Last Scene
●
●
●
●
●
Rapunzel terbangun. Pagi sudah kembali menyapa ketika Rapunzel menemukan sebuah kuas di jendela. Kuas perak yang sangat indah. Karena ketertarikannya pada dunia melukis, Rapunzel segera melukiskan kuas itu di kanvas. Ia melukis sebuah daun. Ajaibnya, daun sungguh keluar dari kanvas membuat Rapunzel terpekik kegirangan.
"Ada apa Rapunzel? Suaramu membangunkanku," Mingyu mengucek matanya yang masih setengah terpejam.
"Oh, maaf Mingyu. Aku terkejut dengan apa yang ku dapatkan. Lihatlah..."
Rapunzel kembali menorehkan kuas pada kanvas, membentuk sebuah bunga. Bunga itu terjatuh keluar dari kanvas. Mingyu tidak mengantuk lagi. Ia membuka matanya begitu lebar untuk memastikan apakah benar bunga itu nyata.
"Bagus, dengan begitu kau bisa membuat jalan keluar dari tempat ini, Rapunzel," celetuk Yerim mengagetkan Mingyu.
"Sejak kapan kau bangun?"
"Sejak tangan besar ini menampar wajahku," Yerim menunjuk tangan Jungkook yang masih tertidur.
"Benarkah? Apa itu akan bekerja?"
"Cobalah," Yerim tersenyum di akhir kalimat.
Rapunzel menggerakkan kuas, kali ini tidak menggambar di kanvas melainkan di sebuah dinding yang kosong. Menggambar jalan setapak yang ia lewati kemarin lengkap dengan pepohonannya. Rapunzel memasukkan tangannya dan ajaibnya, tangan itu menembus dinding.
Rapunzel dan Hobbie juga Penelope memasuki dinding yang bisa ditembus itu sementara Yerim, Jungkook yang baru bangun dan Mingyu tetap tinggal di menara. Mereka akan mengawasi kedatangan Gothel. Berharap penyihir itu tidak segera tiba. Untuk mengisi waktu luang, ketiganya memilih untuk Memberisihkan kamar. Membereskan tempat tidur, merapikan meja, merapikan peralatan lukis dan melakukan hal lain.
Sesekali obrolan terjadi diantara mereka bertiga, namun, untuk saat ini fokusnya ada pada menyelesaikan pekerjaan.
"Itu kuas ajaib kan?" Jungkook tiba-tiba bertanya dengan rambut yang masih seperti sarang burung.
"Bukan. Yang asli dibawa Rapunzel. Kenapa?"
"Disana apakah ada kuas yang seukuran?" Jungkook bertanya pada Yerim yang sedang memasukkan peralatan lukis ke dalam sebuah keranjang.
"Ada aku rasa. Waeyo?"
"Aku takut jika Gothel menemukan kuas ajaib itu."
"Lalu? Kita bisa apa?" Mingyu yang membersihkan debu di tirai membalikkan badan untuk bertanya pada Jungkook.
"Kemarikan yang seukuran, Yer," Jungkook meminta kuas yang seukuran dengan kuas milik Rapunzel.
Yerim melemparkan kuas itu tepat kearah Jungkook.
"Lemparan yang bagus, Nona..."
"Mau kau apakan? Jangan berbuat ulah," tegur Mingyu.
"Aku akan mengubah warnanya menjadi perak. Aku akan mengecatnya, sehingga kalau ada sesuatu yang terjadi, kuas asli akan aman."
Jungkook memilih untuk mengeluarkan cat yang sudah Yerim masukkan ke keranjang, membuat gadis itu marah-marah karena mengganggu pekerjaannya. Namun, tekad Jungkook sudah bulat. Ia akan mengecat kuas itu agar terlihat sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magical Book √
FanfictionApa jadinya jika tiga orang anak yang berbeda karakter menjelajahi negeri asing? Negeri yang bahkan hanya mereka temukan di buku dongeng atau film? Bagaimana mereka bisa mempertahankan hidup dan bebas dari jeratan atau aturan negeri asing itu? Temuk...