[19] Pameran

10 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

“Zei! Mama sudah siap nih, ayo cepetan,” teriak Lalisa dari ruang keluarga .

Hari ini hari sabtu, sudah menjadi kebiasaan rutin Zeina untuk pergi ke rumah sakit. Tapi kali ini, Damar tidak bisa ikut ke rumah sakit lantaran dia sedang ada urusan di kantornya dan harus terbang ke Sumatera.

Lalisa kembali melihat arloji di pergelangan tangannya, matanya dia arahkan kembali ke arah tangga.

“Zei! Kamu lagi ngapain si? Kok lama banget, nanti kita ke siangan loh,” teriak Lalisa lagi.

“iya Ma, ini udah siap,” jawab Zeina disusul suara derap langkah kakinya menuruni tangga.

Zeina menghampiri Mamanya dengan ragu. Lalisa yang menyadari Zeina sudah siap, menatap anaknya. Lalisa menyipitkan matanya dan dahinya mengkerut tanda bingung.

“kamu kok tumben rapi banget gini mau ke rumah sakit, biasanya ogah-ogahan. Wangi banget lagi, kamu kaya mau kencan aja?”

Zeina hanya tersenyum malu mendengar pertanyaan mamanya itu yang tepat sasaran.

“itu dia Mah. Zeina mau bilang, kalo Mama kali ini gak usah ikut ke rumah sakit ya? Soalnya abis dari rumah sakit Zeina ada urusan penting sama Zafran.” Maafin Zeina Ma udah bohong sama Mama – sambung Zeina dalam hati.

Lalisa mengangguk paham. “yaudah Mama bisa tetep ikut, nanti Mama bisa pulang sendiri.”

Mata Zeina terbelalak mendengar perkataan mamanya.

“Ma, kali ini doang. Mama gak usah ikut dulu ya.” Rayu Zeina memelas.

“emang ada urusan apa sih? Mama sampe gak boleh tau kaya gini,”

“Mama gak bakal ngerti, ini urusan anak muda.”

“oh jadi Mama udah tua ya. Kamu ini, Mama ginii-gini juga pernah muda ya,” ucap Lalisa galak. Zeina hanya tertawa kecil melihat Mamanya yang menjadi galak jika disinggung usia.

Lalisa menghela nafasnya dan berkata.

“yaudah Mama gak ikut. Tapi inget, sebelum maghrib kamu harus udah sampe rumah ya.” Ucap Lalisa

“siap Ma! Makasih ya Ma. Assalamualaikum.” jawab Zeina cepat. Sebelum pergi tidak lupa Zeina menyalimi Lalisa dan mengecup pipi Lalisa.

Zeina berjalan dengan tersenyum lebar meskipun hatinya merasa bersalah telah berbohong pada mamanya. Tapi, tidak apa-apa kan, kalau dia tidak ke rumah sakit sekali saja.

Zeina berdiri di teras rumahnya, tangannya merogoh hp dan mengetikan sesuatu di sana

Zeina Asyidai A : Jap! Lo hari ini gak usah ikut ke rumah sakit ya, soalnya gue sama Mama ada urusan sebelum ke rumah sakit.

Zeina menunggu balasan dari Zafran sambil berjalan pelan-pelan keluar gerbang.

Hemano Zafran A : tetep ikut dong, nanti gue bisa tunggu di rumah sakitnya.

Zeina Asyidai A : pokoknya lo gak usah ikut! Gue ada urusan penting sama Mama.

Hemano Zafran A : ngapa si lo kekeh banget gue gak boleh ikut, gak kaya biasanya.

Baru Zeina akan membalas kembali pesannya, dia kembali mendapat pesan masuk dari Zafran.

Hemano Zafran A : Wah gue tau nih, lo gak ke rumah sakit, tapi lo mau jalankan sama Aldo?

Zeina terkejut membaca pesan Zafran yang tepat. Dia kadang takut mempunyai sahabat seperti Zafran. Bukan kali ini saja, Zafran pernah menduga sesuatu dan dugaannya tersebut tepat sasaran. Kadang Zeina bertanya-tanya apa sahabatnya itu sebenarnya cenayang?

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang