5

1.6K 193 10
                                    

Naeun melihat jam yang melingkar ditanganya. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00. Orang yang ditunggu tak kunjung datang. Ia terus melihat ke arah luar. Tak ada tanda-tanda pria yang ditunggu akan datang.

Naeun melupakan satu hal. Ia tidak memiliki nomor telpon Jungkook. Bodoh sekali,bagaimana sekarang ia akan menghubungi Jungkook?

Naeun memutuskan untuk pergi dari café. Menyedihkan sekali. Ia harus pulang dengan berjalan kaki dan menembus dinginnya angin malam.

Naeun berjalan pelan. Bukannya apa, namun kakinya sudah lelah untuk berjalan. Ia berhenti sejenak untuk istirahat. Ia sama sekali tak memiliki uang untuk naik taksi. Ia sudah tertinggal bus terakhir. Sial sekali hari ini baginya.

"Jungkook!....berhenti!"

Suara itu sontak membuat Naeun menoleh ke sumber suara. Ia melihat Yerim dan Jungkook sedang berada di dalam café. Hanya berdua. Tampak Jungkook sedang mempotret Yerim terus-terusan sehingga membuat Yerim marah.

Naeun mengepalkan tangannya. Ia melihat Yerim tak suka. Dari matanya menyiratkan kemarahan. Nampaknya gadis itu benar-benar murka sekarang.

Naeun memilih pergi. Ia tak mau membuat keributan di tempat umum. Air mata Naeun tak bisa di bendung lagi. Ia segera menyeka air mata yang telah menetes.

"akan kubunuh kau Yerim" gumamnya sembari berlari.

*

Malam telah berganti pagi. Yerim belum juga bangun dari tidur nyenyaknya. Entah apa yang ia mimpikan hingga tak kunjung bangun. Biasanya jam segini Yerim sudah bangun dan mandi.

Kim Seokjin masuk kekamar Yerim. Ia berkacak pinggang lalu menggelengkan kepala "sejak kapan bocah itu menjadi pemalas?" ucap Seokjin heran. Ia segera mendekati ranjang Yerim. Lalu menggoyangkan tubuh Yerim.

"Yerim-ah bangunlah"

"hey bocah,cepat bangun bodoh"

"bantet bangun,kau harus sekolah"

"dasar pendek pemalas"

Mendengar banyak sekali ucapan Seokjin yang membuat Yerim terbangun dari tidur nyenyak,Yerim langsung memukul Seokjin menggunakan bantal. "hentikan. Dasar bodoh" ucap Yerim geram

"bangun"

"ya, biarkan aku tidur sebentar lagi. Ini pertama kalinya aku tidur nyenyak di kamar sempit ini. Jadi biarkan aku tidur ya?"

Mata Seokjin tiba-tiba memanas. Di saat seperti ini Seokjin justru menjadi seorang pengangguran yang tak berguna. Ia menyesal karena telah hidup santai saat dulukondisi ekonomi keluarganya baik,namun apa sekarang yang didapat? Dia tak mempunyai pengalaman kerja sehingga sulit sekali baginya untuk mendapat pekerjaan.

"nanti aku bangunkan lagi" ucap Seokjin lalu beranjak pergi dari ranjang Yerim. Ia mengusap pipinya yang telah basah karena air mata yang mengalir begitu saja.

*

"hyung kau akan bekerja? Motorku rusak tolong antar aku ke sekolah" Jungkook mendekati hyung-nya. Ia melingkarkan tangannya di tangan kekar milik Jeon Wonwoo - hyung Jungkook.

"lepaskan, itu menjijikan" Wonwoo mencoba memberontak namun Jungkook semakin mengeratkan pelukan tangannya hingga Wonwoo harus memukul keras kepala Jungkook membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

Jungkook mendengus kesal. Ia memilih menjauh dari Wonwoo. Hyung-nya yang sangat dingin mengalahkan es. Semua keluarga Jeon memiliki sikap yang hangat namun entah kenapa Wonwoo sendiri yang berbeda. Jungkook curiga jika dia bukan anak kandung melainkan anak angkat yang di temukan di tempat sampah sedang menangis karena di buang ibunya.

"Wonwoo oppa. Antarkan aku ke sekolah. Aku nanti bisa terlambat!" teriak Somi yang baru saja datang.

"tidak mau" ucap Wonwoo lalu pergi dari kamarnya.

Jungkook dan Somi menatap Wonwoo kesal.

"dasar tua. Sikapnya sangat dingin. Membuatku kesal saja" ucap Somi kesal.

Jungkook menatap Somi lalu mengangguk setuju dengan perkataan Somi barusan. "kecurigaanku makin bertambah kalau dia itu anak angkat" ucap Jungkook yang membuat Somi mengangguk setuju.

*

Yerim duduk dibangkunya, kepalanya bertumpu pada tangannya. Rasanya malas sekali sekolah untuk hari ini. Ia ingin tidur seharian dirumahnya.

"Kim Yerim anak seorang tukang pembenah jalan apa kabar hari ini?" ucap seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam kelas 1-3.

Yerim terkejut. Reflek ia menoleh ke asal Suara. Mata Yerim membulat sempurna saat melihat Naeun berada di kelasnya sambil melipat tangannya di dada.

Naeun mendekati Yerim. Ia tersenyum miring saat melihat ekspresi wajah Yerim saat terkejut. "wah ini berita yang besar. CEO dari perusahaan terkenal sekarang bekerja menjadi pembenah jalan? Aku prihatin"

"tutup mulutmu!"

"wae?! Kau kaget? Kau tau hari ini aku bangun pagi hanya untuk menyampaikan ini padamu. Ini berita besar sampai aku ingin menyebarkannya agar seluruh murid tau bahwa appa-mu sekarang jadi tukang pembenah jalan"

Tangan Yerim mengepal. Matanya menatap Naeun tajam. Rahangnya mengeras. Rasanya ingin sekali melayangkan satu pukul ke mulut Naeun yang tidak bisa dijaga itu"

"kau mau memukulku? Oh ayolah kita ini sama-sama orang miskin tidak baik jika saling menindas" ucap Naeun yang membuat Yerim semakin geram

Yerim melayangkan satu pukulan ke pipi Naeun hingga gadis itu tersungkur dan hampir menghantam tembok. Yerim menarik kerah seragam Naeun "berani sekali kau" ia kembali memukulnya di bagi bibir wanita itu. Yerim menendang perut Naeun keras hingga gadis itu terlempar hingga menghantam tembok.

Tangan Yerim masih mengepal. Ia menatap Naeun tajam.

Mendengar keributan dari kelas 1-3 para murid berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Mereka melihat Naeun yang sudah lemas tak berdaya akibat pukulan dengan kekuatan laki-laki yang diberikan Yerim.

"ya! Berani sekali... Kau....memukulku...." ucap Naeun terengah-engah. Naeun tak bisa menahan rasa sakit di bagian perut hingga akhirnya gelap menerpa pandangannya.

Naeun segera di bawa ke UKS atau mungkin dia akan di larikan ke rumah sakit.

*

Jungkook melihat Naeun yang bersimbah darah di bagian bibir. Mereka baru saja keluar dari kelas 1-3 yang artinya itu adalah kelas Yerim. Apa Yerim mebuat kekacauan lagi?

Setelah itu ia melihat Yerim keluar kelas. Saat Jungkook dan Yerim berpapasan, dengan cepat Jungkook menahan tangan Yerim.

"apa kau...... "

"jangan salahkan aku lagi! Dia yang memancingku duluan"

Ucap Yerim lalu menghempaskan tangan Jungkook dan pergi.

Jungkook mengejar Yerim yang berlari menuju toilet. Yerim sangat mudah dikejar karena langkah gadis itu yang pendek. Jungkook menarik tangan Yerim hingga gadis itu berhenti tepat didepan toilet.

"katakan apa yang terjadi? Kenapa dia sampai pingsan?" tanya Jungkook langsung.

"dia mengetahui rahasiaku. Dia tau appa kemarin bekerja sebagai tukang pembenah jalan. Aku tidak mau semua tau tentang rahasiaku. Bagaimana jika semuanya terbongkar? Aku tidak mau semuanya terjadi Jungkook....." ucap Yerim seraya menangis.

Jungkook membawa Yerim kedalam pelukannya. Ia menepuk punggung Yerim berusaha menenangkan gadis itu. "semua akan baik-baik saja....tenanglah" gumam Jungkook.

"appa-mu bekerja sebagai tukang pembenah jalan?" ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet wanita

xxx

Hola  Titah kambek.

Gmn part 5 nya? Ga asik ya? Ehehe ini buatnya lagi gabut dan gakepengen ngetik + ga punya ide. Dan jadilah kayak gini.

Sampe ketemu di part selanjutnya

Bye

-TITAH

Hate? (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang