DOKTER || Joshua Hong ✔

Enam

Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?

Enjoy~
   

"Lo gak ada niatan cari suami gitu?"

Sontak gue langsung ngerutin dahi. Kok malah gue yang ditanya? Padahal sedari tadi gue jadi pendengar setia mereka.

"Kok gue?"

"Lah, masalah? Gue kan nanyanya lo Kak."

Gue menghela nafas dan naruh sendok di mangkuk bakso gue. Nengok ke arah Yuju dengan bilang, "Jodoh urusan Allah."

"Iya tau, tapi kan bisa dicari. Siapa tau jodoh lo lewat karena gak lo cari." tentangnya lagi.

Gue cuma mengedikkan bahu tanda tak acuh. Ngapain pula gue pikirin jodoh. Kesehatan Mama jauh lebih penting sekarang.

"Tapi Ri, bener kali. Siapa tau karena ada jodoh hidup lo lebih berwarna. Sekarang kan hidup lo sepet banget."

"Sembarangan lo, Bang!" omel gue. Bang Jeonghan cuma nyengir.

Pandangan Yuju beralih ke Joshua. Yang sedari tadi juga diem tanpa protes omongan aneh mereka pada. "Kalo Bang Jo, gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kriteria jodoh. Ada gak Bang? Siapa tau Kak Suri minat."

"Heh!" gue toyor aja kepalanya. Dia kalau ngomong gak pernah disaring.

Dikira gue apaan.

"Gak pernah ada kriteria. Kalau gue lebih suka yang sederhana. Yang dengan liatnya gue bisa menghapus beban, yang dengan liat dia gue bisa bahagia tanpa alasan. Yang dengan milikin dia gue bisa lebih deket sama Allah karena selalu bersyukur. Dan tentunya yang bisa gue percaya untuk ngejar surga bareng gue."

Wow. Gak disangka dia se-agamis itu.

Dan seromantis itu.

"Sederhana tapi dalem ya artinya.." celetuk Eunha. Dia langsung mandang Joshua dengan pandangan kagum.

Otomatis gue sama Bang Jeonghan nengok ke Mingyu. Eh dia udah natap Eunha seakan bilang, "Dek, jangan tergoda sama Bang Josh, babang menunggumu disini.."

"Subhanallah banget Bang Josh." kata Seungkwan yang sama kagumnya.

"Kenapa pada lebay sih? Bukannya keinginan semua orang juga jodohnya sholeh dan sholehah? Milih suami atau istri kan gak mudah. Harus selektif dan sesuai kriteria masing-masing. Karena dengan ikatan pernikahan, kita harus membina rumah tangga bareng-bareng."

Dokyeom tiba-tiba nepuk meja dengan satu tangannya. "Bener! Itu yang gue lakuin ke Yuju, iya gak yang?" kata dia sambil naik-naikin alis ke Yuju.