Empat Belas

6.6K 877 149
                                    


Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?

Enjoy~






Kata kebanyakan orang, hari pernikahan itu hari yang paling ditunggu-tunggu. Dan mungkin itu juga terjadi sama gue.


Gue menunggu hari pernikahan gue. Walaupun gue bahkan belum bisa mastiin perasaan gue ke Joshua, atau sebaliknya.

Takut? Iya. Tapi dengan izin Allah, pasti ini yang terbaik. Terbukti dengan istikharah gue dan Joshua yang menunjukkan kebaikan. Entah itu istikharah lewat Al-Qur'an, atau mimpi.

Sekarang gue lagi duduk di kursi yang terpisah dengan Joshua. Akad nikah dilaksanakan di masjid deket gedung resepsinya. Gue duduk di tempat duduk yang disediain, dengan membelakangi Joshua yang bakal ijab qabul di serong kiri belakang gue.

Acara dimulai dengan pembacaan do'a mohon izin gue ke kedua orang tua. Tentunya dengan mic, jadi semua bisa denger.

Kedua dimulai acara ijab qabulnya, dan kalau gue nengok, pasti Joshua lagi pucet. Pengen sih liat muka nahan beraknya, cuma gue juga jadi mules karena gugup.



Rentetan kata ijab qabul yang lancar dan tegas keluar begitu aja dari mulut Joshua. Rasanya gue terharu. Air mata bahkan udah berlomba-lomba keluar dari kelopaknya.

Gue disambut Mama dan Sinbi yang bakal nganter gue ke meja ijab qabul. Sinbi keliatan kalem, gak ada dia ngajak ribut hari ini.

"Mama bangga sama kamu nak." bisik Mama.

"Makasih atas restunya, Ma."



Joshua menyambut gue dengan senyum. Entah senyum apa gue gak bisa jelasin. Intinya keliatan jelas raut kelegaan dari wajahnya. Bahkan kedua orang tuanya udah natap dia haru.


"Silahkan disambut istri tercintanya." ledek MC.


MC-nya Boo Seungkwan, jangan heran kalau lancang sampe rasanya mau gue colok bambu.

"Aduh.. Romantisnya kedua mempelai ini. Dan sekarang, acara penandatanganan buku nikah akan dilaksanakan.."

"Nah loh pulpennya gak nyata." kata Seungkwan pas pulpen yang dipake Joshua gak nyata. Astaga.. Bahkan gue mau nendang mukanya aja rasanya.

Joshua sempet terkekeh pelan. Gak ngerti apa yang lucu. "Sekarang, acara romantis nih bapak-bapak, ibu-ibu.. Acara pasang cincin!" gue bingung ini yang nikah siapa yang ngegas siapa.

Joshua ngambil satu cincin di kotak yang udah disediakan. Tangan kirinya ngegenggam tangan kiri gue, tangan kanannya bergerak untuk menyematkan cincin itu di jari manis gue.

"Bismillah.." bisiknya pelan. Perlahan benda perak yang didalamnya ada ukiran nama Joshua itu masuk di jari manis gue.

"MasyaAllah... BARU BEGITU AJA ROMANTIS COBA..!"

"Sekarang, gantian sang mempelai wanita yang menyematkan cincin ke jari manis mempelai pria."

Gue ngambil cincin yang juga berukiran nama gue di dalamnya. Gue raih tangan Joshua dan nyematin cincin itu dengan bismillah juga.

Lakukan semua karena Allah, dan semua pasti berujung ibadah.


Setelahnya ada acara gue ngium tangan Joshua dan dia nyium kening gue. Awalnya gue udah perjanjian kalo dia nyium gue, gue bakal nampol dia.

Tapi pas bibirnya nyentuh kening gue bahkan gak cuma sedetik, melainkan 10 detik, gue gak kepikiran nampol. Sorak sorai dan lampu blitz gak bikin gue sadar buat nampol dia. Dunia gue serasa melayang dibuatnya.

DOKTER || Joshua Hong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang