Tujuh : Gerombolan Cowok

8.4K 453 14
                                    

Sesuai gosip, Fiska memang sedang mengincar Bang Reza. Aku yakin dia belum tahu fakta Bang Reza sudah mempunyai pacar karena dia sangat tertutup orangnya.

'Ganteng banget lho, serius lo semua gak mau?'

'Buat lo aja, Fis. Gue tanggung jadian sama si Adi.'

'Kalau gitu buat gue aja, ya. Males banget gue sama Om-om itu. Garing. Bukannya ngajak ngobrol, dia malah asik sendiri sama ponselnya.'

Itu percakapan Fiska yang kudengar tadi. Aku sama Fiska sejurusan sih, jadi, sudah pasti aku bisa tahu semua tingkah pongah dia di kampus. Fiska sedang ngobrol bergerombol bersama gengnya, sambil-tentu saja-ber-haha hihi sambil membicarakanku. Meskipun begitu, aku juga bergerombol jika di jelas. Bedanya aku bergerombol dengan laki-laki jadi Fiska gak berani cari gara-gara jika aku sedang di dalam kelas.

"Gila, gue makin kesel sama tuh cewek sialan. Gara-gara dia temen-temen cowok kelas kita jadi pro ke dia," kata Lina.

"Biarin aja, cewek gak tahu diri kayak dia nanti juga dapet karma," sahut Fiska. Meski pelan, aku bisa mendengarnya dengan jelas. Nah kalau sudah begini, temen-temen cowokku bagusnya bakal pro padaku.

"Lo lagi dibicarain tuh," kata Rendi.

"Haha jangan ada drama lagi, oke? Jurusan kita jadi famous nih. Malahan, pas lo gak sekolah, kelas kita diburu sama klub jurnalistik. Udah kayak artis saja kita-kita diwawancarai."

Aku terkekeh. "Bukan gue yang mulai," sahutku cuek. "Lagian, jangan sosoan kesel, lo lo pada seneng kan karena dapat hiburan gratis?" imbuhku kemudian. Mereka tergelak. Jelas mereka terhibur karena tingkah Fiska itu memang ajib bener. Dia adalah definisi sesungguhnya dari ayam kampus, tetapi dengan sentuhan over bad girl. Kayak di sinetron, tapi versi jahatnya.

"Ditambah kabarnya ada desas-desus bakal ada drama baru ya?" timpal Rendi.

"Iya bener. Fiska sedang merencanakan pendekatan sama Bang Reza. Dia kenalan lo kan, Ta?"

Aku mengangguk dua kali. "Iya, tapi gak akan berjalan mulus kayaknya."

"Kenapa?"

"Lo tahu kan semua cowok yang jadian sama Fiska itu bukan cowok baik-baik? Dalan artian menerima mereka untuk ajang gengsi. Fiska itu gue akui cantik, dan kebanyakan cowok cuma cari kecantikannya aja. Nah masalahnya, Bang Reza itu cowok super baik. Dia udah pacaran selama 4 tahunan, meski ganteng dia gak ngumbar pesona ke semua orang, bahkan sebisa mungkin dia menghindari semua perempuan bermasalah," jelasku panjang lebar.

Mereka manggut-manggut. "Terus kenapa Bang Reza bisa deket sama lo? Bukankah lo juga bermasalah?" tanya Gagan yang langsung membuatku jengkel.

"Ngarang! Gue emang sering terlibat masalah tapi bukan gue yang memulainya."

"Terus kenapa kalian bisa kenal?"

Akhirnya aku menceritakan pertemuanku dengan Bang Reza. Kayak drama recehan Indonesia yang sering Ibuku tonton, aku sama Bang Reza kenalannya gara-gara aku lari di koridor sambil membawa tumpukan berkas, nah di belokan saat aku mau belok ke kanan, kami berdua tubrukan. Kertas di pangkuanku jatuh berperai-perai di lantai. Bang Reza langsung membantuku membereskan kertas itu, bedanya, kita gak saling suka tapi kita langsung temenan. Penyebabnya? Dalam tumpukan kertas itu ada tiket nonton bioskop yang ternyata movienya sangat disukai Bang Reza. Sebenarnya gak langsung dekat. Beberapa bulan kemudian aku dan Bang Reza ketemu di bioskop, di sana keasikan curhat, eh temenan sampai sekarang.

"Bukan begitu, Tata," kata Rendi sembari menggelengkan kepala. "Tontonan yang gue maksud bukan itu, tapi, karena lo sama Bang Reza kelihatan pacaran, jelas si Fiska bakal langsung kesel. Lagian kalian kayak yang backstreet gitu. Kalau si Fiska tahu, jelas bukan kalian akan memulai perang lagi?"

Ah benar, itu masalahnya!

"Ngomong-ngomong," ujar Gagan sambil membereskan bukunya, "pulang ngampus kita mau nongkrong di kafe baru yang deket kampus kita. Lo mau ikut, Ta?"

Seketika pikiranku langsung menerabas jauh menuju sosok bernama Aksara Dewa. Pria adonis bertampang tampan yang mirip patung-patung dewa Yunani itu entah kenapa langsung membuatku badmood seharian ini.

Vote and comment-nya temen-temen.

Aksara DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang