Strange
●
●
●
●
●
Yerim mendapat bagian untuk menimba air. Sementara Ella mencuci pakaian-pakaian yang bertumpuk. Yerim pikir, jika dia dipoisisi Ella, pasti sudah mati karena kelelahan mencuci. Ini sangat tidak wajar. Mereka mengenakan gaun-gaun yang besar dan cukup berat untuk pakaian sehari-hari dan itu hanya dicuci oleh satu orang. Belum lagi, membereskan rumah. Waktu satu setengah jam tak akan cukup untuk menyelesaikan segalanya.
"Yerim... coba kau cuci gaun-ku itu. Lihat caraku supaya kau bisa mencuci. Sebagai perempuan, mencuci itu hal dasar yang harus bisa dilakukan," Ella memberikan saran. Dia berpikir, Yerim harus belajar mencuci. Maka dari itu, dia memberikan gaunnya. Ella khawatir, jika Yerim mencuci milik ibu tiri dan kedua saudara tirinya, jika ada sesuatu yang tak diinginkan, nanti dia akan mendapatkan masalah lagi.
Yerim mendengus. Ia tak bisa membayangkan tangannya meremas-remas kain berat itu. "Aku biasanya dicucikan appa."
Ella menggelengkan kepalanya. "Tak seharusnya pakaian seorang gadis dicuci oleh orang tua. Apalagi seorang ayah. Harusnya, kau yang mencucikan pakaian ayahmu."
"Ayahku masih muda dan kuat punggungnya. Jadi , tak apa. Bukan suatu dosa baju dicucikan appa-nya," Yerim memberikan cengiran khasnya.
"Yerim, apa kau tega meminta ayahmu untuk mencuci sementara dia sudah lelah bekerja diluar sana? Kalau kau masih bayi, tak apa. Tapi, kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis. Harusnya kau yang mengurus pekerjaan rumah."
"Baiklah," Yerim menyerah. Ia akui salah. Tapi, mau bagaimana lagi, dia terlalu malas mengurus pakaiannya sendiri.
Srek
Tepat sesuai dugaan. Terlalu kuat mengucek gaun milik Cinderella, membuatnya sobek. Yerim terkejut dengan hasil pekerjaannya.
"Ella... bagaimana ini?," panik Yerim.
"Untung itu milikku," gumam Ella.
"Kemarikan tanganmu," Ella menarik tangan Yerim. Ia menuntun tangan Yerim untuk bergerak sesuai yang ia lakukan saat mencuci. "Tahan tenagamu itu jangan terlalu kuat jika kau tak ingin semua pakianmu nanti berakhir dengan banyak jahitan lagi."
Yerim mengangguk mantap. Ia paham sekarang. Ia mengambil pakaian Ella yang lain dan mencucinya. Mata Yerim berbinar setelah menyelesaikan satu gaun milik Ella.
"Ella! Lihatlah! Aku berhasil," Yerim memamerkan hasil kerjanya yang mendapat anggukan dari Ella. Yerim mengambil lagi kain yang akan dia cuci. "Kaus kaki? Bagaimana cara menyuci kaus kaki?"
"Sama saja..."
Yerim bekerja dengan semangat. Namun, pekerjaannya tidak hanya mencuci, melainkan menimba. Dan menimba adalah pekerjaan yang melelahkan.
"Fyuuh..... masih kurang?"
"Tentu saja. Kau baru mengisi sepertiga bak ini, Yerim. Apa kau lelah? Biar aku saja..."
"Sama sekali tidak. Tunggu..."
Yerim kembali menimba dengan semangat. Ia tak nampak loyo karena tak mau membuat Ella menggantikannya. Ella harus sedikit lebih bersantai dalam bekerja. Bukankah gadis seperti Ella sudah sangat layak dibantu? Tapi, bagaimana keadaan rumah? Apa terjadi kekacauan?
.
"Uhuk.. uhuk.. uhuk..."
Jungkook terbatuk-batuk membersihkan perapian. Abu sisa pembakaran menyebar di ruangan karena Jungkook terlalu bersemangat ketika menyapu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magical Book √
FanfictionApa jadinya jika tiga orang anak yang berbeda karakter menjelajahi negeri asing? Negeri yang bahkan hanya mereka temukan di buku dongeng atau film? Bagaimana mereka bisa mempertahankan hidup dan bebas dari jeratan atau aturan negeri asing itu? Temuk...