18

868 136 17
                                    

Hari ini Sana bangun dengan semangat. Ia cepat-cepat mandi dan berdandan. Rencananya, ia akan mengutarakan perasaannya pada Jungkook, pria yang selalu ia pikirkan belakangan ini.

Selang beberapa jam, Sana sudah rapi dan cantik dengan seragamnya. Di tambah dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal, terlihat natural. Siapa yang akan menolak gadis secantik Sana?.

Sana memandangi pantulan dirinya di cermin besar yang terpasang di dalam kamarnya. Ia tersenyum melihat pantulan dirinya. "Sana, kau pasti bisa!" ucap Sana menyemangati diri.

Sana beranjak dan mengambil tasnya. Wanita itu keluar dari kamar pink nya itu lalu menuju meja makan. Seperti biasa, ayah dan ibunya sudah duduk rapi di meja makan seraya menunggu putri tercintanya itu turun dan ikut sarapan bersama mereka.

"daddy, makan dengan cepat ya. Sana ingin berangkat pagi" ujar Sana pada sang ayah.

Ayah Sana mengernyit bingung. "ada apa ini? Kenapa putri daddy semangat sekolah hari ini? Apa ada hal yang spesial di sekolah?" tanya ayah Sana.

"sangat-sangat spesial! Bahkan Sana harus mengumpulkan keberanian untuk hal spesial itu"

Sang ibu yang sedari tadi hanya menyimak, tertarik untuk ikut mengobrol dengan sang putri. "hal spesial apa yang kau maksud,hmm? Apa kau sudah mempunyai kekasih sampai-sampai kau tidak sabar bertemu dengan dia di sekolah?" goda sang ibu.

"mommy, jangan bicara yang tidak-tidak. Sana tidak memiliki kekasih. Tapi doakan saja hari ini Sana akan mendapatkan seorang kekasih yang selama ini Sana dambakan"

"yang terbaik untukmu,dear" ujar sang ibu menanggapi

Sana tersenyum

*

Keluarga Jeon kini tengah sarapan di meja makan bundar yang terletak tak jauh dari dapur rumah mereka. Seperti biasa sarapan di buat oleh sang nyonya besar dibantu oleh beberapa pelayan pilihan sang nyonya besar.

"Appa, aku harus berangkat. Sore ini aku tidak bisa pergi ke kantor. Aku ada kelas sore" tutur Wonwoo di tengah keheningan.

"tidak masalah. Biarkan Jungkook yang ke kantor nanti" balas tuan Jeon.

Jungkook mendelik setelah mendengar ucapan ayahnya itu. "kenapa aku? Aku tak mengerti apapun soal pekerjaan. Aku tidak mau,lagi pula itu masih jam belajar" ucap Jungkook tak terima.

"Wonwoo dulu mulai bekerja saat dia masih duduk di bangku SMA. Lagi pula di sana kau tidak akan appa suruh bekerja yang serius. Kau datang saja dan lihat-lihat bagaimana karyawan di sana bekerja. Ini untuk bekalmu jika sudah lulus nanti"

"aku tidak akan bekerja di perusahaan appa. Aku ingin menjadi seorang arsitek! Tidak mau menjadi orang yang selalu duduk di depan komputer"

"arsitek? Jika kau sudah lulus nanti, jatuh-jatuh kau akam bekerja di perusahaan appa, karena kau tidak akan di terima di perusahaan manapun, ataupun menjadi arsitek yang membutuhkan kecerdasan lebih. Jika bukan karena appa, kau pasti nanti akan menjadi seorang pengangguran. Aku sarankan jangan bermimpi tinggi-tinggi, jika tidak kesampaian kau bisa gila" ujar Somi.

Seohyun hanya bisa menggeleng. "Somi jangan bicara seperti itu. Jika oppa mu bisa menunjukan kalau dia bisa menjadi arsitek bagaimana? Kau pasti malu sendiri dengan ucapanmu barusan. Sekarang eomma tanya, Somi ingin menjadi apa nanti?"

"tentunya seorang desainer yang terkenal"

Jungkook tertawa terbahak-bahak. "desainer? Ayolah,kau bahkan tidak bisa menggambar, bagaimana kau akan menggambar baju nantinya? Kasiani pelangganmu yang akan menanggung malu jika harus menggunakan baju yang kau desain" ucap Jungkook meremehkan.

Hate? (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang