Silent

884 39 0
                                    

Agustus, bulan dimana aku bergabung dengan komunitas orang muda secara online. Orang muda yang berasal dari banyak daerah, kota dan bahkan dari negara lain.
Saat itulah pertama aku mengenalnya dari dunia maya. Entah mengapa saat melihat form perkenalannya, ada sesuatu yang aku rasakan. Rasa yang tak dapat ku ungkapkan. Namun, begitu dalam.

Semakin hari, perasaan itu semakin mekar bagaikan mawar. Namun, aku bukanlah wanita yang cukup berani untuk menyapanya melalui chat. Meskipun hanya sekedar "Selamat pagi".

Bagaimana bisa aku memulai komunikasi dengan pria tersebut? Untuk mengirimkan pesan sapaan saja ku tak ada keberanian. Sungguh, aku tak suka dengan Ana yang begini. Ana yang seakan tak mampu melakukan apa-apa pada pria yang membuatnya tertarik.

Dimana Ana, menyembunyikan rasa itu sendirian tanpa menceritakannya pada teman-temannya. Tak ada hujan dan badai. Setelah seminggu bergabung komunitas anak muda tersebut. Ada seorang wanita yang mulai mengirim pesan pribadi pada Ana. Gadis itu mulai rajin chat dan video call dengan Ana. Ana tak begitu mengenalnya, karena keramahannya yang welcome dengan Ana. Ana senang banget, ternyata ada seseorang yang ingin berteman dan mau lebih kenal dengannya.

Kenalan, kenalan. Setelah cukup kenal satu sama lain. Ternyata nama gadis yang memulai komunikasi itu adalah Fitri. Fitri, berasal dari Bandung. Rambutnya panjang, cantik, pipi tembem dan suaranya merdu sekali. Pokoknya, Ana bahagia bisa memiliki teman dunia maya begitu multitalent.

Selain multitalent, Fitri anak yang asik, lucu dan asik dalam becanda. Tapi, ia sedikit manja. Manja-manjanya Fitri seakan ia sedang bermanja-manja dengan kakaknya sendiri. Perasaan kaku, bingung mau manggil apa pada Fitri. Aku panggil aja dia dengan panggilan "Kakak".

Obrolan singkat Ana bersama Fitri.

Fitri : Halo Kak, Boleh kenalan? Aku Fitri dari Bandung. Kalau boleh tahu nama kakak siapa?

Ana : Halo Kak Fitri, nama saya Ana tinggal di Medan. Senang berkenalan dengan Kak Fitri.

Fitri : aduh, jangan panggil saya kakak dong. Sayakan masih 21 tahun. Btw di medan kuliah atau kerja? Plus usianya berapa?

Ana : Maaf, maaf.. Biar lebih sopan manggilnya kakak. Takut ntar salah manggilkan gak baik. Wah, masih muda iya. Di medan Ana kuliah Dek. Dan usiannya 2++.😂😂😂

Fitri : Hahahaha.. Si kakak bisa aja deh. Kuliah toh. Kirain Fitri udah kerja. Ambil jurusan apa Kak?

Ana : Iya kuliah, jurusan Sistem informasi dek.
Kalau adek asli bandung atau gimana?

Fitri : Wah, keren banget kak anak sistem informasi. Fitri itu di Bandung lagi tempat saudara kak. Mau nyari kerja Kak. Aslinya dari Riau Kak. Kak.. Kok kakak gak aktif di grup si? Sibuk iya?

Ana : Keren apanya si dek. SI mah.. Walah, anak Riau, berarti ngerti dong bahasa Melayu? Oh.. Iya dek. Nggak aktif grup itu bingung mau komunikasinya gimana. Apa lagi nggak ada yang dikenal. Rasanya gimana itu iya. Takut ah, nyapa di grup malah di cuekin, di abaikan dan nggak di gubris.

Fitri : Iya elah si Kakak, sedikit doang kak paham bahasa melayunya. Ayo dong Kak Ana, aktif di grup biar rame loh. Biar Fitri ada teman ngobrol kak. Mau iya kak, mau iya? Ntar Fitri duluan deh yang mulai percakapan. Awas loh, kalau Fitri mention nggak muncul. Fitri marah ni sama Kak Ana. Fitri janji Kak, kalau kak Ana muncul di grup Fitri bakal respon kakak dan nggak bakal ngabaiin sapaan kakak.

Ana : Hahahahaha (Ana tertawa dibalik handphonenya dan pembicaraan mereka masih berlanjut) Fitri bisa aja deh. Dek... Dek.. Ntar iya aku coba. Tapi nggak bisa janji untuk aktif banget di grup. Karena aku pemalu dek. Dan nggak mau di cuekin sapaannya.

Fitri : Ih... Janji dong Kak. Udah ah, Fitri mau bocan dulu iya Kak Ana. Makasih loh Kak Ana yang cantik udah mau respon telpon Dek Fitri. Selamat tidur Kak Ana. Tuhan memberkati Kak. 😇😇

Percakapan seluler Ana dan Fitri pun selesai. Dengan buru-buru Ana letakin hpnya diatas meja belajarnya. Lalu, iya membuka pintu kamarnya untuk buang air kecil, sekaligus bersihin kaki, tangan, cuci wajah dan sikat gigi.

Seusai dari kamar mandi, Ana membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menyalakan Tv yang akan menjadi teman tidurnya. Beberapa menit baringan, Ana mengambil sikap untuk berdoa sebelum waktunya tidur. Ana berdoa buat bersyukur atas kenikmatan dan penyertaan Tuhan pada Ana sepanjang hari sungguh luar biasa.

"Tuhan, Terima kasih buat sepanjang hari yang telah Ana lalui. Engkau masih memberikan Ana kesehatan dan kekuatan melalui hari ini. Terima kasih Tuhan, buat orang-orang yang hadir dalam hari ku ini. Terima kasih Tuhan, buat canda tawa yang penuh sukacita. Tuhan, Ana bersyukur Engkau mengizinkan aku untuk dapat mengobrol dengan Fitri. Teman yang baru saja aku kenal malam ini. Aku berharap, semoga ke depannya Ana dengan Fitri dapat menjadi sahabat yang saling mendukung satu sama lain. Tuhan, lindungilah orang-orang yang aku sayangi. Agar mereka selalu dalam lindunganmu dan jauhkanlah kami dari godaan dan marabahaya. "

Pemuja Dalam Diam (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang