[20] Pingsan

32 4 3
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

"Zeinaaaaa!" teriak Sisil yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Sisil ih kenceng banget si suaranya," protes Kiki dibalas dengan cengiran oleh Sisil.

"tau lo! Suara lo toa banget njir, emang lo pikir ini hutan?" timbrung Arjuna ikut memprotes. Entah kenapa, Sisil dan Arjuna selalu saja berdebat. Seperti ada tali permusuhan yang tak terlihat di antara mereka. Bahkan dari awal mereka masuk.

"ye ikut-ikutan aja lo sempak kuda." ucap Sisil sinis.

"anjirrr Sisil, tau ajaaa kalo muka dia emang mirip sempak kuda, hahahaha." seru Zafran tertawa puas.

"wah songong lo, muka ganteng kaya gini lo bilang sempak kuda? Wah ngajakin ribut nih." ucap Arjuna. Tangannya sibuk menaikkan lengan bajunya, bergaya seakan siap untuk berantem.

"ye emang gue takut apa sama lo? Walaupun gue cantiknya, imut, badai, tapi gue jago karate ya. Lawan model kaya lo? Hahaha kecil." tantang Sisil meremehkan.

"ah lo cewek si, gak ada di kamus gue berantem lawan cewek. Coba kalo lo bukan cewek, udah abis lo." alibi Arjuna.

"halahhh, bilang ajaaa lo takut."

"lo ya Sil songong banget jadi orang. Belom aja lo gue cium diem."

"Najissss."

Zeina mengelus-ngelus pundak Sisil menenangkan. "sabar Sil sabar." ucap Zeina sambil terkekeh melihat perdebatan Sisil dan Arjuna yang menurutnya lucu.

"kesel banget gue sama tuh orang," gerutu Sisil.

"udah yuk Sil mending ganti baju." ajak Kiki dan Nabilla.

"duluan aja," ucap Sisil.

"Zei?"

"duluan aja Ki," Kiki dan Nabilla mengangguk, dan berlalu.

"oh iyaaa tadi kan gue mau ngomong ya sama lo."

"gajelas emang lo,"

"lagian tuh gara-gara sempak kuda gue kan ja—"

"Sil.."

"iya iya, tapi tunggu dulu, kok muka lo rada pucet gitu si Zei? Kemaren juga pucet, lo gak kenapa-kenapa kan?" tanya Sisil menelisik wajah Zeina.

"apasi? Enggak gue gak kenapa-kenapaaa selaw ajaa, ini tuh karna gue gak pake bedak aja makanya keliatan pucet." jelas Zeina.

"serius?" Sisil menyipitkan matanya tidak yakin.

"serius gue. Udah tadi kenapa?"

"oh iya, tadi tuh gue cuman mau bilang, kalau kelas kita sama kelas kak Niel bakal olahragaaa barengggg. Asliii seneng banget guee." ucap Sisil menggebu.

"seriusan lo? Tau dari siapa lo?"

"dari kak Niel lah," jawab Sisil spontan.

"wah lo diem-diem aja kan sama kak Niel. Udah sampe mana hubungan lo sama dia hah? Waktu itu yang tau-tau kak Niel ngajak pulang bareng juga lo gak cerita. Parah lo emang." cecar Zeina.

Sisil menghela nafasnya, seakan dia tidak tahu harus menjawab apa.

"hehehe, kalo yang waktu pulang bareng itu juga dia gak ngomong apa-apa njir, cuman nganterin gue pulang aja, terus abis itu dia langsung balik. Seneng si gue, tapi kakak lo kenapaaa dingin banget si Zei? Sabar mulu gue sama kakak lo," jelas Sisil. Kepalanya ia taro di atas meja, seakan dia lelah dengan sikap Nathaniel.

"sabar ya Sil, gue juga bingung kenapa kakak gue kok kalo sama orang lain terutama cewek pasti bodo amat, cuek banget. Tapi sebenernya perhatian banget tau Sil."

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang