File. 8 #Love

45 9 17
                                    

Hari yang cerah menyambut kota Seoul. Semua orang tampak bersemangat melakukan aktifitas mereka. Pagi yang cerah memang sangat berpengaruh terhadap mood setiap orang. Namun berbeda dengan gadis satu ini, sebut saja dia Nam Da Hyeon. Dia tampaknya tidak menikmati pagi yang cerah ini, sambil berjalan menelusuri trotoar gadis itu menghentakan kaki dan memasang wajah cemberut.

"Eomma ini kalau menyuruhku belanja, seperti ada acara pernikahan saja. " gumam gadis itu bersungut-sungut. Ia mengeluarkan gulungan kertas dari tasnya lalu membuka gulungan tersebut. Sungguh luar biasa, gulungan itu memanjang sampai menyentuh tanah yang Da Hyeon pijak.

Gadis itu meringis, ibunya ini sungguh tidak bercanda. Mungkin lama kelamaan Da Hyeon akan mendaftarkan sang ibu ke Guinness Book of World Records dengan daftar belanjaan terbayak di dunia.

Da Hyeon mendengus kasar, ia menggulung daftar belanjaan itu lalu melanjutkan langkahnya. Mau bagaimana lagi, dia anak tunggal, tidak ada siapapun yg bisa disuruh sang ibu kecuali dirinya.

***

Dilain tempat, di sebuah gang sempit tempat Mina biasa nongkrong, terlihat banyak orang disana termasuk Mina dan Suga. Mereka sedang mengobrol dan sesekali tertawa. Hari ini adalah hari kedua Mina dan Suga menjadi sepasang kekasih, itulah kenapa disana banyak sekali orang, anak buah Mina dan Suga sedang merayakan bos-bos mereka yang sudah berpacaran.

"Aigoo kalian cocok sekali!" ucap anak buah Suga dengan rambut cat biru. Sepasang kekasih baru itu hanya tersenyum menanggapi celotehan lelaki tersebut. Sesekali Mina menatap Suga yang duduk disampingnya.

Baru pertama kali ia merasa begitu senang, perasaan senang ini sungguh terasa berbeda. Mungkin karena ia tidak pernah pacaran ia jadi tidak tahu bagaimana rasanya berpacaran. Ia merasa benar-benar lengkap dengan kehadiran Suga.

"Nuna! " panggil anak buah Suga yang membuat Mina langsung tersadar dati lamunannya dan mengalihkan pandangan kepada anak buah Suga tersebut. Mulai kemarin anak-anak buah Suga sudah menetapkan mereka akan memanggil Mina dengan sebutan Nuna, jadi Mina harus membiasakan diri.

"Nuna, lain kali dengarkanlah Suga Hyung memainkan piano, dia jago sekali lhooo. " mendengar itu Mina langsung menatap Suga dengan tatapan tak percaya. "Jeongmal? Kau bisa bermain piano? " tanya Mina ingin memastikan kebenarannya.

Suga tersenyum melihat bagaimana antusiasnya Mina, ia bisa lihat dengan jelas ketertarikan gadis itu dari binar di matanya.

Suga mendaratkan tangan dikepala Mina lalu mengusap kepala gadis itu pelan. Ia mungkin harus lebih terbuka kepada Mina mulai sekarang.

"Nde, lain kali aku akan memainkan sebuah lagu untukmu." senyuman yang biasanya tidak Mina tunjukkan pada orang lain kini merelah ketika ia mendengar apa yang baru saja dikatakan Suga. Ia sunggu tidak sabar menunggu waktu itu tiba.

Ia sangat ingin melihat bagaimana lelaki yang baru saja mengisi hatinya itu memainkan sebuah lagu untuknya...

***

"Huh?? Gagal lagi?? " pekik Soora begitu melihat Nyonya Goo memcoret foto seorang lelaki dan melempar foto itu ke atas meja. Di atas meja juga sudah banyak foto yang berserakan dan semuanya sudah diberi tanda silang oleh Nyonya Goo.

Wanita paruh baya itu menghempaskan punggungya ke sandaran kursi, ia berencana untuk menjodohkan Mina agar putri bungsunya itu behenti melajang dan pergi ke tempat-tempat tidak jelas. Tapi, ia sudah berkeliling komplek dan semua pemuda di komplek tidak ada yang mau.

"Aku heran, kenapa tidak ada satupun lelaki yang mau dengan Mina? " ucap Soora sambil menatap satu-per-satu foto diatas meja dengan tatapan miris. "Yak, aku sudah mendatangi rumah mereka satu-per-satu dan mereka tidak mau." ucap Nyonya Goo lemas. Ia sudah kehabisan calon dan mungkin ia harus mencari calon ditempat lain.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang