Left

137 11 0
                                    

Pukul sepuluh lebih sepuluh menit pagi aku buka handphone ku setelah melakukan kegiatan. Entahlah angin apa yang mendorong jari ku ingin membuka grup tersebut. Yang aku tahu chat grup itu sudah menumpuk dari kemarin malam. Tiba-tiba aja pagi ini hati ku menggerakan aku untuk membaca isi chat grup.

Aku buka grup itu, aku baca dan aku pahami apa yang mereka bahas sepanjang malam kemarin. Di saat asik-asiknya aku membaca renungan dan sharing mereka. Mataku tiba-tiba terbelalak dan bola mataku melebar efek kaget dan terkejut. Seakan aku tak percaya dengan apa yang terlihat mataku. Aku baca sekali lagi dan perhatikan. Sungguhkah? Benaran?

"Stevan Keluar"

Aku melihat itu masih tak percaya. Akhirnya aku scroll itu grup sebelah yang di dalamnya ada Stevan juga. Dimana aku bisa melihat namanya tertera iya di dalam grup regional. Perasaan ku sudah tak menentu. Rasanya sedih, bingung dan tak tahu hendak berbuat apa. Tak lama aku klik grup regional dan disana aku justru menemukan kabar yang sama. Kabar yang membuat hatiku sedih dan tak berkutik.

"Stevan Keluar"

Kalut, sungguh saat itu perasaan ku kalut. Aku tak tahu mau bertanya pada siapa kenapa Stevan keluar grup dan tak meninggalkan pesan apapun saat itu. Mungkin ia meninggalkan pesan pada admin grup. Dan tak mungkin Stevan pamit keluar grup pada Ana. Emang Ana siapa?

Diam aku berada di saat diam dan diatas kasur ku. Aku lihatin itu grup. Lalu, ada satu lagi grup dimana aku bisa melihat namanya. Tangan ku mulai mengecek grup kecil kami. Aku masih menemukan namanya sebagai anggota didalam grup tersebut. Hatiku sedikit tenang dan lega. Tapi, entah apa yang terjadi pada hatiku. Aku tak dapat menjelaskannya pada saat ini. Yang aku bisa tuliskan disini. Air mataku seketika jatuh membasahi dasar pipi. Aku biarkan dia jatuh lalu aku berkata dalam hati "Kenapa Stevan Keluar? Sungguh, apakah ini sebuah tanda bahwa aku akan kehilangannya? " .

Aku tak tahu apa jawaban dari pertanyaan ku. Rasanya ingin aku menanyakan langsung pada Stevan. Tapi, di satu sisi aku takut Stevan nggak merespon pesanku.

Aku secrenshootin yang memberi tahukan bahwa "Stevan Keluar" dari kedua grup. Setelahnya, aku beranikan diriku untuk mengirimin Stevan pesan bersamaan dengan secrenshoot. Aku tanyakan "Stevan kenapa keluar grup? "

Pesanku terkirim dengan jaringan yang begitu mendukung. Lalu, tak berapa lama Stevan respon pesan dari Ana. Saling berbalas pesanpun terjadi. Hingga akhirnya Ana mengetahui alasan Stevan keluar. Sebenarnya saat kejadian itu Ana ingin menahan dan menawarkan kembali pada Stevan agar mau kembali bergabung di grup. Namun, Ana tak cukup berani mengetikkan apa yang ada di dalam benaknya menjadi sebuah teks yang akan iya kirimkan pada Stevan.

Ana tak habis pikir, bahwa keluarnya Stevan dari grup dapat membuat Ana meneteskan air mata. Lalu, Ana bingung untuk mencari kata dan huruf yang akan dirangkai untuk bertanya lebih lanjut. Kalian pasti tak percaya bahwa saat itu Ana masih menangis.

Ana ingin bercerita dan menemukan teman yang akan mendengarkan ceritanya. Tapi, ia tak tahu mau berbagi pada siapa.

"emmmmmmuuummmmhhhh...... " Ana menarik nafas panjang, berharap akan merasa sedikit tenang. Perasaan Ana sudah lebih tenang dari sebelumnya. Terus iya bertukar kabar pada temannya bernama Aurel yang kebetulan tidak sibuk oleh dinas.

Aurel tak merasa direpotkan oleh Ana. Aurel tak merasa terganggu saat Ana mengatakan "Aurel sibukkah?  Apa aku bisa cerita padamu? "

Aurel menjawab "Iya Ana, aku nggak sibuk kok. Mau cerita apa?"

"Aurel aku sedih pagi ini. Ketika aku ingin membuka pesan grup yang meledak. Justru aku melihat kabar yang buat aku sedih kalau Stevan keluar dari grup. Aurel kalau aku tahu begitu. Aku takkan membuka grup. Agar suasana hatiku tak begini kalut"

Ana... Sungguh Stevan keluar dari grup? Kenapa?  Apa kamu udah tahu alasannya?

Iya Aurel. Aku sudah tahu alasannya kenapa. Tapi, aku heran. Mengapa aku meneteskan air mata disaat aku tahu keluarnya Stevan dari grup? Anehkan Aurel,bisa-bisanya aku menangisi kekeluaraannya dari grup.

"Ana... Ana... Aku mengerti apa yang kamu rasakan Na. Iya pasti hatimu dan perasaanmu sedih saat mengetahui hal itu. Kamu sedih karena kamu seakan kehilangan orang yang kamu kasihi Ana.Kamu menangis karena kamu takut nggak ada jembatan untuk mu berkomunikasi pada Stevan. Dan kejadian ini membuat jarak antara Stevan dan kamu seakan susah. "

"Aurel.. Apa yang harus aku lakukan sekarang?  Aku tak mengerti tanda apa ini sebenarnya? Apakah ini cara Stevan menghindar dan menjauh dari aku? "

Aurel, aku semakin nggak memiliki bahan untuk berkomunikasi dengannya kalau begini.

"Ana..Sudah, jangan menangis. Setidaknya kamu masih memiliki kontaknya kan?  Dan kamu masih akan bertemu dan melihatnya di rumah ibadahkan?

Pemuja Dalam Diam (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang