Bagian 18. (A Memory)

412 37 1
                                    

Aku menendang-nendangkan kakiku di air yang dingin dan sejuk. Suara air terjun masih terdengar jelas di telingaku.

"Apa yang membuatmu ingin kemari, Frisk?" tanya Sans.

"Ah tidak, ini tempat bermakna bagiku, kamu yang pertama menunjukkannya padaku..." jawabku sembari menyentuh air di kolam, "Meskipun sekarang tidak terlihat apa-apa, aku masih menyukai tempat ini..."

"Begitu ya," Sans tertawa kecil,

Aku mengangguk,
Sebenarnya aku sangat berterima kasih padanya, dia terus menemaniku ke tempat yang ingin kutuju.

"Terima kasih Sans" ucapku padanya.

"Untuk apa?" tanyanya bingung.

"Hehe...hanya terimakasih biasa,"

"Huh? Kalau begitu, sama-sama"

Aku tertawa sambil mencipratkan sedikit air padanya.

"He-hey kid hentikan!" serunya kesal.

"Jangan terlalu kaku padaku, Sans." candaku,

Dan seperti biasanya dia mencubit pipiku dari belakang,

"Hueeee lepaskan lepaskan!" kali ini aku yang kesal.

"Tidak sampai kau memohon padaku.." ucapnya sinis.

"Untuk apa aku memohon pada- ah sakit sakit!! Baikk ampuni akuu!" teriakku dengan kesal.

Dia tertawa puas lalu melepaskanku, sedangkan aku memegangi kedua pipiku yang sakit,

"Sans awas kau!" gumamku pelan.

"Hey Frisk, kau tahu, melihat kolam ini membuatku sedikit bernostalgia..." ucap Sans.

Aku bangkit dari duduk dan bertanya,

"Kenapa begitu?...."

"Waktu itu kita bermain disini sampai kelelahan, dan aku mendapatkan ciuman pertamamu disini.."

Wajahku langsung panas tak karuan, aku menutup wajahku dengan tudung jaket yang kukenakan.

"B-b-bisakah kau lupakan ke-kejadian itu?..." ucapku gugup.

Sans malah tertawa geli melihat reaksiku, dengan kesal aku memukulnya pelan,

"Kubilang lupakan itu mesum!"

"Bagaimana aku dapat lupa kalau kau terus memasang wajah menggemaskan itu..." ledeknya,

Aku yang semakin tak karuan pun berbalik dan meringkuk menutupi wajahku,

"Tapi.."

Aku menoleh,

"Bukankah seharusnya kau lega? Karena ciuman pertamamu bersama dengan orang yang tepat..."

Deg!

Dia tersenyum,

Aku terdiam dan menyadari kata-katanya. Memang sejak dari awal aku menyukainya, sangat menyukainya,

Jadi itu adalah hal yang tidak seharusnya dilupakan...

"Dan satu hal lagi kid... Terimakasih telah jatuh cinta pada monster keji sepertiku..

Setidaknya kau benar-benar gadis yang baik, tidak seharusnya aku dapat memilikimu..."

"Tidak, Sans.."

Aku kembali berdiri,

"Tidak ada alasan khusus, cinta tidak butuh alasan. Dan jangan pernah bermain-main dengan kata takdir.."

Flowerfell (Undertale AU) : The Secret GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang