"Baiklah, kid, apakah sudah jelas soal penjelasan ini?" tanya Sans di sebelahku sambil meminum sebotol kecap (?)
"Yah, kukira begitu..."
"BAIKLAH MANUSIA!! KITA AKAN MAKAN MALAM BERSAMA DISINI!" ucap Papyrus sambil menepuk pundakku.
"Bahkan kita belum makan siang, kau malah memikirkan sejauh itu..." gerutu Flowey.
Aku hanya tertawa kecil, sambil menjawab,
"Tentu saja akan sangat menyenangkan jika kita dapat berkumpul dan makan malam bersama disini!"
"Ka-kalian akan makan malam disini? Tentu saja aku akan sangat senang!" seru Alphys bersemangat.
"Yeah, guys, aku harus pergi sekarang, kurasa raja Asgore memanggilku, sampai ketemu nanti malam" ucap Undyne yang kemudian berlalu.
"Baiklah, sampai jumpa," jawab kami serempak.
"Hmm, mungkin ada hal yang harus aku kerjakan terlebih dahulu, Frisk, berkelilinglah di lab ini sesukamu, " seru Alphys.
"Tentu, Alphys," jawabku.
"AKU HARUS SEGERA MENYUSUL UNDYNE , BERSENANG-SENANGLAH FRISK! NYEH HEH HEH!"
Kemudian Papyrus pun berlalu, aku kembali duduk di sofa dan menghela nafas sembari menatap ke arah Flowey dan Sans.
"Sekarang terasa sangat sepi ya..." bisikku.
"Sebenarnya, Frisk... Ada yang harus kulakukan juga. Jagalah dirimu dan aku akan segera kembali..."
Sans pun menghilang dari hadapanku dengan teleportnya.
"Lihat, padahal si bodoh itu dapat langsung menggunakan teleportnya untuk segera kesini tadi.." sahut Flowey.
"Yah, kurasa hanya tersisa kita berdua disini, bagaimana jika kita berjalan sebentar berkeliling?"
Flowey mengangguk, ia mengeluarkan sulurnya dari pot dan mengikatnya di tangan kiriku.
Kami menaiki sebuah eskalator berjalan, ada banyak botol takar dan isinya berupa cairan berwarna-warni, ada pula banyak benda aneh yang belum pernah kulihat.
Aku menghampiri sebuah rak buku dengan buku-buku yang sudah tua dan berdebu.Aku membuka salah satu buku, dan melihat-lihat isinya, terdapat banyak sekali cara perakitan mesin.
"Kurasa memang dia mempelajari semua buku ini.." ucap Flowey sambil mengangkat alisnya.
Setelah menuruni kembali eskalator, kami bertemu dengan Alphys yang membawa banyak buku. Terlihat sekali ia kewalahan membawanya.
"Boleh kubantu?"
Ia pun tersenyum sambil membenarkan kacamata kecilnya,
"Tentu..."
Kami berjalan ke ruangan Alphys, kemudian aku menaruh buku itu di meja kerjanya.
"Terimakasih sudah membantu, Frisk.."
"Sama-sama, dr. Alphys" sahutku.
Flowey menatap buku-buku tebal itu,
"Heh, apa kau sama sekali tidak lelah membaca itu semua?"
"Tentu saja sebagai ilmuwan kerajaan, aku tidak boleh berhenti berkreasi, hee hee..."
"Ilmuwan kerajaan?" seruku lagi.
"Ya, dia adalah ilmuwan yang ditunjuk oleh raja Asgore sebagai ilmuwan khusus kerajaan.." jelas Flowey.
"Oh begitu,"
Tiba-tiba Alphys menarik tanganku,
"Kutunjukan sesuatu, yang perlu kau tahu..."
Aku dan Flowey saling bertatapan kebingungan. Kemudian Alphys menekan sesuatu di dinding.
Muncullah tangga yang berjejer ke bawah dari lantai, membuatku agak terkejut.
"Tenanglah dan ikuti saja aku.."
Aku mengangguk, lalu kami turun kebawah yang makin lama semakin remang-remang.
"Aku takut," bisik Flowey.
Aku mengelus kepalanya yang lembut,
"Tenang saja, ada aku.."
Tak lama kemudian ada sebuah pintu tua, lalu kami masuk ke dalam sana...
Ruangan ini sangat remang-remang dan hampir gelap, namun masih dapat terlihat benda-benda di sekitarku.
"Duduklah disini.." ucap Alphys menyediakan sebuah kursi untukku.
Aku melihat sekeliling. Ada banyak poster di dinding tentang jiwa manusia dan cara mereka bekerja.
Lalu mataku tertuju pada sebuah foto keluarga yang besar di dinding. Foto itu telah memudar, namun masih nampak jelas.
Di foto itu terlihat Toriel, di sampingnya...monster yang terlihat sejenis dengannya, mungkinkah raja Asgore? Dan mereka terlihat merangkul dua orang anak. Satunya mirip seperti mereka, satunya lagi anak manusia."Boleh aku tanya siapa mereka?" ucapku pada Alphys sambil menunjuk ke foto itu.
"Apa yang kau lihat... Tunggu?!" Flowey terlihat terkejut melihatnya.
"Ah... Itu Toriel, raja Asgore beserta anak mereka, Asriel, dan anak manusia itu adalah... Chara, manusia pertama yang jatuh ke underground... Dan dia memiliki jiwa yang sama denganmu." jelas Alphys.
Mataku melebar,
"Kemana mereka berdua saat ini?" tanyaku penasaran.
Alphys mengambil kursi kemudian ia duduk di hadapanku,
"Chara dan Asriel telah menjadi sahabat saat itu, namun suatu hari Chara sakit. Karena kau tahu bahwa jiwa determinasi akan terus mereset, Chara tidak kuat lagi dan dia meminta kepada Asriel untuk mengambil jiwanya agar dapat menghancurkan barrier (penghalang).
Namun meskipun Asriel menyerap jiwa Chara pun, mereka masih memerlukan 6 jiwa lagi untuk benar-benar menghancurkan barrier, akhirnya Asriel membawa tubuh Chara yang telah meninggal ke tempat Chara jatuh pertama kali. Dan ia mengubur Chara disana...
Asriel melepas jiwa milik Chara, dan saat itu juga, tubuhnya berubah menjadi debu monster. Jiwa itu juga memudar dan hilang."
Tanpa kusadari telah menetes air mata setelah mendengar cerita dari Alphys.
"Mendengar cerita itu saja kau menangis? A-aku biasa saja mendengarnya!" ujar Flowey dengan kesal.
"Setelah kejadian itu, raja Asgore memutuskan untuk membunuh semua anak agar dapat mengarungi penghalang itu, namun melihat Asgore yang menjadi pembunuh seperti itu membuat Toriel marah dan melarikan diri dari istana. Ia berjanji akan menyelamatkan semua anak yang terjatuh ke underground."
Aku menggangguk, sekarang aku pun paham alasan Toriel menahanku sampai semarah itu.
Terimakasih, Toriel...
"Dan satu hal lagi.. Semua benda yang terkena debu monster akan hidup kembali, jika kau dapat menerkanya, Asriel ada di lenganmu sekarang ini..."
"Hah?"
Aku melihat ke arah Flowey yang wajahnya terlihat gugup.
"Jadi kau adalah Asriel?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowerfell (Undertale AU) : The Secret Garden
FanficCover not mine :) Sans X Frisk "Terkadang kebaikan itu cukup... Aku akan selalu...mencintaimu.."