Silent 2

603 23 4
                                    

Diam, pura-pura untuk tidak tahu bahwa Fitri teman Ana sendiri memiliki rasa pada Stevan. Stevan pria yang berhasil menghancurkan tembok cina yang Ana bangun selama ini.

Ana bisa saja menutupin perasaan itu dengan raut wajah yang tetap tersenyum ramah pada Fitri. Setiap kali Fitri bicara tentang pria itu penuh semangat. Apa daya? Ana tak mampu berkata apa-apa pada teman dekatnya tersebut.

Ana memberikan dukungan ketika Fitri akan melakukan ini dan itu kepada Stevan. Namun, jika hati Ana bertentangan dengan hal yang akan di lakukan Fitri. Ana tak segan-segan menolak agar dia tak melakukan begitu. Karena, itu akan membuat Stevan ilfil padanya. Namun, Ana bingung sendiri untuk memberikan jawaban pada Fitri. Saat Fitri melontarkan pertanyaan " Apa yang aku lakukan? Agar Stevan dekat dengan ku? Dia itu ganteng banget loh Kak Ana? "

Ehm.... Ana diam tak berkutik saran apa yang akan ia berikan pada Fitri. Sebab, meskipun ia membantu Fitri. Hati kecil Ana bergejolak sedih dan menjerit "Andai kamu tahu Fitri, bahwa aku memiliki rasa pada Stevan. Rasa yang aku miliki sebelum aku mengenal mu dan sebelum kamu menjadikan aku teman mu untuk berbagi dan curhat bagimu".

Bagaimana aku akan mengatakan pada Fitri kalau aku mengasihi Stevan? Meskipun aku belum pernah ketemu dengannya dan berkomunikasi dengan Stevan. Perasaan ini sungguh membuat ku bingung dan terbelenggu, bingung dengan segala keadaan.
Apa lagi saat ku tahu bahwa Fitri sudah lebih dulu memulai komunikasi dengan Stevan.

Dag dig dug... Gemetaran hingga keringat dingin. Seakan tubuh ku kaku. Harus berada di posisi seperti ini. Di satu sisi aku yakin bahwa Tuhan akan mempertemukan aku dengan Stevan dengan suatu kebetulan yang sangat nyata. Di sisi lain, aku harus mengetahui dan memahami bahwa teman dekat ku sendiri menyukai Stevan dan pergerakan komunikasinya dia lebih cepat dari pergerakan ku untuk lebih mengenal Stevan.

Kini, aku hanya bisa memilih untuk diam.
"Diam dengan rasa yang ku miliki, Diam-diam menyebut namanya di dalam doaku, diam untuk berserah bahwa waktu akan mengizinkan aku dan Stevan bertemu dan jika Tuhan mengkehendakinya, Diam-diam aku mengasihinya di setiap doa ku. Diam-diam juga aku akan memperhatikannya dari jauh, minta pada Tuhan supaya para malaikat melindungi dan menyertai setiap hari-hari yang ia miliki".

Aneh,,,, Namun itu lah kenyataan yang terjadi. Yang terjadi pada Ana, bagaimana Ana sangat menyakinin bahwa Stevan pria yang akan membantu Ana untuk menghancurkan tembok cina yang telah terbangun bertahun-tahun. Dimana, Ana menikmati cintanya pada sesama, keluarga bahkan sahabat-sahabatnya. Tanpa cinta dari sosok seorang lawan jenisnya. Sebab, ia tak mau menghabiskan waktunya untuk seseorang yang sia-sia. Apa lagi sampai jatuh pada orang yang salah.

Sungguh, Ana lebih memilih diam. Dan tak ingin menyakiti hati Fitri. Dia tak mau Fitri kecewa. Ana sangat menghargai perasaan Fitri pada pria yang bernama Stevan. Walaupun, di dadanya terasa perih mengetahui dan menyembunyikan itu semua. Ana menyimpannya sendiri dan tak menceritakan pada temannya yang lain. Ana mampu menutupinnya, dan merahasiakan semua itu dari teman-temannya.

Gadis malang yang sungguh memilih melihat temannya bahagia daripada kebahagiaannya sendiri. Kemalangan tersebut membuat dia semakin kuat dan bijak. Bahwa dia sungguh mengasihi prianya tuh di dalam doanya. Sebab, ia tak cukup memiliki keberanian untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi kepada Stevan. Maka, segala apa yang Ana rasakan semuanya ia sampaikan pada Tuhan melalui surat-surat kecil yang ia tuliskan di lembar demi kertas.

"Tuhan... Ana mengasihinya. Tuhan, apa yang harus Ana lakukan. Teman Ana, Fitri menyukai Stevan. Tuhan, kuatkan Ana dalam keadaan ini. Ana, tak mau menyakiti hati teman Ana. Ana, tidak mau kalau Fitri kecewa. Ketika Fitri tahu bahwa teman curhatnya selama ini sekaligus teman dekat yang ia percaya selama ini memiliki rasa pada Stevan tanpa menceritakan pada siapapun. Tuhan, Ana jahat. Ana tidak cukup jujur pada Fitri dan teman Ana yang lain. Tuhan, apa yang akan Ana lakukan Tuhan. Tuhan, Ana tak akan menyimpan rasa ni dengan baik. Ana bersyukur, Ana bahagia Tuhan. Meskipun aku mengasihinya dalam diam dan hanya melalui doa. Tuhan, Ana percaya bahwa akan ada waktunya dimana Ana akan menceritakannya pada teman-teman Ana bahkan sekalipun untuk harus bercerita pada Fitri teman dekat ku. "

Pemuja Dalam Diam (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang