Penasaran

78 7 0
                                    

Heran...
Entah kenapa hati ku rasanya pengen banget pergi ke panti ketemu para lansia yang tinggal disana.
Kemarin aku batal pergi karena hujannya lebat. Jadi, hari ini dari aku bangun pagi aku sudah niatin harus jadi pergi. Apapun ceritannya aku tetap pergi. Itulah ke kekehan ku.

Sepulang dari luar, aku sempat rebahan di atas kasur ku. Untuk menghilangkan rasa lelah yang ku rasakan. Aku ambil ponselku untuk melihat jam berapa sekarang. Setelah ku tekan tombol powernya, ternyata sudah pukul satu kurang dan aku langsung mematikan kembali ponselku.

Aku letakkan kepala ku di atas boneka. Tak berapa lama. Aku terlelap hingga beberapa jam. Saat itu, hujan turun dan aku cepat-cepat bergegas dari tempat tidur ku untuk mengambil pakaian-pakaian ku yang baru tadi pagi aku cuci. Dengan harapan agar tidak basah lagi.
Ternyata... Hujan begitu deras. Meskipun datangnya baru saja. Akhirnya selama mengambil pakaian dari jemuran. Tubuhku basah kuyup. Setelah itu aku tak melanjutkan tidur lagi. Lagi.. Lagi aku nyalain ponselku untuk melihat jam.

Kurang pukul tiga sore. Hujan masih turun. Tetapi nggak sederas di awalnya. Akhirnya, aku langsung bergegas ke kamar mandi buat mandi dan segera siap-siap untuk pergi ke panti.

Aku pun selesai mandi dan lanjut berhias di meja riasku. Sekarang aku tepat berada di cermin roas yang ada di meja riasku. Wajahku tak polesin pelembab dan bedak tabur. Serta ku poles bibir ku dengan lipstik berwarna nude.

Sembari merapikan meja tempat alat-alat ku berdandan. Aku pesan pendekar hijau yang selalu setia mengantar jemput aku setiap kali pergi pelayanan ke panti. Sambil menunggu si driver datang, aku sisir rambut ku dengan sigap. Serta aku semprotkan parfum kesayanganku di pergelangan tangan kiri kanan Ana.

"Tung Teng.... " anggap aja itu nada dering dari si pendekar hijau yang menandakan dia sudah tiba di titik penjemputan pelanggan setia pendekar hijau.

Saat itu, kedaan kost Ana sepi tanpa penghuni. Jadi, saat aku berangkat ke panti. Ana tak berteriak seperti biasa kepada teman-temannya seperti yang biasa ia lakukan. Dia melangkahkan kakinya menuju ke gerbang kostnya dan dia melihat si driver hijau sudah menuju.
Lagi... Lagi... Aku ingatkan kembali pada si driver akan tujuanku yang akan pergi ke panti lansia yang berada di dekat gardena store.

Selama dua puluh menit kurang aku di perjalanan ke sana. Aku hanya diam dibelakang si pendekar. Dengan sesekali aku keluarkan hpku dari dalam tas untuk sekedar memeriksa apakah ada pesan masuk dari seseorang yang diharapkan.

Ehm... Tak ada. Pesan yang diharapkan dari dia nggak ada. Pesan masuk yang ada justru dari sahabat-sahabat, sanak saudara, adik-adik dan grup Ana.
Karena Ana hendak pelayanan. Ana tak membalas pesan masuk tersebut. Dia hanya melihatin pesan siapa aja yang ada disitu.

Selama dua jam lebih Ana bermain di panti lansia bersama Oma-oma. Ketika aku di panti. Aku di sambut dan dibukain pintu oleh Mbah Jazz. Mbah Jazz langsung memelukku dan aku menyium pipi kanan dan kiri Mbah Jazz. Sebelum pintu di tutup dan aku masuk ke dalam aku menanyakan kabar Mbah Jazz...

Mbah Jazz (Panggilan orang-orang di panti dan yang lain)

Oma Jazz (Panggilan ku buat Mbah Jazz)

Ana : Oma... Apa kabar?Oma baik-baik ajakan?

Oma Jazz : Iya.. Oma baik-baik aja (sambil merangkul aku)

Ana : Syukurlah Oma baik. Senang Ana dengarnya... (Sambil meluk Oma)  dan sekalian pamit buat ketemuan sama Oma Biro duu di dalam kamar. Sebelum aku bertemu dengan Oma-oma yang lain.

"Hallo Oma.... " Sapa Ana sambil melontarkan senyum manis buat Oma yang sudah semingguan tak aku kunjungin. Ana langsung salim Oma dan aku cium pipi kanan kiri Oma. Rasanya rinduku yang dari kemarin pengen ke panti bertemu oma-oma terbayarkan. Sungguh... Tuhan baik banget. Aku bisa tiba di panti tanpa basah kuyup pada saat itu.

Pemuja Dalam Diam (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang