[23] Diva?

54 1 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

"Na, lo masih ajaa ngambek. Gue kan udah minta maaf." Zafran kembali membujuk Zeina, entah sudah berapa kali dia memohon seperti ini, tapi Zeina tetap bergeming, seolah ucapannya hanya angin lewat saja.

Saat ini Zeina dan teman-temannya sedang berkumpul di Ropan cafe langganan mereka. Semua berjalan tenang sebelum kedatangan Zafran si makhluk astral.

"Lo ngapain si dateng-dateng ngerecokin kita?" protes Sisil kesal. Zafran mengabaikan Sisil dan terus mengucapkan permintaan maaf kepada Zeina.

Jujur, sebenarnya Zeina juga tidak marah, dia hanya kesal dengan perlakuan Zafran kepada pacarnya. Toh, Aldo juga tidak terlalu mengambil hati, dia sudah mengerti bagaimana sifat Zafran.

Zeina hanya senang melihat sahabatnya itu menampilkan muka bersalahnya, jadi dia sedikit mengerjainya.

"Berisik!" Seru Zeina menatap tajam seseorang yang terus menggoyang-goyangkan lengannya.

"Na, yaelah. Gak bisa nih gue diginian. Maafin kek, Na. Janji deh gak kaya gitu lagi." Mohon Zafran, mimik mukanya dia buat semenyedihkan mungkin.

Zafran itu paling gak tenang kalau Zeina marah dengannya. Pasalnya, ketika Zeina sudah marah, dia akan benar-benar marah dan akan mendiamkan Zafran sampai waktu yang tidak dapat diprediksi. Dan itu membuat Zafran terasa hampa.

"Zafran ihh, udah sono. Jangan gangguin kita ih, minta maafnya nanti aja si," usir Kiki yang jengah melihat Zafran yang terlalu berlebihan.

Zafran melirik ke bagian luar kafe mengode kakak-kakaknya yang sedang menertawakannya untuk sedikit membantu. Zafran hanya pasrah dan harus kembali membujuk Zeina. Ini semua gara-gara si Aldo sialan itu.

Zafran mengumpati Aldo terus menerus, dia tidak akan membiarkan hubungan Zeina dan Aldo berjalan lama.

"Zei, ayolah gue kan..."

"Loh, Zafran ya?" Suara perempuan mengintrupsi bujukan Zafran.

Zafran menoleh terkejut melihat seorang perempuan yang berdiri disampingnya sedang tersenyum lebar.

"Diva!" Teriak Zafran kelepesan, hingga beberapa pengunjung memusatkan perhatiannya ke Zafran.

"Astaga, Div, sini-sini."

Zafran yang masa bodo segera menarik tangan Diva menuju meja kosong. Perempuan yang dipanggil Lisa itu hanya menuruti dan menggeleng heran dengan sifat ajaib Zafran yang tidak pernah hilang. Terlihat jelas Zafran memandang Diva dengan mata berbinar. Siapapun yang melihat, pasti beranggapan kalau Zafran sedang bertemu cinta sejatinya. Bahkan dia sendiri melupakan kalau dia sedang membujuk Zeina.

Diva itu, teman yang Zafran kenal saat dia bersekolah di Jerman. Diva merupakan murid pertukaran pelajar di sekolahnya. Setahun Diva di Jerman, membuat mereka terbilang cukup akrab. Apalagi mereka sama-sama mempunyai background lingkungan yang sama.

Zafran asik bercerita dengan perempuan itu, terlihat sekali mereka memang sudah cukup lama mengenal. Zafran total abai pada sekelilingnya, benar-benar tipikalnya sekali.

Zeina melongo melihat ke tempat Zafran dan seseorang yang  dipanggil Diva itu. Dia masih menelisik wajah Diva, tapi tetap saja dia tidak mengenalnya.

Zeina menatap Zafran tajam. Bukan, Zeina bukannya cemburu, hanya saja kenapa Zafran tidak pernah bercerita kalau dia mengenal seorang perempuan cantik, dan bahkan mereka terlihat sangat dekat. Sudah dibilang kan, bahwa diantara mereka tidak ada yang ditutupi sama sekali, apalagi hanya soal Diva. Pasti ada apa-apanya.

"Ngapa lo? Cemburu?" Tanya Nabilla tersenyum meledek. Sisil dan Kiki memusatkan atensinya penuh ke Zeina.

"Hah? Apaan, ya enggak lah."

ZEIFRAN [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang