"A-aku benci mengakuinya, makanya aku tidak menyangka Alphys mengingatnya! Dan kau memberitahukan itu semua! Tidak adil!"
Alphys tertawa melihat Flowey yang menggerutu padanya,
"Sebentar, ada yang ingin kuberikan padamu,"
Kemudian ia bangkit dan mengambil sesuatu dari laci.
"Asriel.. Asriel.. Aku akan memanggilmu Asriel, heheheh..." aku meledek Flowey sambil memainkan kelopaknya, namun ia berusaha menghindar dengan kesal.
"Tidak!!! Aku tidak tahu nama itu!!" gerutunya dengan wajah cemberut.
Aku tertawa melihat reaksi kesalnya yang lucu, lalu aku berhenti mengganggunya yang kelelahan.
"Lagipula... Ia masih tidak menyadari kalau aku adalah anaknya..."
"Huh?"
Lalu Alphys menghampiriku dan ia meraih tanganku, ia memberikan sesuatu di telapak tanganku,
Kemudian kubuka dan kuangkat tanganku,
Sebuah....kalung?
"Entah mengapa aku ingin kau memakainya. Itu adalah sepasang kalung milik Chara dan Asriel. Satunya telah hilang entah kemana, jadi hanya satu yang tersisa.."
Sebuah liontin indah berbentuk hati, berwarna emas dan bertuliskan "Best Friend".
Kemudian aku membuka kalung itu dan terdapat foto Chara dan Asriel yang tersenyum... Sangat bahagia...Dan lagi-lagi... Aku pun tersentuh...
"Kalung yang indah ini... Boleh kupakai??" tanyaku dengan mata berbinar.
"Tentu saja... Sejak pertama kali melihatmu, aku merasakan dejavu dalam waktu yang lama. Kau mirip dengannya, Frisk..." ucap Alphys sembari memegang wajahku.
Aku tersenyum haru, kemudian kami bertiga kembali ke atas ruangan Alphys.
****
Berjam-jam aku dan Flowey di ruangan dr. Alphys, ia sibuk mengerjakan penelitian terbarunya, sedangkan aku dan Flowey membaca buku-buku tentang monster di underground.
Kemudian aku menutup buku itu dan menaruhnya di meja.
"Mengapa ditutup?" tanya Flowey,
"Aku ingin bertanya sesuatu.."
Lalu aku menghampiri Alphys yang sedang menyambung kabel.
"Alphys... Boleh aku bertanya hal lain yang ingin kau jelaskan?"
"Hmm.. Tentu, soal apa?"
"Jiwaku.."
Dia berhenti menyambungkan kabelnya, kemudian bangkit berdiri menghadapku,
"Seperti yang kubilang, jiwamu adalah jiwa terkuat. Mati beberapa kalipun kau akan tetap hidup, bahkan mungkin selama kau jarang tereset, kau dapat hidup lebih lama dibandingkan manusia pada umumnya..."
"Tapi jika kau sering tereset, kekuatanmu pun akan terus terkuras. Jika aku bertanya padamu, apakah tubuhmu lebih lemah dari sebelumnya?" tanya Alphys.
"Jujur saja...iya..." jawabku.
"Yah, itulah dampak yang kumaksud, dan bunga yang tumbuh di kepalamu adalah sihir dari determinasi yang menunjukkan pula berapa kali kau telah mati."
Aku menyentuhnya, kurasakan telah banyak kelopak yang tumbuh di kepalaku. Sudah hampir setengah lingkar kepalaku.
"Dan jiwamu pun telah retak sedikit demi sedikit, dan kau tahu apa artinya?" tanyanya lagi dengan wajah antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowerfell (Undertale AU) : The Secret Garden
FanfictionCover not mine :) Sans X Frisk "Terkadang kebaikan itu cukup... Aku akan selalu...mencintaimu.."