Left 2

123 8 0
                                    

Aneh namun nyata. Kamu takkan percaya ditengah kalutnya perasaan Ana. Ana mengumpulin keberanian untuk mengirim pesan yang lebih frontal pada Stevan. Pesan yang ia rangkai sedemikian bagus untuk mengatakan bahwa keluarnya Stevan cukup membuat Ana kehilangan. Entahlah, apa Stevan dapat mencerna pesan itu atau Stevan sama sekali tak memahami sepenuhnya pesan yang Ana kirim padanya.

Rasanya lega, ketika aku menuangkan sedikit apa yang ada dikepalaku dalam bentuk teks untuk Stevan. Sebagian kecil pesan yang aku kirim pada Stevan "Stevan apa kamu akan keluar juga dari grup kecil #C2S? Kalau iya, apa kamu akan keluar di hari yang bersamaan atau di waktu yang berbeda. "

"Biar aku tahu, kalau Stevan keluar hari ini. Akukan nggak harus nanya lagi kayak wartawan"

Nah... Itu pesan terakhir yang Ana kirim pada Stevan untuk menanggapin balasan dari pesan Stevan. Dan pesan itu nggak dibalas oleh Stevan. Pesan itu hanya bercentang biru.

Meskipun pesan itu bercentang biru. Ana tak berharap banyak Stevan akan membalasnya. Seakan Ana tahu bahwa pesannya takkan dibalas. Sudah... Iya sudah. Ana akhiri untuk mengirim pesan pada Stevan.

Setelah itu, perasaan Ana pulih. Seakan rasa sedihnya tadi hilang dan air matanya pun sudah berhenti. Berbagi pada Aurel membuat dia tenang dan mood Ana kembali baik.

Huhahahaha.... Ana tahu, Aurel tuh sahabatnya yang telingannya rela panas untuk mendengarkan ceritaku dan mendengarkan tangisan maupun ketawa ku. Sebab Aurel dan Ana tak sungkan untuk saling bercerita tentang seka dukannya, senang sedihnya atau masalah apapun yang sedang menimpa mereka. Siapa yang mengira gadis Kalimantan itu dengan gadis Sumatera ini bisa akrab.

Secara mereka memiliki kepribadian yang berbalik. Perbedaan kepribadian dan karakter itulah yang salaing menerima membuat mereka saling mengerti. Aurel tahu semua tentang Stevan A-Z. Walaupun Aurel bertempat tinggal di Kalimantan dan Ana saat ini berada di Jawa. Begitu juga dengan aku, aku tahu sosok pria yang mampu membuat Aurel menangis baik itu karena rindu atau sebuah kepastian.

Sungguh.... Crazy... Dasar aku dan Aurel mengasihi pria itu dengan keikhlasan. Tepatnya aku memiliki ketertarikan pada Stevan diam-diam. Berbeda dengan Aurel. Aurel mah sudah mengungkapkan perasaannya pada pria tersebut. Begitu juga pria yang aku kenal iya juga sudah mengutarakan bahwa ia memiliki perasaan yang sama terhadap Aurel.

Pasti kalau begitu kamu sudah tahu dong keputusannya apa. Aurel dengan pria yang bernama Dipo tersebut sudah bahagia.

Ah... Kok aku malah menuliskan cerita bahagia Aurel dan Dipo. Tak apa-apa deh, mereka juga orang yang berharga buat Ana. Mereka bahagia, Ana akan selalu ikut bahagia.

Keluarnya Stevan memang membuat rasa takut ku muncul. Aku takut tak bisa berkomunikasi dengan Stevan lagi, Aku takut tak memiliki alasan basa-basi untuk mengajak Stevan sharing dan mengerjakan challenge. Pokoknya takut dah. Meskipun Ana memiliki kontaknya.

Ana... Ana... Kenapa kamu harus takut coba?  Kan kamu bisa mantau Stevan. Walaupun hanya dari story whatsappnya. Pergunakaan saja story whatsapp itu menjadi alasan kamu berkomunikasi dengan Stevan dengan cara memberi komentar pada storynya.
Mudah bukan Ana?  Mudah... Iya cukup mudah untuk kamu kamu akan menyarankan hal itu pada ku. Tetapi, susah buat aku melajukan hal tersebut.

Embohlah, apa itu cara yang baik atau tidak untuk aku berkomunikasi padanya untuk sekedar tahu kabarnya Stevan apa dia baik-baik saja atau nggak.

Stevan... Stevan... Sikap cuek, jutek dan dingin kamu itu buat aku bingung melakukan apa-apa. Aku takut tahu salah dengan apa yang aku perbuat. Aku takut apa yang aku lakukan justru membuat mu ilfeel samaku.

Hush.... Ana nggak boleh negatif thingking. Ana harus positif thingking biar aura positif yang selalu masuk.

😊😊😊
Dibalik semua itu hati kecil Ana berharap Stevan kembali bergabung di grup regional dan grup yang satu lagi.

Pemuja Dalam Diam (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang