Brukk!!
Tubuhku jatuh dari atas, dan terjatuh ke jurang yang dalam.
Tapi tampaknya aku selamat, beberapa detik yang lalu kupikir nyawaku sudah melayang..
Di bawahku ada tumpukan bunga berwarna kuning yang menjadi alasku saat terjatuh.
Sebelumnya, aku kabur dari rumahku karena pertengkaran orang tuaku. Aku mencoba melerai mereka, namun mereka malah mengusirku dan menyuruhku pergi.
Aku menangis dan berlari ke tengah hutan tanpa sadar. Lalu aku terjatuh di jurang dekat gunung yang dalam ini.Melihat sekeliling reruntuhan ini membuat kepalaku teramat...sangat...sakit...
Aku bangkit perlahan dan sepertinya ada sebuah lorong disana. Mungkinkah itu jalan alternatif untuk kembali ke atas?
Aku terus berjalan ke sepanjang lorong yang gelap itu, tiba-tiba ada sesuatu meringis.
"Tolong...siapapun itu... Jangan bunuh aku!"
Suaranya dari ujung lorong, aku berlari menuju secercah cahaya di sana.
Tampak seonggok bunga kecil yang menangis di hadapanku..
Bunga yang bisa bicara!?
Kuusir rasa takutku dan mencoba bertanya pada bunga aneh itu.
"Kenapa kau menangis? Bunga kecil?"
Dia perlahan menengok ke arahku.
"Manusia... Jangan sakiti aku..."
Mendengar jawabannya membuatku terkejut,
"H...Hey untuk apa aku menyakitimu?... Aku tersesat disini dan aku perlu bantuanmu untuk bisa keluar dari tempat ini."
Bunga itu mengusap air mata ketakutannya dengan sulurnya, lalu dia tersenyum..
"Baiklah gadis kecil, aku akan membantumu, selamat datang di dunia monster, di dunia ini.. Membunuh atau dibunuh.."
Aku terkejut,
"Dunia monster?!! Bagaimana aku bisa sampai kesini?!"
"Tentu saja kau bisa, kau terjatuh dari atas sana. Dan di bawah sini adalah underground...
Baiklah, sekarang ikuti aku...tapi pertama-tama, kau harus membawaku,"
Aku mengangguk, kuulurkan tanganku dan sulurnya merambat di tanganku.
Lalu dia menuntunku berjalan.
"Ah aku belum memperkenalkan diriku, namaku Flowey, Flowey si bunga."
"Namaku...Frisk.."
"Nama yang indah...Frisk.."
Aku tersenyum padanya dan mengelus kelopaknya, ketika terus berjalan, tiba-tiba ada seseorang menghadang.
Sesosok monster kambing muncul di hadapanku, ia tersenyum lembut.
"Ah, anak yang terjatuh lagi, aku adalah penjaga reruntuhan disini. Namaku Toriel. Jika kau bersedia, aku akan membawamu ke rumahku."
Sesaat aku terpikir sesuatu, namun sepertinya monster ini tulus ingin menolongku...
"Oh, bolehkah? Terima kasih banyak!"
Dia tersenyum dengan ramah kepadaku.
"Tunggu Fri..."
Toriel menatap Flowey dengan tatapan yang menyeramkan,
"Baiklah nak, berikan tanganmu supaya kamu tidak tersesat."
Aku mengangguk dan meraih tangannya yang berbulu dan lembut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowerfell (Undertale AU) : The Secret Garden
FanfictionCover not mine :) Sans X Frisk "Terkadang kebaikan itu cukup... Aku akan selalu...mencintaimu.."