Bagian 21. (Sweet Bye)

616 48 10
                                    

Suara itu terdengar familiar di telingaku...

Sekarang...

Sekujur tubuhku mendingin, dan bibirku terbujur kaku.

"Tidaaaaaaaaak!" aku berteriak kencang sembari menarik paksa semua kelopak buttercup yang menutupi mataku...

Sakit...

Sangat...menyakitkan...

Apa yang kulakukan?!

Mengapa setelah mendengar suaranya lantas aku menarik secara brutal hampir semua kelopak buttercup di kepalaku?...

Mengapa aku menyiksa diriku sendiri...?

Kini rasa sakit yang tak terbayangkan telah menusuk seluruh tubuhku..

Namun mengapa aku merasa sangat puas?...
Bahkan dengan banyaknya cairan merah yang keluar dari kepalaku...?

"Apa yang kau lakukan?!" bentaknya panik.

Aku menoleh ke belakang, hatiku sangat bahagia dapat melihat kembali sosoknya, air mataku berderai penuh kebahagiaan..

"Akhirnya...aku dapat melihatmu kembali untuk yang terakhir kalinya...
Sans..."

Dan seketika tubuhku langsung tumbang ke tanah, Sans langsung menangkapku dan membawaku agak jauh dari barrier.

Ia menaruh kepalaku di atas pangkuannya,

"Bodohnya kau Frisk! Apa yang kau lakukan?! Kau pergi dariku dan melanggar janjimu untuk terus hidup bersamaku?

Dan kau menarik bunga-bunga indah yang tumbuh di kepalamu dan membuatmu menyiksa dirimu?! Apa kau ingin membuatku gila?"

Suaraku tidak kuat untuk berteriak padanya, namun ingin sekali kusampaikan padanya sampai ia mengerti...

"Jika saja kamu tidak tahu aku disini, dan tidak datang... Semuanya akan berjalan lancar. Tapi aku tidak tahan mendengar suaramu! Aku ingin melihat wajahmu lagi Sans! Aku benar-benar mencintaimu!" tangisku.

"Aku tahu sayangku! Aku juga sangat menyayangimu, tapi apa yang kau lakukan itu membuatku benar-benar sakit..." ucapnya.

Aku dapat melihat jelas mata penuh kekhawatiran, perlahan aku menyentuh wajahnya,

"Maafkan aku Sans... Aku turut menyesal, sekali lagi maafkan aku.."

"Yang terpenting sekarang kita harus kembali secepatnya... Kita harus memulihkan luka-luka di kepalamu!"

"Baiklah.." jawabku,

"Setelah ini aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi...
Tidak masalah meskipun kita tidak dapat menghancurkan barrier. Aku lebih memilih bersamamu... Setidaknya disini kita pasti akan selalu bersama...

Aku pasti akan membahagiakanmu Frisk!"

Oh Tuhan...

Andai dia tahu bahwa aku sangat bahagia mendengarnya...

Seperti ini saja bagiku sudah cukup..

"Jadi, maukah kamu percaya padaku?..."

Aku mengukirkan senyum terbaikku padanya, "Tentu saja, sayangku.."

Krekk!

Tetapi bagaimana dengan jiwaku...

Retakannya telah menyebar di seluruh sisinya...

Dia berusaha mengangkat tubuhku yang hampir lumpuh total, namun aku menolaknya,

"Sans..." aku menatapnya kembali,

"Ada apa, sayangku?..."

"Setelah apa yang kulakukan, aku takut jiwaku tidak dapat bertahan lebih lama lagi..."

Aku menunjukkan jiwaku kepadanya, dan dia sangat terkejut mengetahui jiwaku yang akan hancur.

"Tidak...mungkin.... Ini pasti mustahil..." bisiknya ketakutan.

Jiwaku benar-benar akan hancur, bahkan aku dapat merasakannya melalui tubuhku...

"Apa... Apa yang h-harus kulaku...kan.." ucapnya gemetaran. Wajahnya tampak sangat kacau dan depresi,

Aku menggenggam lengannya, dia menoleh ke arahku,

"Maafkan aku, sayang, kurasa takdir mengarah pada rencana awal..." ucapku tersenyum pasrah.

"Apa yang kau maksudkan? Mengorbankan jiwamu? Tidak! Aku tidak akan merelakannya!" serunya menentangku.

"Tapi Sans! Mengertilah!"

Dia terdiam melihatku,

"Cepat atau lambat jiwaku pasti akan hancur, aku memohon dengan sangat padamu... Gunakan jiwaku untuk menghancurkan penghalang itu, dan tinggalah di atas sana dengan damai..."

Dia mulai menitikkan air matanya, perlahan membasahi wajahku..

"Kau tidak masuk akal, Frisk! Aku akan tetap disini bersamamu!"

"Sans... Kau pasti mengerti, aku mohon bersegaralah..."

"Lalu bagaimana caraku membahagiakanmu?!"

Aku tertawa kecil,

"Kau tahu? Kau sudah membahagiakanku sedari awal... Apapun yang kau lakukan selalu demi diriku...aku bahagia Sans...teramat bahagia...
Sakit ini tidak sebanding, selagi aku dapat menatapmu untuk kesekian kalinya..."

"Ugh...Frisk..."

Sans menangis di pelukanku, aku tahu ini teramat berat untuknya, namun aku pun sudah tidak dapat menahannya lebih lama...

Aku juga ingin dia bahagia...

"Baiklah... Jika ini akan jadi yang terbaik..." ucapnya sembari meraih jiwa itu dari tanganku.

"Bagus, Sans...terima kasih... Aku sudah sangat bahagia...

Setidaknya... Maukah kamu memberikanku senyuman?"

Raut wajahnya terlihat sangat sedih, namun ia segera melemparkan segaris senyuman padaku.

Senyuman yang sangat kurindukan...

Dengan seluruh tubuhku yang semakin melemah, aku menatapnya berjalan menuju ke barrier.

Ia menaruh jiwaku di antara jiwa-jiwa manusia yang lainnya, namun sebelum itu, ia menoleh ke belakang...

"Sampai jumpa....Frisk..." ucapnya berlinang air mata...

"Sampai....ju...mpa...Sans...."

Dan sesaat setelah kulihat ia menaruh jiwaku disana...

Mataku telah tertutup rapat.


****

Frisk...

Lihat? Dirimu sudah tidak menderita lebih banyak lagi kan?...

Syukurlah...

Lihat...berkat hati emasmu, mereka dapat keluar dari sini...

Tidakkah kau juga senang?

Keinginanmu telah terkabul...

Oleh karena itu...

Beristirahatlah dengan tenang, sayang...

The End

Flowerfell (Undertale AU) : The Secret GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang