Mom...
Keadaan ini membuatku hampir gila. Apa yang dilakukan Om dan ponakan itu padaku dan putriku.
"Kalian." Mendengus kesal. Menghubungi Marco sambil menekan kepalaku. "Marc!"
"Iya Tanteku..."
"Pulang sekarang juga!"
"Aku mau jagain..."
"Nggak perlu!"
"Tante plis, izinkan aku! Aku janji cuma di mobil, nggak macam-macam. Nggak buat Baby curiga atau apapun."
"Apa yang kamu lakukan itu sudah membuat Baby curiga, Marc!"
"Tan, aku hanya ingin menjaganya selama Tante nggak ada. Percuma aku pulang tapi pikiranku di sini, lebih baik aku di sini--menjaganya...."
"Marc..."
"Tante mau larang, aku tetap di sini sampe pagi, sampe aku tau dia baik-baik aja. Selamat istirahat Tante."
"Marc, halo? Hhh... Astaga...!" Mengentak kaki lalu naik tempat tidur. "Benar-benar! Aku harus kasih tau Martin, biar dia tau kelakuan keponakannya." lama tak diangkat, aku mendengus lalu menatap layar ponsel. "Mungkin sudah tidur." Kuletakkan ponsel, tak lama kemudian bergetar. "Hai, sudah tidur ya?"
"Iya, hhh...ada apa? Masih kangen ya."
"Apa-an sih, aku mau kasih tau kamu kalo Marco sekarang di depan rumahku."
"Oh ya? Ini sudah malam, dia ngapain di sana?"
"Itulah ponakanmu. Dia mau jagain Baby sampe pagi katanya."
"What? Astaga... Marco...! Ya sudah sayang biarin aja, biar dia membuktikan sikap sebagai laki-laki yang harus melindungi."
"Iya... tapi, dia itu sudah buat anakku curiga, Mart!"
"Sayang..., kamu jangan terlalu banyak memendam pikiran, nanti stres, loh!"
"Kalian berdua, Om dan ponakan yang sudah buat aku stres berat!
Kalian sama saja!" Martin meringis."Hei..., dengerin aku kalau memang Baby curiga, ceritakan saja, beres. Masalah izin pacaran tetap di tanganmu. Aku yakin mereka nggak akan melanggar."
"Mart, biarkan seperti yang aku inginkan."
"Oke...oke, fine! Kamu pokoknya jangan khawatir soal Marco, dia harus bersikap seperti sebagai lelaki, menjaga seseorang yang dia sayangi. Biarkan dia. Kamu tidurlah, besok harus datang pagi, kan."
"Yah..., baiklah. Trims ya, sudah buat aku tenang."
"Iya, selamat tidur sayang."
"Malam." Telepon berakhir.
"Uufffhh...! Kenapa jadi rumit begini."Memeluk guling, memejam. Rasanya lelah sekali. Aku butuh liburan setelah ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom and Me Without Daddy
RomansBaby seorang anak tunggal yang hanya memiliki single Mom, ia dibesarkan tanpa ayah. Baby sama sekali tak tahu seperti apa sosok ayahnya. Sejak kecil ia mengenal om Martin, baginya gambaran seorang ayah adalah om Martin. Namun semua berubah ketika da...