Dika kenapa sih kok kayaknya dari kemaren lagi sensi gitu yak?"
"Ya wajarlah Son, emang guenya ngelakuin kesalahan."
"Tapi Sin, kalo diliat-liat ngga cuma hari ini dia kaya gitu kemarin aja mukanya asem banget apa lagi ada masalah rumah tangga kali ya?"
Sinta berpikir sejenak, "hm bisa jadi sih, soalnya kemarin-kemarin kan kak Yuna ikut kesini. Kok sekarang udah ngga pernah kesini lagi ya?"
"Nah itu dia Sin yang gue heran."
"Kira-kira masalah apa ya Son yang menimpa rumah tangga mereka?"
"Apa ada pelakor kali ya?"
"Ihh bisa jadi Son! Kaya tante gue njir curhat ke gue katanya di rumah tangganya tuh ada pelakor gitu makanya sekarang om ama tante gue lagi musuhan."
"Ihh kok gitu sihh parah banget dehh, gue sebel banget tau sama pelakor-pelakor gitu."
"Sama gue juga, bisa ngga sih kita musnahin aja sebel banget gue."
"sebel kenapa Sin?" tanya seseorang yang membuat keduanya menoleh.
"ehh kak Jihan, ngga kok kak tadi cuma lagi bergosip ria aja soal pelakor hehe."
"emang sinta doyannya gosip kak," sahut Soni.
"lo juga samanya."
Sedangkan Jihan terpaku mendengarnya.
"Ohh?gitu."
"Kak Jihan mau nemuin kak Dika ya?"
"Iya."
"Yaudahh kalo gitu kita duluan ya Kak. Daah."
Jihan memasuki ruang rapat yang hanya ada Dika di dalamnya karena memang sebenarnya kegiatan sudah berakhir dari tadi. Jihan memasuki ruangan tersebut dan melihat Dika dengan tampang kusutnya.
Jihan mengambil duduk di sebelah Dika,
"Lo nggak pulang Dik?" tanyanya.
"Nanti aja Jih masih ada yang harus gue kerjain."
"Oh iya tadi si Sinta sama Soni kenapa?"
"Itu urusan proposal sponsor.. banyak kesalahan disana padahal biasanya ngga kaya gitu.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kuliah tapi Menikah
Fanfiction"Hadeuh. Nikah tapi masih kuliah bikin tambah pusing aja." "Ada istilah bosen kuliah, tapi ngga ada istilah bosen nikah." Jadi, lebih milih Kuliah apa Nikah aja??? [Warning] Lokal-AU; Semi-Baku; Chessy abis; Little harsh-word; Romance. PG: 16 a...