7

2.8K 292 8
                                    

[!!!] sedikit percakapan 17+ mungkin(?)

-------------------

"Jadi gimana Yun, lo sama Dika?" tanya Caca pada Yuna disela-sela makannya.

Iya sekarang mereka bertiga; Yuna, Caca dan Dami sedang makan di kantin fakultas.

"gimana apanya?" jawab Yuna nada bicaranya agak meninggi, dia memang begitu apa yang berkaitan dengan Dika pasti selalu menanggapinya dengan sensi.

"udah 'anu' belum?" tanya Caca iseng, Dami yang tengah asyik dengan baksonya terpaksa berhenti.

"anu apa sih gue gangerti???"

"ih sok polos deh."

"emang gue masih polos kali,  udah ah gue mau makan gausah ganggㅡ"

"masa nggak ngerti sih, maksud Caca itu lo udah bikin anak belum?"

Plak

Caca memukul lengan Dami "Kalo ngomong ngga disaring nih anak vulgar banget."

"Lah gue ngomong apa adanya, lagian emang kek gitu vulgar?"

"iyalah, gue udah pake kata-kata halus seperti anu, Yuna nya aja yang sok polos."

"kalau emang dia ngga ngerti gimana hayo? lagian anu kan satu kata berjuta makna."

"masa nggak ngerti sih? dia kan pacarnya Morgen pasti ngerti lah."

"udah-udah bacot banget sih, gue siram pake kuah bakso juga lu berdua," kata Yuna marah.

Keduanya pun diam.

"lagian apa hubungannya gue yang udah gak polos lagi sama Morgen?"

"Ya lo kan tau Morgen anaknya begitu, rada menyimpang kan dia," Jawab Caca

"Kata siapa?"

"Kata Caca tadi" jawab Dami

"Ya lo kan sering absen cuma buat pacaran sama Morgen, kita kira lu udah ngelakuin hal yang macem-macem."

"Ya ampunn, iya sih emang gue sering absen, abis gue males pusing tau kuliah terus, tugas banyak, dosen gajelas dan kebetulan juga Morgen ngajakin jalan ya gue mau lah."

"Dan inget ya gue cuma jalan ngga ngapain-ngapain sama dia."

"Iya deh iya, terus gimana lo sama Dika serius nanya ini gua."

"Kamar gue sama dia masih misah lagian lo pengen tau banget sih Ca.. Yang gue pikirin sekarang ini bukan Dika tapi Morgen udah dua minggu nggak ada kabar."

Dami dan Caca saling pandang, merasa aneh dengan Yuna padahal sudah punya suami tapi masih memikirkan laki-laki lain.

"Lo udah kerumahnya?"

"udah Ca tapi nggak ada orang."

"terakhir lo jalan sama dia kapan?"

"hmm ntahlah udah lama banget Dam, sebelum gue nikah."

"Sebenarnya kalian udah putus belum sih?"

"Ya belum Dam."

"Hhss rumit!"

"Udah sih, nggak usah dipikirin lagi laki-laki kaya gitu tuh cuma bawa pengaruh buruk buat lo, jelas -jelas udah ada Dika sosok laki-laki yang nyaris sempurna," ucap Caca.

"Lo nggak ngerti masalahnya Ca... gue nggak pernah suka sama Dika, dia bukan tipe gue."

"Jadi tipe lo yang kaya siapa? Morgen? Terima aja jodoh yang udah dikasih Tuhan buat lo Yun.  Lagian Dika itu laki-laki baik kok. Lo ngga bakal nyesel dapetin dia." 

"Bener juga kata Caca, gue kalo jadi lo lebih milih Dika. Ga kalah ganteng ah dari Morgen."

"Gue bukannya mau sok gimana ya, gue cuma berpikir realistis aja.. Ya emang sih masalah hati nggak bisa dipaksain tapi coba lo liat sekarang,  Morgen nggak ada kabar,  lo ngga tau apa yang dia lakuin di luar sana. Sedangkan Tuhan udah menetapkan garis takdir lo bersama Dika. Jalani aja apa yang ada sekarang lagian dengan begitu lo jadi rajin kuliah lagi, orangtua lo bangga, dan ada orang yang selalu kasih lo perhatian, yaitu Dika. Syukuri aja Yuna!"

"Tau. Kalo mengutip ayat Al-Quran nih ya, Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?" tambah Dami.

"Wesss anjir, tau dari mana lo ada ayat begitu? biasanya juga taunya bahasa kebun binatang," kata Caca.

"Ga, mau tobat gua biar dapet jodoh kaya Dika."

"Aamiin deh ya," kata Caca lalu kembali fokus pada makanannya begitupun dengan Dami.

Sedangkan Yuna sibuk merenung perkataan dua temannya.

tbc

[✔] Kuliah tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang