Sumpah demi pencipta kita, aku lagi-lagi dibuat bahagia tiada tara, tersebabkan rencana Sang maha cinta dan ulah semesta yang luar biasa.
Aku tak pernah menduga sebelumnya kalau pertemuan yang sama sekali tidak kita rencanakan itu bisa terjadi sedemikian rapih, aku dengan keterkejutanku dan kamu dengan keterdiamanmu.
Aku yang semula lesu dan acuh terhadap sekitar, berubah kelu dan kaku ketika harus dihadapkan pada kamu yang lebih dahulu menunggu. Bukan menungguku tentunya, melainkan ada sesuatu yang perlu ditunggu. Sama dengan aku yang perlu itu juga.
Aku harus mati-matian mengulum senyum karena tidak tahan dengan apa yang terjadi pada tubuhku. Pelepasan hormon endorpin yang dominan membuat aku bahagia seketika. Hormon bahagia bekerja ketika suasana hati sedang buruk, semesta begitu pintar merancang pertemuan, kamu dihadirkan saat aku benar-benar butuh. Kebetulan, ah tidak ada yang kebetulan bagiku semua sudah diatur oleh-Nya.
Kala itu, saat desak-desakan panjang dan padat merayap dengan semua orang yang juga butuh sesuatu itu, aku berdiri tepat dibelakangmu sebelum benar-benar masuk ke ruang persegi petak. Kau tinggi sekali, aku sudah berjingkat untuk menyamaimu namun masih belum bisa menyamaimu, untung kamu tidak lihat tingkahku yang aneh dibelakangmu.
Hingga tiba diruang persegi petak itu, entah bagaimana ceritanya aku pula yang berada di depanmu, namun tak lama, kamupun sudah berada disampingku dan menatap lurus ke depan. Aku yang menyadari itu hanya bisa melihat sekilas lalu menunduk menyembunyikan rona di wajahku. Bersyukur hingar-bingar di dadaku tak terdengar keluar sebab kalah oleh hingar-bingar orang-orang yang bercerita sana-sini.
Ini bukan lagi tentang jarak satu meter dua meter, atau seberapa meter yang pernah aku tuliskan sebelumnya, melainkan sangat dekat sekali, kulit lenganmu sudah menyentuh bajuku. Bahkan keringatmu sudah tersapu oleh bajuku akibat ramainya orang yang saling mepet-mepet dibelakang.
Paling lucunya aku yang sudah boleh dikatakan tinggi untuk ukuran perempuan, saat berdiri disampingmu aku hanya sebatas ketiakmu. Tak kubayangkan sebelumnya, bahwa hari itu aku berdiri dibawah ketiakmu. Aku merasa seperti bocah kecil yang sedang diketeki. Mohon maaf, aku bukannya sengaja tapi seseorang dibelakang dan disampingku ini menyebalkan, mereka mendorong-dorong tubuhku yang sudah lunglai. Hanya kamu yang disampingku pula yang santai saja.
Kau tahu, hari itu aku dehidrasi, lelah, lesu, belum makan ditambah pms hari pertama. Rasanya aku ingin bersandar dilenganmu itu sampai antrian benar-benar sampai pada kita. Aku suka aroma tubuhmu yang maskulin itu.
Maaf, diam-diam aku menikmati kedekatan hari itu, aku tidak tahu kapan hal seperti itu akan terulang kembali lagi. Susah rasanya untuk kita sedekat itu. Ah terserahlah, Aku sayang kamu pokoknya. Meski kau diam saja, disampingmu aku merasa terlindungi.
30 Oct 18
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi Cinta Dalam Diam
Non-FictionIni hanya kisah klasik dari cinta dalam diam dari aku si pecinta tanpa mengutarakan. Tak semua pecinta bisa mencintai dalam diam. Mencintai dalam diam adalah kekuatan cinta yang luar biasa. Mencintai dalam diam tak selamanya buruk dan menyakitkan...