26

416 16 0
                                    

Tak apa jika kau terlambat menyadari bahwa mataku selalu mengekor dirimu, bahwa aku selalu suka menikmati renyah tawa dan indah senyummu, bahwa aku selalu ingin bisa berada dekat denganmu. Bila terlambat itu tidak apa, yang tidak boleh adalah kau tidak akan pernah menyadarinya, itu tidak boleh. Jangan sampai.

Aku hanya butuh berlama-lama menatap bola matamu, sebab disana kutemukan arti bahagia yang sederhana.
Momen-momen seperti itu, duduk berdekatan dan sedekat itu,  membuatku kesulitan mengendalikan diri dan mengatur napas. debar-debar lebih dominan menguasai diriku kala tak ada batasan saat berdekatan denganmu. Satu sisi, aku juga menemukan kenyamanan berada dekat seperti itu denganmu. Meski tak saling bicara, aku ingin berlama-lama, dan dengan begitu aku lebih leluasa mencuri tatapmu diam-diam. Saat kau diam, aku lama-lama larut dalam bola matamu. Kau begitu tenang.

Bahkan saat menulis ini kau tiba-tiba muncul dihadapan dengan sikap yang tetap acuh, namun  meluluhlantakkan segala imaji ku tadi. Ah, kau itu selalu saja membuat aku tak karuan dengan keterdiamanmu.

Susah sekali mencari suaramu, kau selalu diam dengan tatapan yang sulit untukku artikan itu.
Es teh manis, kalah manis dengan senyummu. Minum teh sambil curi-curi pandang adalah kebahagiaan yang haqiqih.

Kau tahu, inginku sederhana; adalah menjadi buku disetiap perjalanan panjangmu. Tak apa meski tak selalu kau baca. Berada dekat denganmu saja sudah menyenangkan rasanya.

Aku suka menatapmu. Aku suka mengikutimu. Aku suka berada dekat denganmu. Apalagi dekat sekali macam tadi, berada dalam satu meja.

Maaf jikalau ada tingkahku yang membuatmu risih dan tatapan yang begitu mendamba. Itu diluar kendali, itu semua hormon cinta yang bekerja.

03

Narasi Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang