Yuna meletakkan segelas susu hangat di atas meja, lalu kembali memposisikan dirinya duduk di depan Dika.
"nih di minum dulu."
"makasih ya," kata Dika lalu meminum susu hangat buatan Yuna.
"jadi... tadi lo nolongin siapa dik? sampe luka-luka gitu."
Dika yang masih meminum susunya kemudian berhenti ketika mendengar pertanyaan Yuna, ia lalu menaruh kembali gelasnya di atas meja. Ragu untuk berkata yang sebenarnya tetapi ia tidak mau sedikitpun membohongi Yuna.
"ohh.. tadi itu nolongin..."
"Jihan."
"Jihan?"
"hm jadi gini, tadi pas aku mau pulang aku ditelepon sama Jihan awalnya ngga ada suaranya terus tau-tau dia nangis sambil minta tolong akhirnya aku tolongin dia dan ternyata bener dia lagi mau dilecehin. Aku juga nolongin dia ngga sendiri aku kesana sama Marvin," jelas Dika ia tidak mau terjadi kesalahpahaman lagi karena barusan saja mereka baru berbaikan.
"terus sekarang Jihan gimana?"
"dia udah dibawa kerumah sakit, dia masih shock sama kejadian tadi."
"terus kok dia bisa digituin?"
"aku juga belum tau pasti tapi yang jelas pelakunya itu mantannya sendiri."
Yuna menghela napas pelan, "kasian jihan, hm besok kita jenguk dia ya?"
Dika berkerut kening ekspetasinya tentang Yuna yang akan marah padanya berbanding terbalik, justru Yuna malah berempati padanya.
"kamu beneran mau jenguk dia?"
"iya, boleh kan?"
"ya boleh sih, yaudah besok kita jenguk dia di rumah sakit ya."
***
Perlahan Jihan membuka kedua matanya menampilkan langit-langit kamar yang serba putih. Matanya melihat ke sekeliling, ini bukan di kamarnya melainkan di rumah sakit.
Jihan memposisikan tubuhnya menjadi duduk lalu menghela napasanya pelan, sambil mengingat kejadian kemarin. Kejadian mengerikan dalam hidupnya, ia kembali memejamkan matanya sekejap. Merasa sedikit lega karena kejadian itu tidak terjadi namun bayang-bayang itu masih tersimpan dalam memorinya. Air mata kembali membasahi pipinya.
"Dasar bajingan," kata Jihan entah pada siapa.
Pintu terbuka, buru-buru Jihan menghapus air matanya.
"Jihan, kamu udah bangun?" tanya ibunya memasuki kamar Jihan yang disusul beberapa orang di belakangnya.
"Udah Ma."
"Liat ada temen-temen kamu nih mereka mau jengukin kamu."
"temen?" Jihan merasa heran. Teman yang mana? Dia bahkan tidak punya teman dekat di kelasnya.
"kalian?"
Jihan merasa kaget saat melihat bahwa yang datang adalah Mina dan Marvin. Terlebih ada Dika dan Yuna.
"Assalamualaikum Jihan, gimana keadaan kamu?" tanya Mina.
"waalaikumsalam mina, gue udah baik-baik aja kok."
"syukur deh, aku sempet panik pas denger kabar kamu, tapi untungnya kamu baik-baik aja."
"iya Min, makasih ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Kuliah tapi Menikah
Fanfic"Hadeuh. Nikah tapi masih kuliah bikin tambah pusing aja." "Ada istilah bosen kuliah, tapi ngga ada istilah bosen nikah." Jadi, lebih milih Kuliah apa Nikah aja??? [Warning] Lokal-AU; Semi-Baku; Chessy abis; Little harsh-word; Romance. PG: 16 a...