Bagian 9. (Promise)

526 42 3
                                    

Memiliki jiwa determinasi adalah salah satu keberuntungan bagiku, sebab...

Di dunia monster ini terdapat istilah bunuh atau dibunuh, dimana yang lemah pasti akan tersingkirkan..

Jadi aku dapat menjamin bahwa Sans sudah membunuh banyak monster disini..

Setelah teringat akan hal itu, aku membisikkan sesuatu pada Sans.

"Hey, Sans.."

"Ada apa Frisk?"

"Bisa berjanji satu hal padaku??"

"Janji?..."

"Ya... Kumohon,"

"Aku paling benci membuat janji, namun jika itu maumu... Kurasa aku akan mencoba menepatinya..."

"Yayy" seruku kegirangan, Sans hanya tersenyum melihatku.

"Baiklah kid, jangan terlalu bersemangat, katakan apa janjimu?"

"Janjiku itu a-"

Sebelum kulanjutkan, Sans menurunkan tubuhku perlahan dari gendongannya.

"Kenapa kau menurunkanku?" tanyaku bingung.

"Tepat di depan matamu, Frisk, lab milik dr. Alphys."

Aku mengalihkan pandanganku darinya dan mendapati sebuah gedung yang cukup besar.
Di depan kami terdapat pintu geser yang sering digunakan untuk laboratorium.

"Wow..."

"Hey... Tak usah sampai terpana, katakan dulu janjimu sebelum kita masuk.." serunya sambil menepuk kepalaku.

"Oh... Baiklah... Uhm.."

Sans menungguku dengan tidak sabaran.

"Aku mohon berjanjilah padaku... Untuk tidak membunuh siapapun lagi."

Deg!

Sans terlihat terkejut dengan pernyataanku barusan.
Mata yang tadinya berbinar menjadi terlihat mengosong.

"Fr-Frisk... Kau tahu? Aku ini seorang pembunuh... Sudah ada ratusan monster atau bahkan manusia yang kubunuh di bawah sini..." jelasnya.

"Oleh karenanya, aku ingin kau berhenti membunuh.."

Dia menggeleng pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Mustahil bagiku... Bahkan kau ingin aku diam saja jika ada yang melukaimu??"

Sans terlihat marah dan membuatku takut, namun aku mencoba untuk berbicara dengannya.

"Aku ingin kau melindungiku, Sans... Bukan membunuh mereka,"

"Kau bercanda kan? Frisk...

Lebih baik kau hentikan janji anehmu i-"

"Tidak!"

Aku langsung memeluknya dengan erat, tidak peduli seberapa marah ia padaku.
Sans terkejut, namun ia tidak mencoba melepas pelukanku.

"Aku serius, aku ingin kau selalu menggunakan kebaikan.."

"Lantas untuk apa kebaikan jika mereka hanya membalasnya dengan kejahatan?!" geramnya.

"Sans... Dengarkan aku, tidak peduli apa yang mereka lakukan, kurasa kebaikan cukup untuk menjangkau hati mereka... Kadang hanyalah kebaikan yang dapat kita berikan... Terkadang, kebaikan itu cukup..."

Wajah Sans menjadi kacau tak karuan, aku dapat merasakan kebingungan tergambar jelas di wajahnya.

Namun aku yakin...perasaan hangatku akan tersampaikan lewat pelukan ini.

Flowerfell (Undertale AU) : The Secret GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang