30

368 14 0
                                    

Adalah kamu seseorang yang berhasil menawan hatiku. Dan Aku dibuat sibuk melawan rindu yang semu demi mengelak rasa candu dari tatapanmu.

Kamu dan tatapanmu sungguh biang rindu paling sialan. Aku mati-matian menahan rindu sendirian, sementara kamu mana ada perhatian.

Tentang tatapan yang melekat di bola mata dan menetap di relungku.
Tatapan yang terlihat mengintrogasi, dan
Tatapan menghakimi dan sejenisnya yang sulit untuk ku artikan.
Tatapan yang selalu memecah inspirasiku dan tatapan yang selalu menyisakan rindu dan candu.

Sepekan terakhir kuperhatikan kamu lebih sering melihat kearahku, entah kalau hanya aku saja yang terlalu percaya diri. Tapi aku bisa merasa kalau ada seseorang yang memperhatikanku dari sana, ya seseorang itu kamu.

Jujur, aku suka mencuri-curi pandang bola matamu yang indah. Duniaku seakan terbelah. Seperti Bencana yang tak ingin ku hentikan segera, jika bola mata kita saling bertabrakan. Kamu enggan mengelak, lalu aku korban salah tingkah. Bahkan saat aku melihat ke bawah, yang kulihat adalah sepatumu, atau bagaimana posisi kamu duduk. Yang penting ada hubungannya dengan kamu.

Saat aku tengah sibuk melirik ke arahmu, kau kerap melempar sorot mata tajam namun menenangkan. Aku suka, tatapanmu yang mengintrogasi itu. Seolah bertanya: "kenapa lihat kesini terus?"
Lalu lewat mata aku menjawab pula "Aku jatuh cinta sama kamu" kataku dalam tatap malu-malu. Ah, kita lucu ya, seperti dua orang yang sedang bertelepati.

Tuan, rasaku semakin berkobar. Bagaimana bisa aku kuat meredamnya, sedang kamu memberi celah untuk olah.

Tuan, jika saja aku mampu, akan kukatakan, aku mau dimiliki kamu. Atau sekadar menjadi teman ngobrolmu saja, itu sudah cukup.
Aku tidak apa-apa harus duduk berlama-lama, dan tenggelam dalam bola matamu atau sekadar menamanimu melakoni hobi.

Entah kenapa bola matamu selalu saja membuatku sukar terlelap. Membayang terus, dan aku tidak sabaran untuk melihat mata itu lagi besoknya. Kalau sudah begini, susah bagiku untuk berdamai dengan hari libur.

Aku kesulitan mengelakkan rindu yang semu, dan kau tahu, aku bertahan sendirian tanpa bilang-bilang.

Peka-lah, aku mau kau sapa duluan. bukan hanya sekadar dipandang lalu membuat aku jadi tak karuan.

Narasi Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang