Sudah tahun dua ribu sembilan belas, namun rasaku tampaknya juga tak kunjung ada balas. Mungkin ada, tapi diam-diam saja?
Ini memasuki tahun ketiga aku mengenalmu, iya maksudku hanya tahun ketiga, bukan tiga tahun.
Mulai dari tahun terakhir dua ribu tujuh belas, aku diam-diam ingin tahu siapa kamu hingga keingintahuan itu menimbulkan rasa. Awalnya kukira hanya kagum semata, tapi rindu terhadapmu selalu meraja.
Memasuki tahun dua ribu delapan belas sampai akhir, rasaku berproses terus, hingga tumbuh sedemikian dalam. Awalnya sederhana, lambat laun kamu menjadi segalanya, kalau tak jumpa membuatku merana, kalau jumpa membuat hati berbunga-bunga. Hingga ini kunamai cinta.
Jujur, aku menaruh harap lebih. Aku ingin memenangkan atas kamu, aku ingin dimiliki kamu.
Aku begitu bersusah payah untuk menahan diri, untuk tidak sekadar memandang karena hanya akan sebabkan rindu semakin membiru. Terlebih tak ada obat bernama "temu" layaknya sepasang kekasih yang kalau rindu langsung merencanakan pertemuan. Tapi apalah dayaku, memandangmu adalah caraku memastikanmu diam-diam dan mengobati rindu-rindu yang biru.
Terkadang aku juga sering mencari celah agar kita bisa bertukar kata, meski kau jawab seadanya aku sudah bahagia.
Namun nyatanya, celah yang kucoba untuk olah, tak jua membuatmu peka. Atau pura-pura tidak peka saja?
Hal sederhana lainnya yang kulakukan untuk menarik perhatian kamu, adalah dengan cara mengikuti akun sosial mediamu, berharap kau balas mengikuti. Bahkan tidak hanya sosial media, tapi hatiku juga perlu kamu ikuti kembali. Ah, ilusi.
Dua ribu sembilan belas sepertinya akan jadi tahun-tahun berat bagiku, karena setelah tahun ini entah kemana netra akan mencarimu. Barangkali hanya seperempat bulan dari tahun ini kita masih bisa bersua.
Ah, pertanyaanku kamu kapan bisa membuka hati untukku? Atau sekadar menanyai aku duluan. Aku menunggu itu dari dulu.
Tolonglah rinduku, yang sudah semakin merenta di tahun ketiga ini.
4/1/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi Cinta Dalam Diam
Non-FictionIni hanya kisah klasik dari cinta dalam diam dari aku si pecinta tanpa mengutarakan. Tak semua pecinta bisa mencintai dalam diam. Mencintai dalam diam adalah kekuatan cinta yang luar biasa. Mencintai dalam diam tak selamanya buruk dan menyakitkan...