I am Ready

54 3 0
                                    

Sudah saatnya hatiku siap menerima keleburan
Mungkin akan sedikit terluka
Namun tak mengapa
Aku tahu ia akan di balut oleh Sang Pemilik Hati Sesungguhnya

"Iya, aku percaya Tuhan akan menyeka air mata itu bila terjatuh"

Tuhan....Hari ini,saat ini aku siap melakukannya
Sungguh....

Aku butuh banyak waktu untuk mengartikan perasaan yang bergejolak di dalam hatiku selama ini.

Hingga tanpa sadar aku sering melakukan manipulasi pada apa yang sedang ada dalam perasaanku.

"Baiklah, mungkin ini bukan cinta. Ini hanya rasa suka, rasa penasaran, rasa nyaman atau sebuah ketertarikan yang membuat pikiran ku tak lepas akan dirinya"

Manipulasi tersebut tak berlaku.

Tetap saja , apapun bentuk penipuan yang aku buat dalam diriku. Hati ini nggak bisa berbohong akan apa yang ia rasakan. Berulang kali mencoba menyangkal diri dengan menjauh darinya, berhenti untuk  stalking media sosialnya, berusaha menghempas bayangannya dari pikiran dan khayalanku, perasaan itu semakin sulit diabaikan.

Disaat aku berbagi akan apa yang terjadi pada adek aku Elp dan sahabat ku Dwi yang menjadi pendengar baik ku.

Saat itu Dwi menyarankan padaku "Sampaikan saja apa yang kamu rasakan pada pria yang kamu puja itu. Apa kamu mau seperti ini terus?  Biar lega juga toh. Soal konsekuensi urusan belakang"

"Apapun yang terjadi nanti aku akan ada disisi kakak, menemanin kakak " sambung adik aku Elp.

Aku ingin semuanya tetap berjalan seperti ini

Aku mengeluarkan pernyataan itu dari mulutku pada Dwi dan Elp, serta memberikan penjelasan mengapa aku ingin tetap berada dalam diam. Karena aku pernah membaca sebuah kutipan yang mengatakan orang yang mahir menyembunyikan perasaannya adalah orang yang paling perhatian. Entah benar atau nggak. Aku nggak tahu. Yang aku tahu, aku hanya ingin berada di posisiku yang sekarang. Di balik sikapku yang tenang, pura-pura seakan tak ada rasa grogi selama ini di depannya, tentu ada rasa yang bergejolak . Rasa dimana aku ingin berada disisinya sedekat-dekatnya, menjadi salah satu orang terpenting di dalam hidupnya, menjadi wanita yang setiap hari dia sapa. Tapi, disinilah aku tahu bahwa aku berdiri di jarak yang aku jaga, karena aku tahu ada sesuatu yang tak dapat aku jelaskan yang disebut kendala dalam hal mengutarakan dan sebuah konsekuensi yang semakin nyata untuk aku ketahui.

Pengecut

Aku bukan pengecut, tetapi aku tahu resikonya terlalu besar

Dan aku juga tahu bahwa demi cinta, seseorang rela melakukan apa saja. Demi cinta, terkadang banyak orang diluar sana membuktikannya dengan orientasi seksual. Namun, disisi ini aku memilih untuk menjadi salah satu dari orang-orang yang memilih untuk diam dan menikmati semuanya dengan baik. Aku menikmati diriku yang memperhatikan dirinya diam-diam dan memberi perhatian kecil padanya. Meskipun dia tak menyadari atas perhatian yang aku berikan untuknya, yang mungkin berbeda dengan perhatian perempuan-perempuan lain berikan kepada seorang Stevan. Pria yang pasti punya banyak pengagum wanitanya dan banyak wanita yang menginginkannya. Perasaan ini lah yang seakan membuat mata dan jariku tak kenal lelah untuk melihat keberadaan Stevan di media sosial miliknya hingga larut malam. Tapi, disisi lain aku sadar. Bahwa aku tak boleh terlalu lama sebagai pemuja dalam diam pria yang bernama Stevan. Aku harus siapin hatiku untuk mengutarakannya di waktu aku siap dengan segala konsekuensinya.
Iya... Aku akan melakukannya, mengutarakan perasaan ini. Kalau aku sudah siap.

Begitu yakinnya aku pada diriku. Betapa yakinnya aku, diriku siap dengan segala konsekuensi.
Tak mengapa... Aku tidak sendirian. Karena ini bisa terjadi pada siapa saja.

Sehingga.... Tulisan ini aku dedikasikan juga kepada orang-orang yang memilih jalannya sendiri untuk menikmati dan mensyukuri apa yang diterima selama ini.
Untuk mereka yang diam-diam menyukai sahabatnya dan nggak ingin merusak persahabatannya dan untuk mereka yang diam-diam menyukai/mengagumi seseorang namun tak mampu mengutarakan karena suatu alasan. Tetap semangat.... Kita orang-orang hebat yang tahu akan semua konsekuensi yang terjadi.

Untuk mereka yang diam-diam menyukai dan ingin mengutarakan "Utarakanlah, ketika hatimu sudah benar-benar siap. Dan rasa lega akan segera kamu rasakan. Dan konsekuensi akan menambah kedewasaan"





Pemuja Dalam Diam (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang