Sepasang mata menatap kagum dengan benda yang berada atas meja. Pria itu berusaha menyentuh benda tersebut namun sebuah tangan selalu saja menepis kasar tangan pria itu. Tentu saja napas emosi selalu keluar dari hidung pria tersebut karena saking kesalnya.
"aku hanya ingin menyentuhnya saja!. Aku tidak akan membantingnya hingga pecah, ataupun menjualnya. Kau santai sajalah tidak perlu khawatir. Tanganku ini bukan tangan perusak"
"kau ceroboh"
"lagipula tumben sekali kau membeli guci sebagus ini. Sudah aku pastikan itu sangat mahal. Kalau boleh tau, untuk apa guci sebagus ini? Biasanya kau tidak tertarik dengan hal-hal seperti ini"
"kau terlalu banyak bicara. Pergilah cepat, kau harus sekolah"
"No! Beritahu aku dulu untuk apa guci sebagus ini"
"ini untuk tugas kuliahku. Kau ini cerewet sekali. Pergilah, lihat Somi sudah kesal karna menunggumu"
Tanpa menjawab Jungkook segera pergi meninggalkan kamar Wonwoo yang terkesan mengerikan itu. Wonwoo tidak bisa di panggil hyung, dia benar-benar tidak pantas dengan sebutan tersebut. Ingin sekali mengumpat di depan Wonwoo jika saja Wonwoo adalah orang yang pemarah dan mudah emosi. Jika tidak begitu umpatan yang di keluarkan Jungkook akan dianggap angin oleh Wonwoo, karena pria itu adalah orang dengan tipe cuek dan cenderung tak peduli dengan hal yang tidak jelas.
Jungkook berjalan mendekati Somi yang sudah kesal menunggu Jungkook di garasi rumah keluarga Jeon. Hari ini Somi akan di antar oleh Jungkook. Tanpa alasan, hanya ingin di antar oleh sang kakak yang tampan.
"berangkat sendiri dengan supir. Moodku sudah hancur karena pria sialan nan dingin dan biadab yang sekarang sedang berada di goa hitan mengerikan miliknya" kesal Jungkook.
Somi tahu siapa yang di maksud Jungkook. Dengan kata goa hitam, sudah di pastikan yang di maksud adalah kamar wonwoo yang gelap dan banyak sekali benda benda berwarna hitam di sana. Itu memang gaya Wonwoo, tapi dianggapnya mengerikan oleh adik-adiknya.
"aku tidak mau tau! Kau sudah berjanji padaku untuk mengantarkan aku ke sekolah. Jangan hanya karena moodmu di rusak Wonwoo oppa kau bisa membantalkan janji dengan adikmu yang cantik nan imut ini"
"apa kau tadi bilang imut? Oh Tuhan, wajahmu bahkan terlihat lebih tua dari umurmu" ucap Jungkook. Pria itu segera menaiki motornya lalu tancap gas sebelum akhirnya tak terlihat lagi karena telah keluar dari areal rumah.
Somi hanya bisa menganga. Kenapa dia harus mempunyai kedua kakak yang laknat seperti itu? "oh Tuhan, semoga istri mereka nanti tidak menyebalkan seperti mereka" doa Somi lalu beranjak menuju rumah besar keluarga Jeon.
*
Naeun dengan senangnya menuju lapangan. Tangannya sibuk memegang botol air mineran yang akan ia berikan kepada seorang yang spesial baginya belakangan ini. Sesampainya di lapangan Naeun duduk di bangku penonton seraya melihat sosok pria yang asik bermain basket dengan timnya. Jeon Jungkook. Pria itulah yang membuat harinya makin indah. Pria yang sudah ia anggap sebagai pria yang spesial dalam hidupnya.
"aku akan memberikan air mineral ini pada Jungkook sunbae" gumamnya sendiri seraya melihat botol air mineral yang akan di berikan pada Jungkook nanti setelah pria itu selesai bermain basket.
Tak butuh waktu lama, Jungkook dan kawan-kawan selasai bermain basket. keringat yang membasahi wajah dan tubuh Jungkook membuat banyak wanita yang menonton menjadikan dia sebagai bahan cuci mata. Pria itu benar-benar tampan saat berkeringat.
Naeun segera berdiri dan mendekati Jungkook untuk memberikan air mineral tersebut kepada pria itu.
"sun-"
"ambil ini, Kook" Sana memberikan sebotol air mineral dan sebuah handuk kecil kepada Jungkook. Dengan senang hati pria itu menerimanya.
