6

1.4K 179 2
                                    


"appa-mu bekerja sebagai tukang pembenah jalan?" ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari toilet khusus wanita

Yerim tersentak begitupun dengan Jungkook yang langsung menatap gadis yang baru saja keluar dari toilet dengan tajam.

"chae? Ka-kau di-disini?" ucap Yerim terbata-bata.

"apa aku tidak salah dengar? Appa mu menjadi tukang pembenah jalan?! Itu artinya kau.....keluargamu.....jatuh miskin? Ah maaf bukan itu maksudku tidak begitu...aku hanya berpendapat saja" ucap Chaeyoung.

Yerim sudah berusaha tenang. Ia memejamkan mata sejenak lalu menghela napas pelan. Ini adalah kenyataan,dia sudah jatuh miskin lalu kenapa ia harus menutupinya? Lambat laun rahasia itu akan terbongkar sewaktu-waktu. Apa sekarang ia harus jujur dan menerima resiko?

"opinimu benar Chae. Keluargaku bangkrut..." ucapnya. "jika kau tidak mau berteman denganku lagi itu tidak masalah. Aku lelah menyembunyikan masalah ini dari kalian....dari semuanya. Aku lelah Chae" Yerim mengusap air matanya yang sudah membasahi pipinya.

Jungkook melihat Yerim yang menangis. Pria itu memegang tangan Yerim menguatkan. Dia tidak tau apa gadis itu mengambil keputusan yang benar dengan memberi tau temanya Chaeyoung atau justru itu salah. Entahlah namun Jungkook berharap keputusan Yerim adalah yang terbaik.

Chaeyoung terkejut. "mwo?! Ka-kau...arghh" Chaeyoung tak bisa berkata-kata. Ia mengacak rambutnya frustrasi lalu pergi meninggalkan Jungkook dan Yerim berdua.

Yerim sesenggukan. Ia takut jika Chaeyoung membencinya dan menindasnya seperti anak miskin lainnya. Apa Yerim akan bernasib sama dengan mereka yang kelas rendah? Tidak. Yerim tidak siap untuk itu.

"gwencana, kau mengambil keputusan yang benar" ucap Jungkook yang sebenarnya ragu. Jungkook tau apa yang di pikirkan gadis itu sekarang. Ia menguatkan genggamannya. "tidak usah takut. Aku disini tidak akan membiarkanmu disakiti" ucap Jungkook berusaha untuk menenangkan.

*

Chaeyoung berjalan gontai menuju kelas. Tak percaya dengan fakta bahwa Yerim sahabatnya jatuh miskin?. Mereka tidak setara lagi dan juga tidak bersahabat lagi. Bersahabat dengan kelas rendahan? Dalam mimpinya-pun dia tidak akan pernah mau.

"wae? Ekspresi-mu kelihatan seperti orang bingung" ucap Yoojung yang melihat Chaeyoung baru datang dari luar dan menunjukkan ekspresi yang tidak biasa.

"Yerim" ucap Chaeyoung menatap kosong kedepan.

"wae?"

"keluarganya bangkrut dan dia jatuh miskin" ucap Chaeyoung menatap Yoojung.

Yoojung terkejut. Ia segera menarik tangan Chaeyoung cepat menuju bangku. Ia butuh penjelasan dari ucapan Chaeyoung tadi. Keluarga Yerim bangkrut? Sulit di percaya.

"jelaskan! Aku tidak mengerti"

"tadi aku ke toilet dan saat aku hendak keluar aku mendengar suara Yerim dan juga seorang pria. Aku tidak kenal suara pria itu. Lalu aku dengar mereka bicara tentang appa Yerim yang bekerja sebagai tukang pembenah jalan. Aku keluar lalu bertanya
Llpada mereka. Dan benar saja keluarga Yerim memang bangkrut. Yerim memberi taukan sendiri padaku"

Yerim datang. Chaeyoung dan Yoojung mentap Yerim sinis. Ini terjadi secara spontan. Chaeyoung dan Yoojung sangat sensitif jika mendengar kata miskin. Yerim berusaha tak terlalu menggubris mereka berdua.

"menyingkirlah. Duduk di tempat lain. Aku tidak mau kau duduk di depanku" ucap Yoojung sinis. Chaeyoung melempar tas Yerim ke sembarang arah. Seakan-akan jijik dengan semua barang dari orang miskin.

Hate? (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang