Jungkook bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap-siap ke sekolah. Tidak,maksudnya untuk menjemput Yerim lebih dulu dari Wonwoo. Dari semalam ia terus memikirkan tentang apa yang Wonwoo katakan padanya tentang perasaannya ke Yerim sehingga ia takut-takut Wonwoo akan mencari perhatian Yerim. Maka dari situlah Jungkook ingin menjemput Yerim agar dia bisa seharian dengan gadis itu dan Wonwoo tidak akan sempat menemuinya.
Jungkook berjalan pelan menuruni tangga. Berusaha agar tidak menimbulkan suara dari langkah kakinya.
Wonwoo mengernyit melihat Jungkook yang sedang berjalan sangat pela menuruni tangga. Dengan tangan yang di masukan ke dalam kantong celananya,Wonwoo berjalan santai mendahului Jungkook.
"kau tampak seperti pencuri,bocah" ucap Wonwoo.
Jungkook hanya bisa melongok melihat Wonwoo yang sudah berpakaian rapi dan berjalan santai mendahuluinya. Dengan geram ia mempercepat langkahnya agar bisa mendahului Wonwoo.
"kenapa kau bangun sepagi ini,huh?" geram Jungkook.
"lalu apa yang kau lakukan sekarang?" bukannya menjawab,Wonwoo malah bertanya balik pada Jungkook
"a-aku mau sekolah" jawab Jungkook ragu
"kalau begitu aku mau pergi kuliah" ucap Wonwoo santai.
Langkah kaki mereka terhenti, keduanya tampak berpikir sebelum akhirnya menatap satu sama lain. Wonwoo dan Jungkook berlari secepat mungkin menuju garasi. Seakan ini adalah perlombaan lari cepat.
"ya! Kau licik. Kau mau menjemput Yerim kan?" ucap Wonwoo seraya berlari.
"kau juga sama liciknya denganku hyung!. Kau juga pasti ingin pergi ke rumah Yerim" ujar Jungkook tak mau kalah. "sudahlah hyung! Dia bahkan belum mengenalmu"
"memang belum tapi setelah ini dia akan dekat denganku"
*
Seokjin melihat Yerim sedang memasak sesuatu di dapur rumah mereka yang sangat minimalis. Pria itu tampak penasaran dengan apa yang di masak adiknya. Oh astaga! Bukankah Yerim tidak bisa masak?. Seokjin segera mendekati Yerim dengan wajah panik yang sangat berlebihan.
Seokjin tertawa setelah melihat apa yang di masak Yerim. Sebuah telur dadar berwarna hitam, mungkin itu tidak bisa lagi di katakan telur.
Yerim mendengus "jangan kemari, kau membuatku hilang konsentrasi untuk memasak" geram Yerim. Yerim mendorong bahu Seokjin kasar, Yerim menduga bahwa kedatangan Seokjin ke dapur hanya untuk mengolok-oloknya.
Seokjin terkekeh "konsentrasi katamu? Apa membuat telur gosong seperti itu butuh konsentrasi?" ucap Seokjin meremehkan.
Yerim semakin menggeram. Ia berusaha untuk tak terlalu menggubris Seokjin dengan segala ejekannya yang tidak berguna.
"kalau tidak bisa masak, ya jangan masak"
"Diam kau! Lihat saja, saat sudah lulus sekolah nanti aku akan langsung menjadi seorang koki!"
Seokjin tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa sakit karena kerasnya tawanya. "restoran mana yang akan menerima koki yang sama sekali tidak bisa masak sepertimu? Kau lebih cocok menjadi tungkang bersih-bersih di dapur" ejek Seokjin kembali.
Yerim menggeram. Yerim meninggalkan dapur dengan wajah masam. Yerim menghentak-hentak kakinya sehingga menimbulkan bunyi yang samapi di dengar oleh Seokjin, sampai-sampai pria itu terkekeh dengan perilaku Yerim yang sangat kekanak-kanakan.
*
Yerim terkejut dengan keberadaan Jungkook yang sudah ada di depan rumahnya. Sepagi ini? Mau apa pria itu datang pagi-pagi buta begini? Dia bahkan belum mandi tetapi pria itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate? (Hiatus)
Fanfiction"Apa kau sadar selama ini aku membencimu? tidak, maksudku dulu, dan sekarang aku justru sangat mencintaimu."