Prolog

356 11 4
                                    

Gubrak

"aww, gila pantat gue" teriakan Zeina menyambut rintihan di pagi hari ini. Bokongnya mendarat sangat tidak mulus mencium dinginnya lantai.

10 detik yang lalu, baru saja seorang Zeina terjatuh dengan pose tidak bagus akibat kecerobohannya. Sepatu yang dikenakan tidak terpasang dengan benar, dan tidak di tali. Sehingga Zeina terjatuh karena tali sepatunya.

Pagi yang sial buat Zeina. Dia baru terbangun pukul 06.15, sedangkan jam masuk sekolahnya 06.30. Tanpa basa basi Zeina melakukan mandi kucingnya. Biasanya Zeina akan menghabiskan setengah jam di dalam kamar mandi, namun kini hanya 5 menit Zeina sudah keluar dengan seragam yang masih berantakan.

Semalam dia baru tertidur pukul 2 malam. Karna dia lebih mementingkan menonton Oppa kesayangannya.

Dan sekarang? Saat Zeina sampai di ruang makan untuk berpamintan. Dia justru terjatuh akibat tali sepatu yang terpasang tidak sempurna.

"Ya Allah Zeinaa. Kamu kenapa nak?" Lalisa Menghampiri anaknya dengan tatapan khawatir.

"Zeina jatoh Mah, gara-gara tali sepatu,"

"ya ampun kamu sih gak hati-hati. Yaudah ayo kita sarapan dulu, abis itu langsung berangkat." ajak Lalisa

"Aduh Mah, kayanya Zei sarapan di sekolah aja deh. Udah telat banget soalnya shhh," jawab Zeina diiringi dengan ringisannya. Masih terasa nyut-nyutan bekas Zeina jatuh tadi.

"Gak. Pokoknya kamu sarapan dulu!"

"Mah, Zeina seriusan sarapan nanti di sekolah. Zei udah telat banget ini."

"yaudah kalo gitu mama siapin bekal dulu buat kamu. Nanti di mobil kamu makan sarapannya, kalo sarapan di sekolah kamu gak akan sempat." Lalisa beranjak untuk menyiapkan bekal yang akan di bawa oleh Zeina.

Saat Zeina menunggu bekal yang disiapkan mamanya . Zeina mengedarkan pandangannya ke segala arah. Sampai matanya menangkap sosok lain yang duduk di meja makan bersama ayahnya. Orang yang tidak asing bagi Zeina. Orang yang sangat Zeina rindukan. Orang itu memandang Zeina dengan senyum geli diwajahnya. Dari sorot matanya terlihat, betapa rindunya dia dengan sosok gadis yang sudah membuat keributan kecil di pagi hari.

Zeina masih membelalakan matanya tidak percaya. Ada perasaan senang saat dia ada di sini. Dan ada perasaan ragu dalam benak Zeina kalo ini adalah mimpi? Atau bukan?

Di sana. Di sebrang Zeina duduklah cowok manis sedang menatap Zeina geli. Sungguh dia merindukan gadis yang pagi ini sudah membuat kegaduhan itu.

"woi Nana. Gak kangen lo? Hehehe," Sapanya sambil menunjukkan cengiran khasnya ke Zeina.

Suara yang baru saja menyapa Zeina. Menyadarkan Zeina kalo ini bukanlah mimpi.

"Japrannnnnnn..." teriak Zeina setelah sadar bahwa cowok itu nyata.

Hemano Zafran Attarik. Ya, dia cowok yang selama ini ada di belakang Zeina, superhero Zeina setelah Papa dan Niel, penyemangat Zeina, tempat ternyaman Zeina untuk berkeluh kesah, tempat mencurahkan isi hatinya, sahabat segala-galanya untuk Zeina.

Zeina berlari langsung memeluk cowok itu dari belakang.
"ya Allah Japran lo kapan dateng? Kok gak ngabarin? Ya Allah si Japrannya gue balik lagi akhirnya. Kangen Japran" Zeina memeluk erat Jafran dari belakang, bahkan saking senengnya dia tidak sadar setetes air mata jatuh dari bola mata indahnya.

"ya ampun Nana bocil. Udah ngapa meluknya, sesek napas nih gue. Tau kok tau, gue emang ngangenin. Tapi gue gak kangen lo hapana oh Nana. Maap maap aja nih ya hahaha," sahut Jafran diselipin nada pedenya.

"wahh jahat ya lo. Makin songong emang. Udahlah sono lo jauh-jauh dari gue." Zeina mendorong pundak Jafran. Dia kesal moment haru ini harus hilang karna ucapan Zafran yang mengesalkan itu.

"iyaiya. Bercanda gue. Gue juga kangen sama lo." Zafran berbalik dan bangkit dari duduknya hendak memeluk Zeina.

"sini peluk. Lo segitunya yak kangen sama gue sampe nangis gini." Zafran menarik Zeina untuk masuk ke dalam pelukannya.

"bacot lo." jawab Zeina kesal. Tak urung dia membalas pelukan Zafran.

Mereka sama-sama terdiam. Menikmati pelukan yang merindukan. Saling menyalurkan rasa rindu yang tidak bisa diungkapkan. Tersenyum dalam pelukan rindu. Pelukan itu sudah menjadi bukti rindu yang mereka pendam, tanpa bantuan mulut untuk mengungkapkannya.

.....

Bismillah

Haiii guyssss.

Ini cerita pertama aku. Semoga kalian suka yaaaa.

Aku bikin cerita ini murni dari pemikiran aku. Jadi mohon ya hargain. Heheheh

Bila ada kesamaan nama tokoh, mohon di maafkan. Soalnya aku pakai nama itu sesuai sama yang ada di pikiran aku.

Oiya jangan lupa vote and comment yaaa!!!

Terima kasihhh💕

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang