"Jungkook-ssi, anda harus segera ke altar. " tegur maid itu sekali lagi, namun Jungkook sepertinya belum mau menghentikan perang tatapan misteriusnya dengan Jimin.
"Aku ikut berbahagia, kawan. " lelaki berjas putih itu sedikit menepuk bahu Jungkook sembari tersenyum. "Terima kasih. " balas Jungkook lalu menghentikan perang tatapan dingin itu lalu berbalik dan melangkah menuju altar.
Disana, Jimin hanya tersenyum kecil sembari menatap punggung Jungkook yang semakin menjauh. Namun, senyuman kecil itu nampaknya menyembunyikan sesuatu.
Lantunan lembut piano mengisi kehidmatan para tamu beserta mempelai pria yang saat ini sedang menunggu di ruang utama yang akan menjadi saksi acara sakral tersebut. Ruangan itu sudah dihias dengan sedemikian rupa. Bernuansa serba putih dengan tema negri dongeng membuat para tamu sangat termanjakan dengan pemandangannya.
Sesekali Jungkook menghela napasnya, ia sungguh merasa sangat gugup dan degup jantung yang mendadak berubah jadi cepat membuat dada pemuda itu sesak. Ia melempar pandangan kepada seluruh tamu yang datang untuk menyaksikan pernikahannya, ketika sepasang mata Jungkook menatap sosok sang ibu yang sedang tersenyum lembut, ia tersenyum dan tiba-tiba saja rasa gugupnya sedikit berkurang.
Ketika sang pendeta memperbolehkan mempelai wanita memasuki altar, seluruh perhatian para tamu begitu pula perhatian Jungkook langsung teralih kepada sosok wanita yang berdiri diujung red carpet. Terpana, itulah kata yang mampu mendeskripsikan ekspresi seluruh tamu yang ada disana.
Mina didampingi oleh Nam Joon mulai berjalan pelan melewati red carpet. Mina juga gugup, wajahnya terasa begitu beku, lehernya juga terasa sangat kaku sampai-sampai ia tidam bisa menoleh dan tersenyum kepada seluruh tamu, mempelai pria, dan kameramen yang sibuk memotretnya.
Nam Joon yang menggandeng Mina sampai dapat merasakan kegugupan adik iparnya ini. Ia menggenggam lembut tangan Mina sehingga gadis itu mendongak kearahnya.
"Gwaencanha. " bisik Nam Joon disertai senyuman lembut yang entah kenapa membuat Mina sedikit tenang. Gadis itu mengangguk pelan kemudian mereka kembali melanjutkan langkah menuju altar tempat Jungkook menunggu.
Mina kali ini mengangkat kepala, ketika tatapannya bertemu dengan Jungkook wajah Mina langsung merona. Mau tidak mau ia harus mengakui betapa tampan pemudah itu dengan balutan tuxedo-nya.
Jungkook juga merasa tidak menyangka kalau gadis brandal seperti Goo Mina akan tampil secantik ini dihari pernikahan yang bahkan tidak dikehendakinya. Mina benar-benar tampak seperti seorang putri negri dongen dengan semua hiasan yang menghiasi tubuh rampingnya.
Meskipun kaku, Mina mencoba untuk tersenyum. Ketika sampai di altar, Jungkook mengulurkan tangannya untuk menyambut sang mempelai wanita dan wanita cantik dihadapannya benar-benar menerima uluran tangan yang ia berikan.
Kemudian, kedua mempelai berdiri bersampingan menghadap kearah pendeta yang mulai mengucapkan janji suci. Semua tamu ikut merasa sangat dan terharu melihat betapa sakralnya acara pernikahan pasangan tersebut.
"Mempelai pria diperbolehkan untuk mencium mempelai wanita." begitulah ucap sang pendeta setelah kedua mempelai dengan lancar mengucapkan janji. Jungkook dan Mina mulai berhadapan, wajah mereka sama-sama merona, dan mereka juga sama-sama gugup.
Jungkook mengangkat kain transparan yang menutupi wajah Mina. Ia mulai mendekat dan mencoba mencium bibir Mina, namun secara spontan Mina malah menjauh dan membuat tamu terkejut. Ia tidak tahu, tapi yang jelas ia merasa sangat gugup sampai tidak tahan untuk menatap wajah Jungkook apalagi menciumnya.
Jungkook menghembuskan napas pelan, ia juga merasa demikian, tapi ia tidak mau image-nya rusak didepan para tamu. Lelaki itu menarik tengkuk Mina kemudian mencium keningnya. Kecil, namun pemandangan itu membuat para tamu terkesima lalu bertepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
Lãng mạnKarena beberapa alasan FF ini berganti judul, mohon pengertiannya dan mohon untuk dukungannya ya temen-temen!! 😘