Chapter 1

4K 81 3
                                    

"Tolong pegangin dulu dongggg" desak Nayla pada Sarah, sejak tadi ia sudah menahan dirinya untuk tidak pergi ke toilet, dan ini adalah saat yang tepat.

"Haduuhh, ribet banget sih lo" Sarah berdecak sembari memegangi buku, dompet, dan hp yang dititipkan kepadanya. Sarah pun menunggui Nayla dengan sabar di depan toilet perempuan.

Murid kelas tiga baru saja keluar dari aula, mereka menghadiri seminar yang benar-benar membosankan tentang penyemangat agar mereka masuk universitas ternama yang diidam-idamkan oleh tiap murid.

Tak lama setelahnya, Nayla muncul dari balik pintu toilet perempuan.
"Haaaa, leganya, sejak tadi aku gak tahan mau pipis" ucapnya lepas.
"Untung aja gak pipis di celana" goda Sarah disambut tawa kecil Nayla. "nih" lanjutnya memberi barang-barang Nayla.
"Makasihh" Nayla mengambil kembali barang-barangnya.

"Eh, aku lapar nih... makan yuk" ajak Nayla.
"He-eh sama, yuk makan" Sarah meng-iya-kan ajakan Nayla.
Mereka pun segera menuju kantin sekolah. Seperti biasanya, kantin selalu ramai di jam istirahat begini. Tak heran bila mereka harus mengantri setiap akan makan disana.

"Mau makan apa naa?" tanya Sarah.
"Bakso yuk?"
"Ah jangan lah, mie aja ya?" tolak Sarah
"Ehe, kalau gitu, ngapain nanyak?" balas Nayla setengah kesal disambut gelak tawa Sarah.

"Mbak, mie gorengnya dua ya" pesan Sarah sedang si penjual mengangguk.
"Bentar-bentar" Nayla kelihatan sibuk dengan barang bawaannya. "Nih uangnya" Nayla menyodorkan uang pada Sarah.
Sarah langsung membayarkan nya pada si penjual.

Tak lama menunggu, pesanan mereka sudah tersedia, setelahnya mereka berkeliling mencari meja yang masih tersisa di kantin, lalu duduk dan menikmati makanan mereka.

"Oh iya, lo udah selesai pr bahasa inggris belom?" tanya Sarah sembari menyuapkan mie goreng ke mulutnya.
"Hoo, udah kok" balas Nayla singkat.
"Pinjem ya ya ya???" bujuk Sarah.
Nayla hanya memberi tanda "ok" dengan tangan kanan nya lalu melanjutkan makannya dengan damai.

Setelah selesai menyantapnya dengan mulus, Nayla protes.
"Ini kenapa mie nya pedes yak"
"Sama gue enggak pedes tuh" ujar Sarah.
"Ya kan kamu tahan pedes" wajah Nayla tampak memerah, ia mulai berkeringatan.
"Aku beli minuman yang dingin dulu deh ya" pamit Nayla.
"Beliin aku juga ya"
"Sip"

Sarah masih sibuk dengan mie nya yang belum habis, tak menyadari bahwa sedari tadi Nayla tampak sibuk mencari sesuatu.
"Ngapain sih celingak-celinguk gitu?" tanya Sarah risih.
Nayla menatap tajam Sarah.
"DOMPET KU DIMANA RAA?!" seru Nayla panik.
"LAH? MANA GUE TAUU... LO LETAK DIMANA TADI NAA??" Sarah tak kalah paniknya.

"GAK TAU, PERASAAN TADI MASIH ADA LOH PAS BAYAR MIENYAA"
"Jangan-jangan ketinggalan di meja kasir?" Sarah menduga.
Dengan sigap Nayla langsung pergi secepat kilat menuju meja kasir. Sarah pun ikut menyusul sahabatnya yang ceroboh itu, tak lupa ia mengambil barang-barang milik mereka dari meja makan kantin.
Jalan Nayla begitu cepat, sehingga Sarah berada di jarak yang cukup jauh dari Nayla.

"Gimana? Ada naa??" tanya Sarah setelah tepat berada di samping Nayla yang tampak sudah menanyakan keberadaan dompetnya kepada si kasir. Tapi sepertinya, Sarah sudah tahu jawabannya hanya dengan melihat ekspresi Nayla.

"Gak ada ra, apa jatuh ya?" ucap Nayla sedih sembari menatap ke bawah sambil berjalan.
Sarah pun turut melihat ke bawah, barang kali bisa menemukan dompet milik Nayla.

"Duh naa, gimana dong? apa mau dilaporkan aja?"
"Laporin kemana?"
"Ke meja piket gitu? Siapa tau ada yang nemuin"
Nayla tertunduk lemas tak menjawab.
"Aku mau ke kelas dulu deh" pamit Nayla.
"Ikuutt...." Sarah mengekor.

***

"Itu si nana" tunjuk Louis setelah melihat Nayla masuk ke ruangan kelas.
"Eyyyy, naaa.. bagi pr dongg" mohon Danar.
"Sshhhhh" desis Sarah pada Danar.
"Kenapa sih?" tanya Danar heran.
"Dompet nya Nayla hilang"
Nayla duduk dengan lemas di kursinya.
"What?! Kok bisa?" Louis kaget.
"Huuu, iyaa gimana nih.. atm ku, kartu pelajarku, uangkuu" Nayla akhirnya buka suara.
"Dompet lo hilang lagi na?" tanya Vania yang kebetulan mendengar percakapan mereka.
"Iya..." ucapnya pelan.
"Yaampun naa... kenapa lo teledor banget?? bukannya ini udah kali kedua ya lo kehilangan dompet?" Vania mengomel.

SWEET PEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang