Tanpa kusadari kelopak bunga ini telah memenuhi mata kananku, mengetahui hal ini, membuatku sangat terpuruk...
Mungkinkah bunga-bunga ini akan terus tumbuh sampai menutupi kedua mataku nantinya?...
"Frisk? Sayangku? Kau baik-baik saja?" tanya Sans khawatir.
Lamunanku terbuyar, aku segera tersenyum dan mengalihkan pembicaraan.
"Tidak mengapa, Sans, tak perlu memikirkanku.. Omong-omong, dimana Papyrus dan Flowey?...juga.... Undyne?"
"Ah... Mereka di lab saat ini, lab milik Alphys..." jawabnya sembari mengelus lehernya.
"Bagaimana jika kita menghampiri mereka?"
Aku mengangguk setuju, kupikir, sekarang mereka sedang bertarung, jadi kami harus segera menyusul mereka.
Sans bangkit dari duduk dan mengulurkan tangannya padaku,
"Mari, tuan putri, kita hampiri mereka."
Aku terkikih dan segera meraih tangannya.
"Ouch, kid, tanganmu dingin sekali!" serunya padaku.
"Yah... Tubuhku agak kedinginan saat ini.."
"Ini, gunakan saja jaketku selalu, Frisk, aku tidak ingin melihatmu sakit..."
"Baik Sans, terima kasih banyak, ..."
Aku memakai jaket Sans tanpa memasukkan lenganku, bulu di jaket itu hangat dan membuat suhu tubuhku kembali normal.
Di sepanjang perjalanan ini, sesekali aku melihat wajah Sans,
Wajahnya terlihat tidak tenang dan antusias, tidak seperti biasanya.
Di dalam hatiku yang terdalam...
Aku benar-benar mencintainya...
Cara dia memperlakukanku, ataupun sikapnya yang menyenangkan...
Tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padanya...
Aku sangat ingin menyatakannya sekarang, tak peduli terbalas ataupun tidak...
Sans menyadari aku yang memperhatikannya sedari tadi,
"Jangan khawatir, aku disini bersamamu..." ucap Sans yang kemudian menggenggam tanganku.
"Tentu saja, bersamamu, tidak ada yang perlu kutakutkan, bersamamulah, aku merasa nyaman.."
Sans langsung mengalihkan pandangannya sambil membenarkan syalnya, wajahnya memerah dan membuatku salah tingkah.
"M-maksudku... S-Sans kau selalu membantuku... Dan bahkan k-kau sangat perhatian... Aku ucapkan banyak terima kasih padamu!!".
Sans menghentikan langkahnya sesaat yang membuatku ikut berhenti juga,
Sesaat hening,
Dan kemudian kata-kata itu malah membuat Sans tertawa terbahak-bahak, membuatku makin memerah.
"Apa yang lu-"
Belum kuteruskan kata-kataku dia malah mencubit pipiku,
"Hey, untuk apa berterima kasih.. Aku melakukannya memang demi dirimu, kid... Dan kau tahu, kau sangat lucu jika sedang salah tingkah, apalagi jika wajahmu memerah seperti tomat rebus!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowerfell (Undertale AU) : The Secret Garden
FanfictionCover not mine :) Sans X Frisk "Terkadang kebaikan itu cukup... Aku akan selalu...mencintaimu.."