Mom...
Setelah wudhu aku dan Martin menuju ruang solat yang melewati tempat Bi Sumi menyetrika. Saat itu dia mengangkat jempol padaku. Entah apa yang ada di pikirannya tapi aku bisa menangkap maksudnya.
Selesai solat, Martin berdo'a. Aku pun berdo'a. Hanya satu yang terselip dalam do'aku. Jika ini petunjuk-Mu maka teruskanlah jalan kami bahagia selalu dalam lindungan dan petunjuk dari-Mu. Kemudian Martin menjulur kan tangan dan langsung kusambut, menciumnya penuh rasa haru, ingin sekali kutumpahkan air mata bahagia ini tapi malu.
Seluruh rasa syukur yang belum pernah muncul di hati ini--rasa syukur pada Allah Yang Maha Pengasih. Mengirimkanku seorang kekasih sebagai pengobat sakitku yang dulu. Menukar segala kesulitan dengan banyak kemudahan. Satu hal terpenting yang aku lewatkan saat menilai David dan memilihnya dulu. Aku tak pernah melihatnya beribadah meski dia sudah menjadi mualaf sebelum kami menikah. Sangat jauh berbeda dengan Martin. Dia telah menyadarkanku untuk satu penilaian penting itu. Dia imam-ku. Tuhan terima kasih... atas segala yang Engkau berikan. Dan memberiku keikhlasan dan kesabaran dalam menjalani segala cobaan-Mu. Selama ini aku selalu meminta, jika dia adalah ayah yang baik untuk anakku maka datangkanlah kembali dia sebagai jodohku. Namun jika tidak aku ikhlas menjaga dan mendidik sendiri anakku. Sungguh Kau Maha Pengasih, memberiku seseorang yang begitu sempurna....
Kau begitu sempurna di mataku sebagai seorang wanita....
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom and Me Without Daddy
عاطفيةBaby seorang anak tunggal yang hanya memiliki single Mom, ia dibesarkan tanpa ayah. Baby sama sekali tak tahu seperti apa sosok ayahnya. Sejak kecil ia mengenal om Martin, baginya gambaran seorang ayah adalah om Martin. Namun semua berubah ketika da...