"kau lelah?" tanya Sana
"sedikit"
"baiklah sebentar lagi kau harus masuk kelas. Ganti pakaianmu, aku akan menunggu di kelas"
"kau seperti bosku....Baiklah tunggu aku di kelas"
Naeun melempar kasar botol air meneral tersebut. Air yang akan ia berikan pada Jungkook namun Sana lebih dulu memberikannya pada pria yang benar-benar spesial untuknya.
Tangan Naeun terkepal. Matanya memberikan tatapan kebencian pada sosok wanita cantik bernama Sana itu.
"selain Yerim, ternyata ada kutu lain yang lebih menjengkelkan" ucapnya.
*
Jungkook berjalan menuju ruang ganti. Senang sekali rasanya bisa bergabung di tim basket sekolah ini. Padahal ia adalah siswa baru. Cukup dengan wajah tampan dan bisa bermain basket sudah langsung di terima untuk bergabung di tim basket tersebut.
Jungkook tak sengaja melihat Yerim yang sedang berjalan ke arahnya, ah tidak mungkin gadis itu akan melewati Jungkook. Yerim menatap Jungkook sesaat namun segera melewati pria itu. Tak semudah itu, Jungkook langsung menarik tangan Yerim sehingga membuat gadis itu sekarang berdiri di hadapan Jungkook.
"mau kemana nona? Kau mulai mengabaikanku sekarang? Lalu tadi kenapa kau tak menjawab pesanku? Aku sudah menyuruhmu membawakan air untukku ke lapangan tapi kau malah tidak ada di sana, sangat mengecewakan"
"lalu? Kau sudah selasai bermainkan? Untuk apa lagi di perdebatkan"
"jawabanmu sangat menyebalkan"
Yerim memutar bola mata malas. Pria seperti Jungkook ingin sekali ia hajar dan ia maki. Yerim mengabaikan Jungkook lalu segera pergi meninggalkan Jungkook yang sedang sibuk menggerutu karena tingkah Yerim yang cuek.
*
Sana berjalan menuju kelas. Namun tiba-tiba panggilan alam datang secara mendadak. Wanita itu memilih untuk pergi ke toilet terlebih dahulu.
Tak butuh waktu lama, Sana sudah menyelesaikan urusannya di toilet. Ia akan segera bergegas menuju kelas. Jungkook pasti sudah berada di kelas sekarang. Begitu pikirnya.
Sana berjalan menuju keluar toilet. Tak sengaja ia melihat Jungkook yang sibuk tersenyum seraya berjalan seperti orang gila, namun masih tampan. Baru saja Sana ingin menyapanya namun tiba-tiba Yerim datang. Wanita itu melewati Jungkook namun tangannya di tarik oleh Jungkook sehingga keduanya sekarang saling berhadapan.
Entah apa yang di bicarakan mereka berdua. Namun Sana bisa melihat tatapan yang di berikan Jungkook pada Yerim sangat berbeda. Mata Jungkook nampak berseri-seri saat sudah menatap Yerim. Apa Jungkook menyukai Yerim?.
Tak lama Yerim meninggalkan Jungkook sendiri lalu pria itu menggerutu tidak jelas. Apa yang terjadi? Sana memilih pergi dari tempat itu dan sibuk berpikir tentang hubungan Yerim dan Jungkook.
"apa Jungkook menyukai Yerim? Tidak tidak, mereka hanyalah teman. Tapi bisa sajakan Jungkook menyimpan perasaan pada Yerim? Aishh aku ini kenapa sih? Tidak jelas sekali. Untuk apa aku memikirkan hubungan mereka sementara mereka hanya sekedar teman dekat" ucapnya pada diri sendiri. "Jungkook harus menjadi milikku. Aku sudah berusaha untuk dekat dengannya dan tak akan aku biarkan semua ini sia-sia. Aku harus bisa lebih dekat lagi dengan Jungkook"
xxx
Selalu pendek hahaha. Maafkan cerita abstrak ini gaess. Aku bingung sendiri sama alurnya hahaha. Pokonya tetep aku lanjutin ampek tamat. Terserah kalian mau baca atau engga yang penting aku punya cerita yang udah tamat nantinya. Wkkwkwk
Aku ga mau banyak bacot sekarang. Jangan lupa vote dan komennya sayang. Smpk ketemu di chapter selanjutnya baby 😚
-TITAH
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate? (Hiatus)
Fanfiction"Apa kau sadar selama ini aku membencimu? tidak, maksudku dulu, dan sekarang aku justru sangat mencintaimu."